Selasa, 13 Oktober 2009

Antara Gender Dan Harga Diri

Malam Minggu, 10 Oktober 2008 kemaren. Gw dan Ronald clubbing di Amnesia, Ga seperti biasanya malam itu kami pergi cuma berdua aja, tanpa Daffa. Coz malam itu Daffa membatalkan pergi clubbing, padahal dia yang ngajak duluan hmmmmhhhh… maklum bf-nya ga bisa ikut karena dia harus kerja masuk pagi. Ditambah mereka lagi dibawah ‘pengaruh’ sate kambing yang baru mereka makan he he he…

Daffa ga tergoyahkan oleh bujukan, rayuan, permohonan, maupun ancaman kami qiqiqi… Yo wess, karena gw kasihan sama Ronald yang lagi ngebet dugem, akhirnya gw putusin buat pergi berdua saja. Untunglah Ronald berhasil membujuk Raka untung bergabung malam itu.

Alunan musik, lagu Hush Hush Hush milik Pussycat Dolls menghentak, terdengar saat kami memasuki ruangan, seakan menyambut kedatangan kami.
“Pokoknya kita harus fun!!! Ga boleh bete!!! Biarin Daffa ga ada juga!” Seru Ronald.
Gw hanya tersenyum dan mengangguk saja tanda setuju.
Hmmmhhhh… sudah hampir 2 bulan gw ga menginjakkan kaki di Amnesia, tapi magnetnya tetap saja terasa kuat.

Gw, Ronald, dan Raka menyeruak masuk menuju ke area depan, melalui kerumunan banyak orang yang sedang ‘have fun’. Di dalam kami juga bertemu dengan Calvin, yang menenteng botol air mineral.
“tumben minumnya air gituan?” tanya gw.
“Iya, aku lagi ga mau minum. Bukan takut mabuk, tapi lagi bokek he he he…” jawabnya.

Perjalanan malam panjang baru mulai… Ronald terlihat larut dalam alunan musik, dia asyik bergoyang dibawah pengaruh minuman yang diminumnya. Terlihat dia sangat menikmati malam itu.
Seperti biasanya, gw dugem selalu dalam kesadaran penuh he he he… mata gw asyik belanja memperhatikan orang-orang di sekitar gw he he he…

Tiba-tiba gw dikagetkan oleh suara ribut. Gw melihat ada orang lagi memukul bertubi-tubi sambil mendorong lawannya, sambil mengeluarkan sumpah serapah. Ya ampuuuunn… ternyata orang yang sedang tidak berdaya dipukul dan terjatuh itu adalah Ronald!!! Dia sedang menghadapi serangan bertubi-tubi seorang cewek ber-body segede bagong (qiqiqi…).

Gw sigap menarik Ronald ke belakang badan gw. Tapi cewek itu seakan belom puas terhadap Ronald, dia merangsak, menerobos, dan berusaha menyarangkan tinjunya. Dengan refleks gw melindungi Ronald dengan tangkisan tangan gw (ga sia-sia dulu gw pernah ikut ekskul beladiri he he he…). Setelah tangan cewek itu beradu dengan tangan gw, dia terlihat meringis kesakitan. Cewek itu melotot menatap tajam ke arah gw, gw ga kalah sengit memelototi cewek itu. Merasa mendapat lawan yang ga seimbang, cewek itu ngeloyor pergi.
“Kamu ngapain sih? kok sampe cewek itu kalap?” tanya gw sama Ronald.
“Aku ga tau, aku lagi joget eh… tiba-tiba di mukulin aku. Dasar pecun!!!” Jawab Ronald, dengan wajah yang masih pucat pasi.

Gw hanya menduga-duga dalam hati, mungkin cewek itu merasa Ronald telah menyentuh bagian sensitif tubuhnya. Jadi dia merasa telah dilecehkan. Padahal, mana mungkin? Jangankan cuma cewek berwajah dibawah rata-rata dengan body segede bagong kaya gitu, Cewek secantik Luna Maya pun ga akan bikin Ronald horny he he he…
“Bete ah!!! Masa baru mulai kita harus pulang?!” Ronald merajuk
“Kenapa harus pulang?” tanya gw.
“Aku takuuut… tar cewek itu datang lagi bawa temennya.” Sahutnya.
“Ngapain takut?, enjoy aja!” Kata gw, meyakinkan.
“Tapi aku takut, tar ada orang yang nusuk pake pisau dari belakang.” Ronald masih terlihat ragu.
“Tenang aja, aku yang akan jagain kamu.” Kata gw mantap.
“Bener ya... gpp…?”
Gw mengangguk meyakinkan Ronald.

Malam itu, kami tetep bisa fun. Kejadian itu ga terlalu mempengaruhi kesenangan malam panjang kami. Gw menganggap kejadian itu ‘hanyalah riak kecil di tengah samudera’ he he he… (meminjam istilah Bung Karno neh…).

Sesekali gw masih melihat cewek itu berseliweran dihadapan gw. Tapi apa yang Ronald takutkan, ga terjadi.
Gw, ga bangga bisa mengalahkan seorang cewek. Yang patut digarisbawahi dalam kejadian ini adalah; ini bukan soal menang atau kalah, tapi ini masalah ‘HARGA DIRI’. Siapapun yang mengusik harga diri kita, dengan membuat kita merasa terhina di depan umum. Tanpa memandang dia itu cowok, cewek atau banci (he he he…) Hanya satu kata LAWAN!!!

Conclusions:
Musuh pantang dicari, Ada pantang mengelak.