Minggu, 29 Agustus 2010

Koleksi

Setiap membereskan barang-barang lama, pastilah kita menemukan ‘harta karun’ yang mengandung sejarah hidup. Gw termasuk orang yang suka menyimpan sesuatu yang berhubungan dengan kenangan pribadi gw. Foto, buku, surat, kaset, souvenir dan benda-benda usang lainnya seringkali mampu membangkitkan kenangan lama.

Filately
Kemarin malam gw iseng membuka-buka kembali album perangko koleksi gw. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar gw memang sudah menjadi seorang filatelis. Berbagai cara gw lakukan untuk melengkapi koleksi perangko gw: mulai dari korespondensi dengan sahabat pena, barter dengan teman, mengirim surat ke kedutaan besar, beli di kantor pos, atau membeli ke toko khusus yang menjual benda-benda filately.

Setelah sekian tahun melalui perjalanan panjang, terkumpulah ribuan helai perangko koleksi kebanggan gw. Mulai dari jenis perangko yang biasa milik sejuta umat sampai dengan jenis perangko langka, gw miliki.
Melalui hobby itu gw jadi banyak tahu tentang seluk beluk cara menyimpan dan merawat perangko koleksi. Dulu cara gw melepaskan perangko dari amplop sangat ceroboh yaitu dengan menarik paksa yang tentu saja sering berakibat perangkonya jd tipis terkelupas tertinggal di kertas amplop, menjadi tebal karena sebagian kertas amplop terbawa, atau malah sobek. Padahal syarat dari sebuah untuk layak dikoleksi adalah ‘no scratch, no bend’.

Bersama berjalannya waktu gw jadi tahu 2 cara efektif melepaskan perangko dari amplopnya: yaitu dengan cara mendekatkan perangko yang masih menempel di amplop ke semprotan uap panas dari ceret yang berisi air mendidih, setelah kena panas perangko akan mudah terlepas, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Atau cara ke-dua, yaitu merendam perangko yang masih menempel di amplop dengan air panas kurang dari 1 menit, kemudian keringkan dengan cara diangin-anginkan.

Perangko menarik perhatian gw karena gambar indahnya, warna-warni, dan nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. Jujur, awalnya gw lebih suka mengumpulkan perangko dari luar negeri daripada perangko dalam negeri. Coz perangko di negeri tercinta ini, selama puluhan tahun objek gambarnya hanya sang presiden memakai peci dengan senyuman khasnya he he he... Tapi setelah menjadi anggota organisasi filatelis gw jadi lebih rajin mengumpulkan perangko dalam negeri.

Gw memang tipikal orang yang kalo sudah suka sesuatu pasti gw akan serius menjalaninya. Selama bertahun-tahun, akhirnya ketelatenan gw membuahkan 5 album besar berisi ribuan perangko. Yang tentu saja hanya perangko-perangko pilihan yang designya gw sukai. Gw paling berkesan waktu mendapatkan album koleksi perangko memperingati 100 tahun Bung Karno, karena gw dapatkan secara gratis, sebagai hadiah undian di pameran perangko di salah satu mal di Bandung.
Album koleksi perangko gw

Selama ini, orang-orang mungkin hanya mengira bentuk perangko itu persegi panjang, padahal masih banyak bentuk-bentuk lainnya, seperti: bujur sangkar, segitiga, belah ketupat dan lingkaran. Ada yang berperforasi (pinggirannya bergerigi) ada juga yang polos.

Gw sangat menyukai perangko dengan objek gambar kupu-kupu, ikan hias dan burung (hayo jangan berasumsi burung yang laen lho… he he he…), karena itu gw lebih serius mengumpulkan perangko-perangko bergambar tersebut. Baik yang diterbitkan dari dalam negeri maupun manca negara. Tapi ada satu design gambar perangko yang secara diam-diam gw kumpulkan, mudah ditebak!! Yup, perangko bergambar lelaki telanjang he he he... Memburu perangko jenis ini memang sedikit lebih sulit, tapi bukan gw namanya kalo menyerah begitu saja. Perjuangan gw membuahkan hasil, puluhan helai perangko bergambar cowok bugil bisa gw kumpulkan wkwkwk... Tentu saja perangko-perangko bergambar lelaki tanpa busana itu bukanlah terbitan dari dalam negeri (kalo diterbitkan disini bisa-bisa Kantor Pos didemo FPI he he he…). Bermacam-macam karakter dan pose lelaki telanjang di perangko-perangko melengkapi koleksi gw. Mulai dari: gambar dewa-dewa mythology Yunani, patung David, lukisan, sampai dengan foto telanjang atlet (perangko edisi olympiade Sidney-Australia tahun 2000) dll.

Orang-orang luar sana menghargai prestasi orang tanpa menghubung-hubungkan dengan orientasi sexualnya. Lihat saja, Matthew Mitcham atlet gay yang karena prestasinya fotonya dijadikan gambar perangko.
Kalo ngomongin perangko, gw ga akan ada habisnya dech he he he...
Matthew Mitcham
 Selain perangko gw juga mengkoleksi benda-benda lainnya, seperti:

Uang Coin Dan Uang Kertas
koleksi jenis ini dinamakan numismatik, mengumpulkan uang-uang dari zaman baheula dan dari negara nun jauh disana dengan berbagai bentuk dan warna yang unik, buat gw punya keasyikan tersendiri. Seru aja masih bisa memegang uang yang dulu pernah kita pakai sehari-hari dan sekarang sudah tidak berlaku lagi.
Sebagian dari koleksi uang coin gw

Bentuk uang coin ternyata tidak hanya lingkaran pipih biasa. Banyak bentuk lainnya, seperti: yg sisinya bergelombang, bentuknya persegi, lingkaran berlubang, segi lima, dan lain-lain.
Begitu juga dengan uang kertas punya bentuk design, keunikan dan historis tersendiri.
Sebagian dari koleksi uang kertas gw

Kartu Telepon Magnetic
Masih ingat zamannya telepon umum kartu? yang setiap kali dipakai kartunya akan berlubang? Gw ngumpulin benda yang satu ini. Sayang sekali, kartu telepon magnetic ini sekarang sudah tidak ada, koleksi gw jadi ga nambah-nambah dech he he he...
Sebagian dari koleksi kartu telepon magnetic gw


Voucher Pulsa Fisik
Sejak awal gw punya handphone sekitar tahun 1999, secara iseng gw kumpulin satu demi satu kartu voucher fisik yang gw beli. Pada awal kemunculannya voucher pulsa fisik dibuat dari bahan plastik dengan bentuk dan design exclusive, tapi sekarang hanya dibuat dari kertas yang makin tipis dan bahkan dengan ukuran yang makin mengecil. Jujur, menurut gw hanya simpati yang serius mengeluarkan design-design gambar yang paling menarik. Bersama berjalannya waktu kehadiran voucher fisik pun sedikit demi sedikit mulai tergantikan oleh voucher elektrik yang kini makin mendominasi.
Sebagian dari koleksi kartu voucher pulsa fisik gw

Buku
Gw jg suka banget baca buku, sejak zaman bacaan karya-karya Enyd Blyton kaya: Lima Sekawan, Pasukan Mau Tahu, Mallory Towers, Sapta Siaga dll. Berlanjut ke buku-buku lainnya yang masih berbau detektif remaja seperti: Trio Detektif , Hardy Boys, Nancy Drews, Komik Tintin dan lain-lain (itulah buku-buku masa remaja Gw). Di masa SMA gw juga mulai suka novel karya-karya: Mira W, Marga T, Eddy D. Iskandar, Sydney Sheldon, John Grisham, Agatha Christie, Gola Gong, Hilman Hariwijaya (dengan serial Lupus-nya) dll. Bahkan novel-novel picisan semacam karya: Fredy S, Abdullah Harahap, Motinggo Busye dll, gw lahap habis. Tidak ketinggalan gw juga tak melewatkan buku-buku serial kung fu, karya Asmaraman Kho Ping Ho heu heu heu... Pokoknya buku apapun gw baca tuntas. Bahkan spanduk di jalan pun gw baca wkwkwkwk...

Lama-lama tanpa gw rencanain, buku-buku gw makin banyak dan gw jadiin koleksi. Jujur gw lebih menyukai novel walaupun gw tetap membaca buku-buku jenis lainnya. Kalo ditanya siapa pengarang favorit, gw suka bingung sendiri, coz banyak banget penulis yang gw suka: Dewi Lestari, Andrei Aksana, Andrea Hirata, J.K. Rowling, Dan Brown dll. Pokoknya kalo gw suka pengarangnya pasti seri bukunya lengkap gw miliki.
Sssstttt... gw juga koleksi buku-buku bertema gay (atau ada tokoh gaynya) lho he he he... Mau tau apa aja? Ini dia judul-judulnya:

Cermin Merah – N. Riantiarno
Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh – Dewi Lestari
Lelaki Terindah – Andrei Aksana
Tryst – Elmo
Rahasia Bulan – Kumpulan Cerpen dari banyak penulis, salah satunya Indra Herlambang.
Macho Man Ngomong Cong – Fa
Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek – Djenar Maesa Ayu
Hetero Phobia – Fa
Cinta Tak Berkelamin – Andy Stevanio
Percintaan Di Antara 4 Lelaki – Andy Stevanio
Coklat Stroberi – Christian Simamora
Biarkan Aku Memilih – Hartoyo & Titiana Adinda
Beauty For Sale – Fradhyt Fahrenheit
Beauty For Killing – Fradhyt Fahrenheit
Nel – Dalih Sembiring
Dan ada beberapa lagi yang lainnya... sampai lupa neh, huft!.
Sebagian dari koleksi buku-buku gw

Mobil-Mobilan 
Even koleksi mobil-mobilan gw belom terlalu banyak, tapi gw sangat suka. Cara mendapatkannya juga lumayan perlu perjuangan he he he... Gw sangat interest dengan mobil-mobilan model kuno, terutama replika dari merk volkswagon alias mobil VW.
Sebagian dari koleksi mobil-mobilan gw

DVD & VCD Film
Nonton film adalah salah satu hobby gw. Ga semua film diputar di bioskop. Yup, terutama film-film bertema gay. Makanya gw mengkoleksi sendiri dvd film gay, baik yang cerita lepas maupun film seri. Koleksi gw lumayan banyak. Mengumpulkannya emang butuh kesabaran, tapi bukan gw namanya kalo gw cepet menyerah. Cara memperolehnya? Beli dvd bajakan or download he he he... Pasti dech ada pertanyaan koleksi film bokep juga? Ssssstttts... gw punya banyak lho ha ha ha... tapi gw ga pernah beli, cuma modal nge-backup doanglah he he he... Plus puluhan Gigabyte video & pic gay barat, asia dan lokal dll. he he he...

Selain benda-benda diatas gw juga punya koleksi lain, parfum, gantungan kunci dll, even jumlahnya masih sedikit.

Bagi anda yang mau menghibahkan benda-benda koleksi yang sudah terabaikan, silahkan menghubungi gw wkwkwkwk... (ngarep dot com heu heu heu...).

Conclusions:

Satu pelajaran yang bisa dipetik dari hobby mengkoleksi barang adalah: ketekunan. Tanpa ketekunan, ga mungkin bisa mengumpulkan barang-barang yang kita suka, karena mengkoleksi benda-benda itu banyak menghabiskan waktu, pikiran, tenaga, dan biaya.

Jumat, 20 Agustus 2010

Ivan

Ivan adalah seorang anak yang istimewa, dia hadir membawa keceriaan di dalam keluarga kecil yang sedang mengalami carut marut kemiskinan. Dia terlahir dari rahim seorang ibu yang sedang kurang sehat badannya, hingga sepanjang hidupnya Ivan ga pernah merasakan nikmatnya air susu dari ibu yang melahirkannya. Ivan terpaksa lahir sebelum waktunya karena ibunya terjatuh sewaktu mengandungnya dan mengalami pendarahan. Tapi untunglah nyawa ibu dan anak ini tertolong.

Ivan tumbuh tidak seperti balita pada umumnya. Dia sering sakit-sakitan, mungkin karena tidak mendapatkan ASI dan asupan gizinya yang kurang memadai.
Namun demikian Ivan tetaplah anak yang manis, tiap orang yang melihatnya pasti jatuh hati, ingin menggendong dan mencium pipinya.

Ibunya sangat menyayangi Ivan, karena sebelumnya ia telah kehilangan 2 puteri kembarnya yang meninggal karena sakit. Waktu itu anaknya hanya tinggal si sulung Max dan Ivan.

Kedekatan sang bunda dengan Ivan begitu dalam, Ibunya sangat menyayangi dia walau dalam keterbatasan ekonomi. Perhatian ibunya sepenuhnya tercurah buat anak kesayangannya, Ivan. Hanya sesekali Ivan ditinggal dan diasuh oleh tantenya, itu pun kalo keadaan sangat memaksa.

Suatu hari ivan menangis sangat keras, tidak seperti biasanya dia rewel dan susah dihentikan tangisnya. Berbagai cara telah dilakukan oleh ibunya, namun tak jua membuatnya berhenti menangis. Setelah hampir satu jam Ivan rewel akhirnya dia tertidur pulas, mungkin karena kecapean. Tak lama kemudian dia terbangun lagi karena buang air besar. Diiringi tangis, namun kini tangisnya tidak sekeras sebelumnya. Ketika ibunya mencebok dan mempersihkan pantatnya di kamar mandi, Ivan terdiam dan tubuhnya melunglai. Ivan meregang nyawa dalam pelukan bunda tersayang. Di umurnya yang baru 1 tahun 7 bulan Ivan meninggalkan orang-orang yang sangat menyayanginya. Jerit histeris dan tangisan pilu membahana di rumah keluarga kecil itu.

Akhirnya Ivan pun dimakamkan, berderet dengan makam kakak perempuan kembarnya. Sebelum dimakamkan, nenek tiri Ivan melakukan ritual memberi satu tanda noktah hitam di jasad Ivan.

Sepeninggal Ivan, sang ibu menjadi pemurung. Dia dilanda kesedihan yang berkepanjangan. Berbulan-bulan sang ibu menangisi kepergian putera kesayangannya. Sang ibu seperti kehilangan sebagian nyawa hidupnya, semangat hidupnya seperti terenggut oleh kematian putera kecilnya itu.

Beberapa tahun kemudian dia melahirkan anak perempuan, disusul 4 tahun kemudian lahirlah seorang anak laki-laki, yang diberi nama Farrel, itulah gw. Menurut mama, papa dan keluarga lainnya wajah gw mirip banget dengan Ivan. Hanya satu yang membedakannya, di tubuh gw ada anda lahir yang letaknya sama persis dengan noktah hitam yang yang dibubuhkan di jasad Ivan sebelum dia dimakamkan. Rupanya inilah maksud dari ritual nenek tiri gw itu, dia seperti memanggil kembali Ivan, yang menjelma di tubuh gw. Entahlah percaya atau tidak, tapi ini benar-benar terjadi dan gw mengalaminya sendiri.

Kelahiran gw, berangsur-angsur menyembuhkan luka mama atas meninggalkan Ivan. Luka bathin mama seperti terobati mendapatkan bayi yang wajahnya mirip dengan putera kesayangannya. Tak heran dari dulu sampai sekarang, mama memberikan perhatian lebih kepada gw. Gw jadi anak kesayangannya. Mungkin karena gw dan Ivan memiliki banyak kesamaan. Mama dan papa sering menceritakan kisah tentang Ivan kepada gw, tak heran gw merasa mempunyai kedekatan secara roh dengan Ivan.

Bulan Januari 1999, gw ikut tour ke Bali. Waktu di Tanah Lot, seorang perempuan setengah baya menghampiri gw. Perempuan chinese itu masih satu rombongan dengan gw. Setelah ngobrol ngalor ngidul, barulah gw tau ternyata dia adalah seorang Kwa Mia, ahli ramal tradisional china (sejenis paranormal). Paranormal itu, sebut saja namanya Tante Lisa. Lalu dia bicara dengan spontan.
“Kamu bukan anak ibu dan bapak kamu.” kata Tante Lisa.
”Maksud Tante?” Tanya gw penasaran.
”Secara fisik, kamu memang darah daging mereka, tapi kamu bukan anak mereka.” sahutnya.
Gw hanya bengong, ga ngerti apa yang dia bicarakan.
“Kamu berasal dari roh yang dipaksa untuk terlahir kembali untuk menggantikan kakak kamu. Dan tanda lahir itu buktinya.” Lanjutnya, sambil menunjuk tanda lahir gw.
Gw takjub, dan sulit mengeluarkan kata-kata. Dia mengetahui sejarah hidup gw, padahal gw ga pernah bercerita tentang hal ini sama orang lain. Apalagi sama Tante Lisa yang baru gw kenal dalam rombongan tour ini.
“Jangan takut, semuanya akan baik-baik saja kok.” Sahut Tante Lisa.
“Terus apa yag harus saya lakukan, tante?” Tanya gw, meminta saran.
“Jalani saja hidup, sesuai panggilan jiwa kamu...” Jawab Tante Lisa sambil tersenyum menyimpan misteri.
“Farrel, Tante melihat kamu punya gift, semacam anugerah untuk melihat kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa depan.” Sambung Tante Lisa.
“Hmmmhh maksudnya bisa meramal, Tante?” tanya gw.
“Iya, kamu sering punya firasat tentang sesuatu yang akan terjadi kan? itulah bakat kamu. tapi kemampuan itu harus diasah, agar menemukan ketajamannya.” Tante Lisa menjelaskan.
“Kalo mau tau lebih banyak datang saja ke tempat tante.” Kemudian Tante Lisa memberikan selembar kartu nama.
Kartu nama itu masih gw, simpan. Tapi sampai sekarang gw ga pernah menemui Tante Lisa. Gw sendiri merasa takut, karena menurut agama yang gw anut: ramal adalah dosa besar, bahkan dosa itu mengikat sampai keturunan ke tujuh.

Meskipun gw ga peduli, namun gift meramal itu ga hilang begitu saja dari diri gw. Gw berkali-kali meramal teman-teman gw tentang yang bakal terjadi di hidupnya, dan semuanya tepat! Seringkali gw jg kaget dengan apa yang telah gw lakukan.

Suatu kali gw berkenalan dengan seorang perempuan, sebut saja namanya Merry. di mobil kami ngobrol basa-basi. Sampai ke titik dia bercerita tentang keluarganya.
“Sekarang gw hanya tinggal sama Mami dan Papi, kakak gw yang paling gede udah nikah dan tinggal di Jakarta....”
“Robert?” gw memotong pembicaraan Merry. Wajah Merry memancarkan keheranan.
“Tau dari mana kakak paling gede gw namanya Robert?” tanyanya.
“Ga ngerti, gw iseng aja asal sebut he he he...” Kata gw sambil tersenyum.
“Ah loe bohong, pasti loe bisa baca pikiran gw. kita kan baru kenal?” Merry penasaran.
“Hmmhhmm... coba siapa nama kakak gw yang kedua?” Merry bertanya.
“Siapa ya?... Huruf awalnya ‘J’....” jawab gw. Mata Merry terbelalak.
“Truuuusss...?" Merry minta gw melanjutkan kaliamat gw yang menggantung.
“Huruf akhirnya ‘Y’.” Lanjut gw.
“Ayo dong lanjutin, jawab yang komplit.” Merry makin excited.
“Jeffry!!!” jawab gw mantap.
“Gila!!! Kok tepat banget sih?” Merry terhenyak.

Gw sendiri sering merasa takjub dengan apa yang telah gw ucapkan, semuanya bener-bener diluar kendali otak gw. Namun satu hal yang pasti, gw ga bisa dipaksakan untuk meramal, semuanya harus terjadi begitu saja (semacam menunggu ilham yang melintas). Mungkin karena gw tidak serius melatih ketajamannya. Jadi semuanya harus terjadi secara natural.

Gw pernah mencoba belajar sendiri seni meramal dengan kartu tarot. Gw sengaja membeli buku-buku tarot sebagai referensi, dan tentu saja gw juga memiliki beberapa set kartu tarot. Tapi bagaimanapun juga gw merasa kalo melalui kartu tarot ramalannya masih terasa samar-samar, beda kalo gw meramal dengan berdasarkan ilham yang melintas. Semuanya lebih terang dan jelas. Dulu, kalo mood meramal gw lagi bagus, gw kadang-kadang suka iseng chatting di MIRC, dengan nickname bdg-fortune-teller, untuk meramal binan yang lagi chatting he he he...

Gw seringkali bisa ngeramalin nasib orang lain, tapi anehnya gw ga bisa membaca nasib gw sendiri. Gw ga bisa tau apa yang akan terjadi di kehidupan gw, huh menyebalkan he he he... Tapi gw malah menikmatinya, karena setiap hari adalah misteri buat gw.

Sampai saat ini gw masih ga ngerti adanya keterkaitan antara gw, Ivan dan bakat meramal gw. Tapi yang terpenting, gw mensyukuri kehadiran gw di dunia ini yang pernah menjadi penyembuh luka bathin mama gw tersayang. I love you Mom... I love you Ivan...

Conclusions:
Kita harus belajar mensyukuri keadaan diri kita apa adanya. Karena dengan bersyukur artinya kita telah belajar ikhlas menerima takdir pemberian Yang Maha Kuasa.