Selasa, 07 September 2010

Herpes Zoster

Sisi lain tragedi menjelang Lebaran 2007.... Selain mengalami patah tulang selangka, Penderitaan gw ternyata ga cuma sampe disitu saja. 2 hari kemudian karena kondisi gw drop, gw terjangkit cacar ular atau herpes zoster. Penyakit yang timbul ketika kondisi kesehatan tubuh menurun drastis. Herpes jenis ini, tidak sama dengan herpes simplex (penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin). Herpes zoster penyebabnya adalah virus varicella zoster, yang sama dengan virus penyebab cacar air. Jadi setiap orang yang pernah mengalami cacar air, kalo kondisi tubuhnya menurun tajam, sangat mungkin terjangkit cacar ular atau herpes zoster.

Awalnya gw nyangka rasa perih dan panas di badan gw karena lecet-lecet akibat kecelakaan yang gw alami, tapi rasa perih itu berubah menjadi memerah dan kemudian menjadi seperti luka bakar, menggelembung berisi cairan (seperti kena knalpot motor). Trus dibarengi dengan demam pula.

Gw baru bisa memeriksakan diri ke dokter setelah lebaran hari ke-2 (karena saat lebaran semua dokter pada tutup). Gw berobat ke dokter Rachmat, dan gw mendapat obat 3 jenis pil dan salep acyclovir. Gw sudah meminum obat dan memakai salep tapi luka di badan gw malah bertambah. 2 hari kemudian gw memutuskan untuk ke dokter specialis kulit, dr. Dewi.
“Wah, kenapa telat berobat?” tanya dokter Dewi.
“Udah berobat kok bu, ke dokter Rachmat, tapi ga ada perubahan.” Jawab gw.
“Emang dikasih obat apa sama dokter Rachmat?” dokter Dewi bertanya lagi.
“Dikasih ini, dok.” Sahut gw sambil menunjukkan obat-obatan yang gw dapatkan dari dokter Rachmat.
“Ya gimana mau sembuh, kamu ga dikasih obat oralnya...” kata dokter Dewi.
“Karena pengobatannya terlambat, mungkin lukanya akan meninggalkan bekas lho.” Lanjut dokter Dewi.
“Ya udah gpp dok, yang penting cepet sembuh ajalah.” Jawab gw.
Lalu gw mendapatkan obat oral, salep dan cairan kompres. setelah beberapa hari dan sekali lagi kontrol. Cacar ular gw pun sembuh, tapi meninggalkan bekas luka di bagian perut gw, sama seperti yang dikatakan dokter Dewi.

Pertengahan Bulan Juni kemaren, gw merasakan panas dan perih di bagian belakang leher gw. dalam tempo satu hari kemudian lukanya menggelembung berisi cairan. Mirip banget dengan gejala yang gw alami waktu kena cacar ular. Gw langsung ke dokter specialis kulit, dr. Anita.
“Ini bukan herpes zoster, kamu dermatitis alergica” Sahut dokter Anita.
“Saya kira herpes dok, karena gejalanya mirip waktu 3 tahun yang lalu saya kena herpes zoster.” Kata gw.
“Kalo pernah kena herpes zoster ga akan kena lagi. Sama kalo kita pernah kena cacar air, kita ga akan kena cacar air lagi.” dokter Anita menjelaskan.
“Kemarin-kemarin kamu makan apa gitu?” lanjut dokter Anita.
“Makan udang sama kepiting, dok. Tapi biasanya sih ga alergi, paling banter juga Cuma gatal-gatal dan bentol-bentol doang, dok. Lagian kejadiannya juga jarang banget.” Jawab gw.
“Tingkat keparahan alergi, sangat bergantung sama seberapa banyak seafood yang kamu makan dan seberapa fit kondisi badan kamu.” Dokter Anita melanjutkan penjelasannya.
“Gimana caranya supaya saya tidak kena alergi lagi?” tanya gw.
“Hindari penyebab alergi, jangan makan seafood!” jawab dokter Anita.
“Wah padahal saya doyan banget dok he he he... Boleh ga dok, kalo sesekali saya pengen seafood, sebelum makan seafood saya minum obat anti alergi kaya incidal?” sahut gw.
“Boleh-boleh aja, tapi ga menjamin alergi itu ga akan muncul sama sekali. Masih mungkin muncul, tapi ga akan terlalu parah.” Papar dokter Anita.

Ah syukurlah ternyata sesekali gw masih boleh menyantap salah satu makanan kesukaan gw he he he... (even gw harus belajar membatasinya). Dalam 3 hari sakit di leher gw sembuh total dan ga meninggalkan bekas sama sekali.

Awal bulan Juli 2010, gw ketemu lagi diYM dengan Jerry, seorang mahasiswa kedokteran, semester 5. Sebenernya gw sudah lama kenal, dan sering chatting dengan Jerry di Yahoo messenger. Tapi baru memutuskan untuk ketemu, setelah chatting malam itu.

Jerry : Aku jadi makin penasaran nih sama kakak, pengen ketemu.
Farrel: Kalo mau ketemu ya ayo aja. Emang mau ngapain gitu?
Jerry : Ya ketemu aja, ngobrol-ngobrol, sharing.
Jerry : Tapi, kalo aku ga suka ga usah ml gpp kan?
Farrel: Ya gpp lah, emang kalo setiap ketemuan harus diakhiri dengan ml? Kalo kamu ga suka tar kamu kan tinggal bilang.
Jerry : Takut ga enak lah kak.
Farrel: Gini aja, kalo kamu ga suka, kamu tinggal duduk jauh-jauh aja dari aku. Aku juga akan ngerti kok.
Jerry : Siiiiipp...
Farrel: Ya udah, mau ketemuan dimana gitu?
Jerry : Di rumah kakak aja, bisa ga?
Farrel: Boleh aja, kebetulan besok di rumah ga ada siapa-siapa
Jerry : O.K. dech sampe besok ya...

Keeseokan harinya sesuai janjinya, Jerry datang ke rumah gw dengan mengendarai mobilnya. Jerry ternyata lebih cakep aslinya dibanding dengan pic yang dia berikan waktu chatting. Chinese, bermata sipit, berkulit putih, berambut lurus dan hitam. Satu hal lagi, dia chinese tapi cut he he he... dari cara dia bicara dan sinar matanya gw tau dia orangnya smart.

Setelah larut dalam obrolan panjang lebar di kamar gw, gw sering menangkap mata Jerry sesekali menatap tajam sama gw. Tapi gw menahan diri, gw takut kalo dia ga suka sama gw. Gengsi gw sangat tinggi. Kalo gw menyerang duluan trus ditolak, mau ditaruh dimana neh muka? he he he...

“Kak aku sangat suka kissing... hmmhhh... boleh ga aku mencium kakak?”
sahut Jerry.
Gw hanya tersenyum dan mengangguk tanda setuju...
Lalu dia mendekat kearah gw, kami berciuman, saling melumat bibir, memainkan lidah kami... ciuman kami makin lama makin panas. Gw dan Jerry sangat menikmati setiap detik debaran di dada serta lumatan demi lumatan bibir dan lidah kami...
Berciuman... tertawa... ciuman lagi... saling lempar senyum... ciuman lagi... dan seterusnya.... berulang dan berulang... terus berulang terus...
Dalam 4 jam lebih kami saling bergumul, Gw dan Jerry masing-masing mengalami 2 kali orgasme. Dan tak terhitung berapa kali kami berciuman. Mulai dari kecupan sampai dengan ciuman berdurasi panjang dan panas menggelora. Selama 4 jam itu gw dan Jerry bermesraan diatas tempat tidur dalam keadaan polos, tanpa sehelai benangpun. Kami sangat menikmati moment-moment itu.

“Jujur kak, aku sangat menikmati permainan tadi. Kakak good kisser.” Sahut Jerry sambil tersenyum dan kembali melumat bibir gw.

Setelah kami usai melampiaskan hasrat kami berdua. Dan masih saling berpelukan.

“Kalo di perut itu luka bekas apa kak?” tanya Jerry.
“Cacar ular.” Jawab gw.
“Cacar ular?” Jerry mengulang kalimat gw tapi dengan intonasi kalimat pertanyaan.
“Iya nama lainnya herpes zoster, tapi bukan herpes penyakit kelamin lho...” jawab gw.
Jerry dan gw tersenyum.

Kemudian Jerry pamit pulang, gw mengantarkan dia sampai mobilnya lenyap dari pandangan di tikungan jalan.

Seminggu kemudian gw ketemu Jerry lagi di Yahoo Messenger. Berikut ini potongan percakapan kami.

Farrel : Hi, kemana aja?
Jerry : Ada kok kak, ga kemana-kemana...
Farrel: Emang kamu ngapain aja gitu?
Jerry : Dari kemaren maen terus sama temen-temen. Mumpung libur kuliah ha ha ha...
Jerry : Udah lama aku ga balik ke dunia ini
Farrel: Lagi asyik di dunia nyata ya? he he he...
Jerry : Ha ha ha...
Farrel: Kirain udah berubah jadi jutek & sombong...
Jerry : Ha ha ha...
Jerry : Enggak lah
Jerry : Dasar!
Jerry : Ha ha ha...
Farrel :Ga kapok kan ketemu sama kakak?
Jerry : Hmmm gimana yah...
Jerry : Ha ha ha
Jerry: Sebenernya, jujur iya.
Farrel:Wadoh!! Beneran??
Jerry: Aku rada kuatir juga euy sama herpes nya kakak
Jerry: Sorry banget...
Farrel: Herpes zoster kan ga akan nuler!!!
Jerry : Hmmm...
Farrel: Kamu pasti jauh lebih tau lah....
Jerry: Takut nya sih nuler.
Jerry : Soalnya itu kayanya herpes yg ke genital juga.
Jerry :Yang nulernya terutama dari sperma.
Farrel: Ga mungkinlah, kata dokter specialis kulit, ini bukan herpes genital dan sama sekali ga nuler.
Jerry : Berarti nularnya lewat apa dong?
Jerry :Wah jujur lebih nyeremin lagi kl gini...
Farrel: Kan aku udah bilang, ga nuler!!
Jerry: But still, bikin ngeri.
Farrel :Hmmm...
Farrel: Lagian waktu kakak kena herpes jg, kakak lagi punya bf lebih dr 2 tahun, ga pernah ml sama yang lain. Mantan bf kakak aja ga kena, padahal sering bersentuhan.
Jerry : Hmmm...
Jerry : Kadang-kadang onset-nya penyakit tuh ga langsung, kak.
Jerry : Ada yang bertaon-taon tunggu imun turun dll.
Jerry : Sorry bgt bukannya gimana... aku cuma cari ati-ati aja dech kayanya.
Farrel: Kalo pun ini penyakit kelamin, besar kemungkinan, kamu udah tertular dong?
Farrel: Ok gpp, kakak ga akan maksain. percuma ngomong panjang lebar jg. Kalo ujung-ujungnya km ga percaya juga
Farrel:Kakak juga bukan orang bodoh kok.
Jerry : Hmmm??
Farrel: Ada herpes genitalis ada yg bukan!
Jerry : O.K.
Farrel: Bagaimanapun juga, thx udah mau kenal sm kakak...
Jerry: sama-sama...

Lalu gw memberi link tentang herpes zooster

Farrel: Coba kamu buka link1 dan link2
Jerry : O.K thx for d’link

Beberapa saat kemudian....

Jerry: Iya aku salah...
Jerry : Ternyata bukan Herpes Simplex 2
Farrel: Dan perlu dicatat, kakak pernah dapat kesimpulan dari 2 dokter specialis kulit, kata mereka herpes zoster ga akan kambuh lagi.
Jerry: Oh great then
Jerry: He he he...


Ah... Kenapa juga ya namanya kudu sama-sama Herpes? Herpes Zoster dan Herpes Simplex!!! jadi bikin orang-orang salah ngerti dech!!

Masalah sudah clear!! Case closed! Dan cerita pun berlanjut... heu heu heu...

Conclusions:
Merasa lebih pintar dan merasa lebih tau, terkadang bisa menunjukkan betapa terbatasnya pengetahuan yang dimiliki seseorang. Lebih baik disangka bodoh, daripada disangka pinter he he he...

Jumat, 03 September 2010

Tragedi Menjelang Lebaran

Bulan Ramadhan tiga tahun yang lalu kisah ini terjadi... Kegiatan rutin harian gw waktu itu adalah mengelola cafe milik keluarga yang letaknya sekitar 32 Km dari Bandung. Setiap harinya gw pergi pagi, pulang larut malam menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi.

Cafe yang baru seumur jagung itu setiap harinya dipadati pengunjung, maklumlah di daerah itu belum ada cafe yang menawarkan konsep seperti cafe yang keluarga gw kelola. Apalagi disaat waktu berbuka puasa di Bulan Ramadhan, karyawan yang berjumlah 35 orang, seringkali kewalahan melayani pesanan pelanggan. Hingga seluruh anggota keluarga gw pun harus ikut turun tangan membantu melayani pelanggan.

3 hari menjelang idul fitri 2007, waktu hampir pukul 11.00 malam ketika gw dalam perjalanan pulang ke Bandung, melintasi jalanan basah sisa-sisa guyuran hujan tadi sore. Dalam keremangan cahaya lampu jalanan dan lalu lintas yang lengang gw meluncur dalam kecepatan stabil di 80 Km/jam. Tapi disebuah tikungan tajam dan licin, secara tiba-tiba sepeda motor gw seperti hilang kendali. Dan Braaaaakkkk!!!... secara tiba-tiba motor gw terjatuh diiringin tubuh gw yang terguling-guling terpelanting di atas jalanan beraspal. Untunglah saat itu lalu-lintas sangat sepi, hingga ga terjadi kecelakaan beruntun. Gw lalu bangkit dibantu oleh beberapa orang penduduk di sekuitar situ. Sekujur tubuh gw dipenuhi luka parut dan memar. Perih dan nyeri menjalari setiap sudut tubuh gw.

“Mas, ban motornya kempes” Sahut salah seorang penolong gw.
“Oh iya, makasih...” jawab gw.

Jam tangan digital kesayangan gw entah terlempar kemana, gw hanya menemukan bagian kiri tali jam itu. Suasana yang temaram makin mempersulit gw mencari jam tangan gw. Rasa sakit membuat gw menyerah dan ga peduli lagi jam tangan gw hilang.
Kebetulan kios tukang tambal ban hanya beberapa meter dari lokasi kejadian, hingga gw ga usah terlalu bersusah payah mendorong sepeda motor gw untuk mencari-cari tukang tambal ban.

“Boss, bannya sobek. Harus diganti yang baru.” Kata tukang tambal ban.
“Ya sudah, ganti aja Mang.” Sahut gw acuh tak acuh.

Disaat gw menunggu tukang tambal ban memasang ban belakang motor gw, gw baru menyadari ada masalah di tulang selangka (clavicula) bagian kiri. Catat ya tulang selangka!! bukan tulang selangkangan!!! wkwkwkwk.... Tulang dibagian atas dada dan sejajar dengan bahu gw itu ternyata letaknya bergeser, tepatnya patah. Sambil duduk, gw mencoba sendiri mengembalikan posisi tulang selangka gw dengan cara mendorong memakai tangan kanan gw. Untunglah berhasil, even dengan rasa sakit yang lumayan menyiksa. Gw lalu menelpon Mario, BF gw (sekarang udah jadi mantan) ngasih tau kalo gw mengalami kecelakaan.

Setelah tukang tambal ban tuntas mengerjakan tugasnya, lalu gw pulang dengan mengendarai sepeda motor sendirian. Dengan hanya menggunakan sebelah tangan gw mengendalikan laju kendaraan, padahal perjalanan masih lumayan jauh, sekitar 18 Km lagi. Gw ga pulang ke rumah, tapi langusng ke UGD sebuah rumah sakit yang letaknya ga jauh dari rumah gw, seperti saran Mario.

Setelah di rumah sakit dan tubuh gw menggigil, barulah gw menelpon keluarga gw. Gw emang tipikal orang yang ga suka bikin panik dan merepotkan orang lain (termasuk keluarga). Mama gw aja baru tau kejadian itu, keesokan harinya.
Clavicula Bandage

Di rumah sakit, luka-luka gw dirawat dan dibersihkan. Kesimpulan dokter gw mengalami: clavicula fracture, alias tulang selangka gw patah karena trauma. Dari hasil foto rontgen, untunglah meskipun patah tulang selangka gw tidak mengalami dislokasi. Tentu saja gw ga bilang-bilang kalo sebelumnya gw sendiri yang telah mengembalikan posisi tulang selangka gw ke tempat semula he he he... Lalu gw dipasang ransel verband (clavicula bandage) dan gendongan penyangga lengan (arm sling). Menurut dokter, alat-alat itu harus gw pakai selama 2 bulan!! Sampai tulang selangka gw tersambung sempurna. Huh!! Menyebalkan.
Arm Sling

Bagai sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Selain mengalami patah tulang, disaat yang bersamaan gw terserang cacar ular (nanti gw akan cerita tentang penyakit cacar ular dalam postingan tersendiri), yang membuat badan gw demam berhari-hari.

Untuk sementara waktu, gw memutuskan tinggal di rumah Mama, biar ada yang merawat dan merhatiin gw. Menyedihkan memang, disaat lebaran gw justru terbaring lemah dan harus beristirahat total. Mario, bf gw sering mengunjungi, untuk memantau perkembangan kesehatan gw. Bahkan, dia sering menginap juga di rumah, untuk menemani gw. Dan lucunya, even gw dalam keadaan patah tulang, kegiatan hubungan seksual kami tetap berlanjut he he he.... Cuma gw emang lebih berhati-hati bergerak, tidak bisa terlalu heboh. Malah kadang gw cuma berbaring aja dan, Mario yang aktif.

Setelah 2 minggu, gw merasa bosan terbebat dan tersiksa rasa sakit. Gw desprate, karena jangankan untuk beraktvitas, untuk mandi pun ga bisa gw lakukan. Karena itulah, akhirnya gw menyerah dan bersedia waktu gw diajak teman-teman gw untuk berobat secara alternatif ke bengkel tulang di daerah Citapen.

Di sepanjang jalan di dareah Citapen ternyata bertebaran bengkel-bengkel patah tulang. Dan sampailah gw ke tempat praktek Abah K (sesuai rekomendasi kerabat teman gw yang pernah mengalami patah tulang). Menurut pengakuan Abah K, di Citapen dialah orang yang paling ahli menangani patah tulang, memakai ilmu warisan dari leluhurnya. Abah K dengan bangga bilang; profil dan keahlian dirinya pernah diliput dan disiarkan oleh beberapa televisi swasta.

Pengobatannya, ternyata melalui pijatan diiringi jampi-jampi. Semua property dari rumah sakit yang terpasang di tubuh gw, dia lepaskan. Dia mengurut dan memijit tangan dan tubuh gw. Dia menarik dan menghentakkan tangan gw. Kemudian dia menyuruh gw mengangkat tangan kiri gw, dan melakukan gerakan memutar. Ajaibnya gw ga merasa sakit sedikitpun, seolah-olah gw ga pernah mengalami patah tulang. Kemudian Abah K membebat badan gw, mulai dari lengan atas, bahu, dada dan punggung gw dengan perban bebat (elastic bandage). Dia menyuruh gw untuk datang lagi beberapa hari kemudian.
Elastic Bandage
Sesuai saran Abah K, gw pun datang lagi ke tempat prakteknya. Step-step pengobatannya hampir sama seperti waktu gw pertama kali datang. Dan gw ga merasa kesakitan. Yang membuat gw heran, mengapa sewaktu di tempat praktek Abah K, gw merasa semuanya baik-baik saja dan ga ada rasa sakit sedikitpun. Tapi setelah sampe di rumah gw merasakan kesakitan yang luar biasa. Setelah pengobatan yang ke-2 kali, gw memutuskan ga akan pernah balik lagi ke Abah K. Gw memakai kembali semua perlengkapan dari rumah sakit. Hampir 2 bulan gw memakai clavicula bandage dan arm sling, sesuai denagn saran dokter.

Akhirnya gw sembuh dan tulang selangka gw tersambung lagi, tapi sayang sambungannya tidak sempurna. Tulang selangka gw yang bagian kiri kl dipegang terasa sedikit menonjol di bahu gw. Entah apa penyebabnya kenapa tulang selangka gw tidak tersambung secara sempurna. Mungkin gara-gara malpraktek si Abah K, dukun tulang dari Citapen, atau karena gw bandel masih aktif ml sekalipun tulang gw masih belum tersambung sempurna he he he... Tapi gpp lah, bagaimana pun juga gw bersyukur sudah bisa sembuh kembali.

Setelah accident menjelang lebaran itu, sekalipun tulang gw sudah sembuh, tangan kiri gw jadi ga bisa mengankat beban yang terlalu berat.Yang tentu saja membuat gw ga bisa melanjutkan kegiatan fitness gw. Gw takut, kalo dipaksakan tar malah bisa mencelakakan gw. Ah sudahlah, ga ada yang perlu disesali. Gw yakin setiap kejadian pasti ada hikmahnya.

Conclusions:
Tuhan tidak pernah menjanjikan hari akan selalu panas, Tuhan juga tidak pernah menjanjikan hari akan selalu hujan. Tapi Dia berjanji akan memberi kekuatan, bila topan pencobaan melandamu.