Jumat, 19 November 2010

Evergreen Love Songs

Sudah seminggu ini gw ‘riweuh’ (B. Sunda = sibuk) membantu sahabat gw Alvin merancang dan menyiapkan sebuah surprise party, untuk merayakan ulang tahun pacarnya, Viona. Mulai dari pemilihan cafe, pesan kue tart, ngundang teman-teman, format acara, dan tentu saja plus jadi fotografer amatiran juga he he he...

Dan kemaren malam terlaksanalah sudah surprise party itu. Semua acara berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Seneng juga liat ekspresi wajah Viona yang campur aduk antara senang, kaget, bingung, terharu, dan bahagia. Bibirnya tersenyum tapi matanya berkaca-kaca, dan dipertengahan hingga akhir acara, dia nampak tertawa lepas. Tak ketinggalan, Alvin juga ngerasa puas dengan hasil jerih payah gw.

Yang hadir lumayan banyak mulai dari teman-teman dekat sampai dengan keluarga Viona dan keluarga Alvin, komplit. Dan diantara tamu-tamu dewasa terseliplah 1 orang brondonk cakep 17 tahun yang menarik perhatian gw, namanya Daniel (sayangnya dia pacar adik perempuan Viona he he he...). Sebetulnya gw sudah kenal sama Daniel lebaran kemarin, waktu kami sama-sama gabung wisata bareng Alvin dan keluarga Viona. Di sana gw jadi tau banyak hal tentang Daniel, termasuk tau kalo ternyata sejak umur 2 tahun dia sudah kehilangan figur ayah, karena ayahnya meninggal akibat sebuah kecelakaan lalulintas. Kulit putih, tinggi 178cm, cakep, pokoknya tipe gw bangetlah he he he... Gaydar gw sih menangkap signal (walau lemah), kalo Danie tuh ada kemungkinan PLU (people like us) juga. Even ternyata dia gay sekalipun, gw akan tetep memegang teguh prinsip gw, kalo gw ga akan pernah membuka diri sama orang-orang yang berasal dari lingkungan teman-teman straight gw. Hanya mengagumi, hanya memuji he he he...

Eh, kok ceritanya jadi ngelantur ya? he he he... Back to the party. Setelah acara ultah dan makan-makan kelar. Kami semua berkaraoke ria (memanfaatkan fasilitas cafe he he he...). Walau CD lagu-lagunya terbatas dan didominasi sama lagu-lagu tembang kenangan alias jadul, ga ngurangin kegembiraan kami semua. Dan anak-anak mudanya sedikit tersegarkan dengan lagu-lagu baru dari CD-CD karaoke yang sengaja gw bawa dari rumah. Disana, jadilah gw sebagai ‘pemandu lagu’ dadakan he he he... Coz gw lumayan banyak tau soal lagu-lagu oldies dan juga masih suka update lagu-lagu baru.

Acara karaoke dibuka dengan lagu Mengenangmu – Kerispatih, yang dengan senang hati gw nyanyiin he he he... (setelah sebelumnya ga ada yang mau nyanyi duluan). Dan seperti biasanya setelah ada yang memulai barulah yang laen pada berani unjuk gigi (unjuk gigi? Emang giginya pada tonggos gt? he he he.. huft!) dan meluncurlah lagu demi lagu dibawah ini:
-Tonight I Celebrate My Love For You – Peabo Bryson And Roberta Flack
-Eternal Flame – The Bangles
-Tears In Heaven – Eric Clapton
-How Deep Is Your Love – The Bee Gees
-Love Story – Andy Williams
-Boulevard – Dan Byrd
-Smoke Get In Your Eyes – The Platters
-Goodbye – Air Supply
-Saving All My Love For You – Whitney Houston
-Right Here Waiting – Richard Marx
-Nothing’s gonna Change My Love For You – George Benson
-Hotel California – Eagles
-Speak Softly Love – Andy Williams
-I Just Called To Say I Love You – Stevie Wonder
-It Might Be You – Stephen Bishop
-Feelings – Morris Albert
-Trully – Lionel Richie
-Can’t Take My Eyes Off You – Frankie Valli
-When You Tell Me That You Love Me – Diana Ross
-Endles Love - Diana Ross and Lionel Richie
-My Way – Frank Sinatra
-You Needed Me – Boyzone
-L.O.V.E. – Nat King Cole
-Yesterday – The Beatles
-Paint My Love - MLTR
-Benang Biru – Megy Z (dangdut)
-Menunggu – Ridho Rhoma (dangdut lagi he he he...)
-Sumpah I Love You - Mahadewi
-Tapi Bukan Aku – Kerispatih
-Camelia – Irwansyah
-Biarkan Jatuh Cinta – ST12
-Pelan-Pelan Saja – Kotak
-Geisha – Jika Cinta Dia
-Hampa Hatiku – Ungu
-Matahariku – Agnes Monica
-Sepanjang Usia – Kerispatih
-Dll.

Itu Cuma sebagian lagu-lagu yang gw inget he he he... Btw, lagu Sepanjang Usia – Kerispatih dinyanyiin sama Daniel si brondonk cakep lho he he he (catatan yang ga penting ya? hi hi hi...). Dia nanyi sambil malu-malu dan minta bantuan gw wk wk wk... Btw, sayang banget gw ga nemuin CD lagu House For Sale, jadi gw ga bisa nyanyi sambil curcol dech wkwkwk... (baca postingan sebelumnya).

Dengan nyanyiin lagu-lagu lawas gw seakan-akan dibawa memasuki labirin masa lalu (padahal banyak lagu-lagu yang sudah ada jauh sebelum gw lahir he he he...). Lagu-lagu tembang kenangan seolah menjadi mesin waktu, untuk menembus ke dalam era musik puluhan tahun yang lalu.

Gw jadi inget, beberapa tahun yang lalu gw pernah iseng-iseng merekam suara gw sendiri menyanyikan lagu-lagu jadul. Lagu-lagu yang cukup gw sukai dan punya kenangan tersendiri. Gw sudah upload 3 buah lagu yang gw nyanyiin di Youtube lho. Lagu Angin Malam baru banget gw upload (ih niat banget ya? heu heu heu...). Jadi yang buat penasaran pengen tau suara gw atau yang lagi ga ada kerjaan, tinggal dengerin aja langsung. Yang mo ikutan nyanyi juga boleh kok, tuh udah gw tulis lengkap lirik lagunya. Tapi ga boleh protes ya, kalo hasilnya ga memuaskan he he he... Coz pada dasarnya emang suara gw biasa aja, ditambah ga diedit pula. Jadilah ini suara gw apa adanya he he he... PERINGATAN!!!: Jika setelah mendengar suara gw ada efek samping pusing-pusing, mual dan muntah-muntah itu diluar tanggung jawab gw wkwkwk...



FEELINGS
Original Song By Morris Albert / Written By Louis ‘Loulou’ Gaste

Feelings, nothing more than feelings,
trying to forget my feelings of love.
Teardrops rolling down on my face,
trying to forget my feelings of love.
Feelings, for all my life I'll feel it.
I wish I've never met you, girl; you'll never come again.
Feelings, wo-o-o feelings,
wo-o-o, feelings again in my arms.
Feelings, feelings like I've never lost you
and feelings like I've never have you again in my heart.
Feelings, for all my life I'll feel it.
I wish I've never met you, girl; you'll never come again.
Feelings, feelings like I've never lost you
and feelings like I've never have you again in my life.
Feelings, wo-o-o feelings,
wo-o-o, feelings again in my arms.
Feelings...(repeat & fade)



BIRU
Original Song By Vina Panduwinata / Written By Dodo Zakaria

Tiada pernah aku bahagia
Sebahagia kini oh kasih
Sepertinya 'ku bermimpi
Dan hampir tak percaya
Hadapi kenyataan ini

Belai manja serta kecup sayang
Kau curahkan penuh kepastian
Hingga mampu menghapuskan
Luka goresan cinta
Yang sekian lama sudah menyakitkan

Kau terangkan gelap mataku
Kau hilangkan resah hatiku
Kau hidupkan lagi cintaku
Yang t'lah beku dan membiru

Kini tetes air mata haru
Menghiasi janji yang terpadu
Tuhan jangan kau pisahkan
Apapun yang terjadi
'Ku ingin s'lalu dekat kekasihku



ANGIN MALAM
Original Song By Broery Marantika / Written By A. Rianto

Berhembus angin malam, mencekam
Menghempas membelai wajah ayu
Itulah kenangan yang terakhir denganmu

Ku dekati dirimu, kau diam
Tersungging senyuman di bibirmu
Itulah senyuman yang terakhir darimu

Diiring gemuruh angin
Meniup daun-daun
Alam yang jadi saksi
Kau serahkan jiwa raga

Angin tetap berhembus tak henti
Walaupun sampai akhir hidupku
oh, angin malam bawa daku kepadanya

Sekarang gw ngambil ancang-ancang buat lari... Kabuuuurr!!! sambil nutup muka takut ditimpukin tomat busuk he he he....

Conclusions:
Lagu kenangan bisa membuat kita senyum-senyum bahagia, membangkitkan semangat, atau malah bisa pula mengorek luka lama. Semua tergantung cara kita menyikapinya.

Kamis, 11 November 2010

House For Sale

Gw ga inget, entah kapan gw pertama kali mendengar lagu ‘House For Sale’. Tapi lagu ini sangat akrab di telinga dan memory gw. Dilantunkan oleh sebuah Grup Band jadul asal Belanda, yang namanya cukup bikin merinding, Lucifer!! Yupz, dalam Bible, Lucifer adalah nama Malaikat kegelapan, malaikat pemberontak yang berubah menjadi cikal bakal iblis. Tapi apalah arti sebuah nama? Yang penting lagunya enak didengar he he he... Warna suara vocalisnya: Margriet Eshuijs, cocok banget membawakan lagu ini. House For Sale, sebuah lagu lama yang masih enak untuk didengar, ‘oldies never dies’...

HOUSE FOR SALE
Song by Lucifer

The sound went up one rainy morning
Just a couple of hours after dawn
Mrs. Hadley Peapped drew her curtains
Wondering what was going on

The neighbor sat over coffee cups
That nice young couple is breaking up

And in the living room the linen and the crystals
Set all packed-up and set to go
I tell myself once more I would be here in spring
To see my roses glow

And all the things you tried to fix
The roof still leaks, the door still sticks

House for sale
You can read it on the sign
House for sale
It was yours and it was mine

And tomorrow some strangers
Will be climbing up the stairs
To the bedroom filled with memories
The one we used to share

I know you've always loved that painting
From that tinny little shop in Spain
Remember how we found it when we've ducked in
From that sudden summer rain

But I think I'll keep the silver tray
My mother gave us on our wedding day

House for sale
You can read it on the sign
House for sale
It was yours and it was mine

And tomorrow some strangers
Will be climbing up the stairs
To the bedroom filled with memories
The one we used to share

House for sale
You can read it on the sign
House for sale
It was yours and it was mine

And tomorrow some strangers
Will be climbing up the stairs
To the bedroom filled with memories
The one we used to share

House for sale
You can read it on the sign
House for sale
It was yours and it was mine

And tomorrow some strangers
Will be climbing up the stairs
To the bedroom filled with memories
The one we used to share

House for sale
You can read it on the sign
House for sale, oho
It was yours and it was mine

And tomorrow some strangers
Will be climbing up the stairs
To the bedroom filled with memories
The one we used to share


Sudah lama rumah itu terbengkalai dan kosong. Rerumputan liar tumbuh tak beraturan dihalaman. Debu menebal dimana-mana dan sarang laba-laba berjuntaian di tiap sudut ruangan. Lebih dari 3 tahun rumah itu ditinggalkan kami. Rumah tempat dimana gw dan sodara-sodara gw dibesarkan. Rumah tempat keluarga kami berlindung dari sengatan matahari, dari dinginnya angin malam, dan dari derasnya air hujan. Rumah tempat keluarga kami bernaung, bercanda, menangis, dan tertawa bersama.
Lebih dari 4 dasawarsa rumah itu menjadi milik keluarga kami. Dan sudah 3 kali mengalami renovasi. Semenjak menikah papa dan mama menempati rumah itu, rumah keluarga kami.

Di tanah seluas 240 meter persegi, rumah itu dibangun. Dulu sekali, waktu gw masih kecil, gw masih inget banget, di pekarangan rumah gw terdapat 2 batang pohon kelapa, 1 pohon nangka, 1 pohon pete, 1 pohon jambu air, 1 pohon belimbing, dan aneka bunga warna-warni, dengan tanaman daun mangkokan sebagai pagar hidup. Tak heran kalo suasana di rumah kami sejuk dan rimbun. Karena usia dan alasan-alasan lainnya, pohon-pohon itu satu per satu ditebang, dan terakhir hanya menyisakan pohon nangka (konon pohon nangka itu ditanam oleh papa persis sewaktu gw lahir).

Rumah itu memang ga terlalu luas, hanya 1 lantai dan memiliki 1 kamar utama dan 4 kamar anak-anak. Tapi kami merasa nyaman tinggal disana.

Sedari kecil gw senang memelihara binatang, dan rumah kami itu sangat memungkinkan gw untuk memelihara binatang-binatang kesayangan gw. Ayam, burung parkit, gelatik, kutilang, merpati, kelinci, marmut, kura-kura, ikan hias dan anjing pernah gw miliki. Tapi dari semua itu hanya ikan hias dan anjing yang paling sering gw pelihara. Sudah 7 ekor anjing yang menghangatkan suasana keluarga kami. Ticky, Della, Jenny, Bella, Bonny, Shiro, dan Scrappy itulah nama anjing-anjing gw. Mereka silih berganti menjadi hewan kesayangan gw. Di rumah, gw hanya diijinkan memelihara 1 ekor anjing saja. Dipelihara mulai dari kecil sampai tua dan mati, lalu diganti dengan anjing lainnya.



Sudah 2 tahun yang lalu, rumah kami dipasangi plang “Rumah Ini Akan Dijual”. Tapi belum juga ada pembeli yang cocok. Kini, setelah hampir 4 tahun Papa meninggal, kami sekeluarga memutuskan untuk menjual rumah itu kepada tetangga kami. Dengan pertimbangan: daripada rusak terbengkalai karena akhir-akhir ini makin sering terendam banjir, akhirnya dengan berat hati kami melepas rumah kami itu ke tangan orang lain. Segala proserdur jual beli dan urusan tetek bengek lainnya sudah kami bereskan. Proses akad jual beli rumah kami pun sudah tuntas.

Beberapa minggu yang lalu, untuk terakhir kalinya gw memasuki rumah itu. Gw mengambil benda-benda milik keluarga gw yang masih tersisa di rumah itu. Ada rasa sesak di dada. Sedih, haru, membuncah bersama sejuta kenangan yang berseliweran di otak gw. Hmmmhhh... Kini rumah itu sudah bukan milik kami lagi...

Lagu ‘House For Sale’, kembali mengalun dari laptop gw menambah suasana hati gw semakin biru dan sendu. Selamat tinggal rumahku tercinta...

Conclusions:
Ada yang pergi, ada yang kembali. Ada yang hilang, ada yang ditemukan. Benda boleh rusak dan lenyap. Tapi, selama gw masih ada, kenangan itu akan tetap terpelihara.