Minggu, 14 Agustus 2011

Surga Barang Bekas

Biasanya gw males banget keluar rumah di hari Minggu, naik motor, siang bolong pula. Tapi tadi siang, demi beli obat buat mama tercinta, gw berangkat juga. Destinasi gw adalah Toko Obat Pandu di Jl. Jend. Sudirman,  sebuah Toko obat tradisonal China yang cukup terkenal di Bandung. Tapi apa mau dikata, tiba di TKP ternyata tokonya tutup. Serasa abis ngegosok kupon snack yang isi tulisannya “anda belum beruntung” dech. Ya sudah akhirnya gw memutuskan ke Toko Obat Palembang aja, yang letaknya bersebelahan dengan Toko Obat Pandu.

Obat sudah ditangan, gw pun meluncur pulang. Dari Jl. Jend. Sudirman, gw belok kiri ke Jl. Astana Anyar. Dari situ gw lurus terus, sampai terhenti oleh lampu merah di perempatan Jl. Astana Anyar dan Jl. Pasirkoja. Setelah lampu hijau nyala, gw ngeliat beberapa sepeda motor meluncur lurus. Gw dengan ragu mengikuti juga kendaraan-kendaraan itu dari belakang. Kenapa gw ragu? coz dari perempatan itu ke arah lurus hanya boleh masuk setelah pukul 12:00 WIB. Dan feeling gw mengatakan saat itu jam belom lewat dari pukul 12:00. Gw menjalankan laju sepeda motor gw pelan-pelan sambil lihat-lihat situasi, maklum gw trauma  pernah kena tilang di daerah situ he he he… (untunglah waktu itu polisi-nya bisa diajak damai wkwkwk…)

Dari kejauhan, di pertigaan Jl. Astana Anyar – Jl. Panjunan, nampak sepeda motor-sepeda motor yang melaju didepan gw tadi dihentikan oleh beberapa Polisi Lalulintas. Yupz mereka ditilang!! Melihat kejadian itu, secara spontan gw segera meminggirkan sepeda motor gw, dan memarkirkannya di depan Alfamart yang letaknya tepat di seberang RS. Bersalin Astana Anyar. Lalu gw liat jam yang ada di HP gw, ternyata baru menunjukkan pukul 11:44 WIB, pantesan aja pada ditilang. Syukurlah gw aman ga turut kena tilang he he he…
Pasar loak di Jl. Astana Anyar, Bandung
Jl. Pajagalan, Bandung
Tempat parkir di sekitar Jl. Pajagalan, Bandung
Setelah motor diparkir, gw bingung mau kemana ya? Ya sudah gw jalan-jalan aja di sekitar situ. Gw menyusuri sepanjang pertigaan Jl. Astana Anyar dan Jl. Pajagalan, yang dipenuhi oleh pedagang barang bekas. Gpp-lah itung-itung window shopping he he he…

Ditengah pertigaan itu, terdapat sebuah taman yang nampak tidak terawat. Tapi lumayanlah, teriknya matahari sedikit bisa diredam oleh rindangnya pepohonan.
Gw celingak-celinguk melihat situasi. Sepanjang jalan di pertigaan itu nampak pedagang kaki lima berjualan bermacam-macam barang bekas. Aneka barang bekas semuanya ada disana. Spare part kendaraan, alat listrik/elektronik, alat bengkel, kompor gas, pakaian, sepatu, batu akik, uang kuno, kaset, piringan hitam, perhiasan, jam tangan, kamera, pajangan, spare part komputer, handphone dan barang-barang tetek bengek lainnya. Kondisi barangnya pun bermacam-macam. Ada yang masih keliatan bagus, ada juga yang sudah rusak parah he he he… Sambil jalan-jalan, tak lupa gw memotretnya dengan kamera HP gw (maklum jalan-jalan dadakan jadi gw ga sempet bawa kamera beneran). Harap maklum ya jika hasil jepretannya ga bagus, coz gw motretnya secara diam-diam, biar orang-orang disana ga ngerasa terganggu.

Semuanya ada disini
Window shopping barang bekas
Aneka pegas dan roda
Komputer dan alat listrik
Aneka dongkrak, rantai, roda, dan gir
Spare part motor dan kompresor
Aneka mur dan baud berbagai ukuran
Handphone dengan berbagai model
Barang-barang yang dijual disitu, ga semuanya barang bekas kok. Ada juga beberapa lapak yang jual barang-barang baru. Kaya: kacamata, sepatu, kompor gas, nomor perdana, rokok (emang ada rokok second? hihihi...) dan lain-lain.

Kompor gas dan perlengkapannya
Mulai dari regulator sampai tabungnya ada disini
Pajagalan optical he he he...
Sepatu baru harga bersahabat
Miniatur domba garut
Disitu tampak juga beberapa tukang cukur DPR alias Dibawah Pohon Rindang he he he… mereka nampak sibuk me-makeover model rambut custommer-nya, tanpa merasa terganggu oleh ramainya para pedagang dan pembeli bertransaksi barang-barang bekas yang ada disekitarnya.

Tanpa terasa 20 menit sudah gw berada disana, tanpa membeli satu barang pun. Satu lagi pengalaman baru yang gw temuin. Yaitu melihat secara lebih dekat pasar kaget barang-barang second, yang selama ini hanya gw liat secara selintas, bila gw melalui jalan itu.

O ya, yang gw tau di Bandung itu ada beberapa lokasi tempat jualan barang-barang bekas, yaitu:
1. Di Pertigaan Jl. Astana Anyar dan Jl. Pajagalan.
2. Di  Jl. Astana Anyar, dekat Jl. Oto Iskandardinata (dekat Lapangan tegalega).
3. Di Jl. Cihapit
4. Di Jl. Jatayu;  disini lebih terkenal dengan barang-barang second aneka perlengkapan TNI/militer.

Dalam keseharian dan kesemerawutan Kota Bandung, ternyata tersimpan sisi lain kehidupan yang sayang untuk dilewatkan. So, Welcome To Bandung!!!

Conclusion:
Barang bekas; ada yang memandangnya hanya sebagai barang rombeng yang tidak berharga, ada pula yang menganggapnya sebagai barang antik yang bernilai tinggi. Semua tergantung pada cara pandang.

Jumat, 12 Agustus 2011

Phimosis

Pernah ga ngalamin satu kejadian, lagi asyik-asyiknya bercinta. Pas kita merogoh isi celana pasangan bercinta kita, atau pas membuka celana dalamnya,  ee...dodo eeee... ternyata kita menemukan burungnya tidak disunat? Gw yakin pasti banyak yang pernah mengalaminya. Hayo ngaku...!!! he he he...

Di Indonesia memang ada etnis atau suku tertentu yang tidak mengenal budaya circumsisi atau sunat sebagai tradisi leluhurnya. Seperti pada kalangan orang: Batak, Bali, Manado, Toraja, Nias, Ambon, Papua, Etnis Tiong Hoa dan lain-lain.
Di Indonesia sunat memang sangat erat kaitannya dengan agama yang dianut. Kecuali di kalangan orang-orang Jawa, sekalipun agamanya Kristen tapi mereka hampir semuanya disunat. Lho kok gw tau? Hmmmhhmm... no comment!! Wkwkwk...


Sebetulnya di dalam Kitab Suci orang Kristen, ada perintah kepada umatnya untuk bersunat. Tapi kebanyakan rohaniawan mengartikannya bukan sebagai sunat fisik tapi sunat hati/rohani (dan tentang masalah ini, gw ga akan membahasnya lebih jauh he he he...).

Dengan pertimbangan untuk kesehatan, sekarang di Indonesia juga sudah banyak dari kalangan non muslim yang disunat.

Back to topic, tentang teman bercinta yang tidak disunat. Gw pernah menemukan penis milik orang yang tidak disunat. Tapi pas gw coba tarik kulupnya supaya kepala penisnya muncul, ternyata sangat ketat dan  ga bisa dibuka. Trus, si empunya penis bilang: “Jangan ditarik Kak, sakit... punya aku emang ga bisa dibuka” (sambil meringis kesakitan...). Uppsss.... yaaa.. maaf namanya juga kagak tau he he he....
3 kali gw menemukan kasus yang serupa kaya gini. Penisnya mirip bantal guling dengan ujung sarungnya diikat erat dengan tali, sesak dan kepalanya ga memungkinkan bisa keluar he he he...

Penis dengan phimosis
Penis dengan Phimosis
Penis yang kulupnya ga bisa ditarik kebelakang, disebabkan oleh lubang kulupnya terlalu kecil. Kondisi seperti ini dalam dunia kedokteran disebut Phimosis. Salah satu gangguan yang mungkin timbul pada organ kelamin seperti ini adalah tertutupnya ujung kulup penis. Dan  jika tidak ditangani dengan dengan baik dapat terjadi infeksi atau hambatan seksual lainnya.

Pada kasus tertentu, dalam keadaan tidak ereksi, kadang penis masih memungkinkan kulupnya bisa ditarik kebelakang, dan tentu saja kepala penisnya berwarna sangat kemerahan. Pada kasus lainnya ada yang sama sekali tidak dapat ditarik kebelakang, baik dalam keadaan ereksi maupun tidak. Ada juga kasus lain phimosis, dimana penis sewaktu ereksi, kepalanya bisa muncul sebagian.
Phimosis menyebabkan air kencing tidak dapat keluar secara normal dan kepala penis tidak dapat dibersihkan. Kondisi ini memicu timbulnya infeksi di kepala penis.

Penis phimosis, sebelum ereksi
Penis phimosis, setelah ereksi
Phimosis pada bayi laki-laki yang baru lahir terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik.  Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi melekat pada kepala penis, sehingga sulit ditarik ke arah pangkal. Penyebabnya bisa dari bawaan dari lahir, atau didapat, misalnya karena infeksi atau benturan
Sebetulnya Phimosis gejalanya bisa diketahui sejak si penderita masih anak-anak. Ciri-cirinya: waktu kencing ujung penis tampak menggembung, dikarenakan air seni yang tidak lancar keluar, kadang-kadang menetes dan memancar dengan arah yang tidak dapat beraturan.

Penis Phimosis dengan glans muncul sebagian
Untuk orang yang disunat, tentu saja masalah ini tidak akan terbawa sampai dewasa. Lain halnya dengan orang yang tidak disunat, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas  seksualnya. Coz penis dalam kondisi ini kurang bisa menerima rangsangan, baik dari hisapan atau gesekan karena glans atau kepala penis (sebagai bagian paling sensitif dan pusat rangsangan) terhalang oleh foreskin atau kulup. Dan tentu saja penis seperti ini menjadi kurang higienis pula.

Kondisi yang berlawanan dari phimosis adalah paraphimosis. Pada kondisi ini, kulup dapat ditarik ke belakang, kepala penis dapat terbuka seluruhnya, tetapi kemudian kulup tidak bisa kembali ke depan dan menjepit penis. Kondisi ini berbahaya karena risiko pembendungan aliran darah.

Buat pemilik penis dengan masalah phimosis disarankan sebaiknya disunat. Selain mencegah infeksi lebih lanjut, juga supaya bisa lebih menikmati aktivitas seksual, dan tentu saja bisa lebih memberi kenikmatan dan kenyamanan buat partner sex-nya he he he…

Btw, di postingan kali ini kok gw udah kaya dokter spesialis penis aja ya? ha ha ha…  
O ya, foto-foto  diatas bukan gw sendiri yang motret lho wkwkwkwk... semua foto diatas gw ambil dari: http://moblog.whmsoft.net ,  http://commons.wikimedia.org , http://aphimosis.wordpress.com dan  http://www.foreskin.org

Conclusion:
Kenali tubuh kita sejak dini. Supaya kalo ada indikasi ketidakberesan bisa segera dilakukan tindakan. Ga ada kata terlambat untuk menuju hidup lebih baik dan lebih sehat.

Jumat, 05 Agustus 2011

Justin

Sudah hampir  tiga jam aku duduk sendiri di kantin sekolah, ditemani segelas es teh manis buatan Bu Darmi. Kupandangi butiran embun di bagian luar gelas es teh manisku  yang masih utuh karena belum kureguk sedikitpun. Anak-anak berseragam putih abu  yang sedari tadi ramai berlalu-lalang dan menimbulkan suara hiruk pikuk, kini mulai lengang, karena sudah 3 jam yang lalu bell tanda bubar sekolah menjerit-jerit memekakan  telinga. Sesekali masih terlihat pengurus OSIS melintas di luar sana. Mereka tengah sibuk mempersiapkan acara pentas musik di sekolahku.
            
           Pikiranku menerawang jauh ke masa laluku. Empat tahun yang lalu. Ya, empat tahun yang lalu. Masih segar tergambar di mataku.  Masih terekam jelas di memory otakku. Hari itu adalah hari terakhir aku merasakan kebahagiaan. Karena  hari itu keceriaanku seakan direnggut paksa oleh kepergian Papaku.

Kalau kematian yang memisahkan kami, mungkin aku masih bisa terima, dan perasaanku tidak akan tercabik-cabik seperti ini. Yang membuatku geram adalah karena Papa pergi meninggalkan aku dan Mamaku demi seorang perempuan muda yang bernama Tante Miranda. Aku kesal, benci, jijik terhadap mantan sekretaris Papaku itu, karena ia telah merampas kebahagiaan keluarga kami. Terlebih aku benci pada Papaku yang tidak becus mempertahankan kesetiaan cintanya pada Mamaku.
           
           Sebagai anak tunggal, aku terbiasa mendapat curahan perhatian dan kasih sayang yang penuh dari kedua orangtuaku. Dan sejak saat itu aku harus mulai membiasakan diri hidup seadanya berdua dengan Mamaku yang terpaksa menjadi single parent. Waktu itu aku masih duduk di kelas dua SMP. Saat itu aku masih memerlukan perhatian, kasih sayang, dan  biaya yang tidak sedikit untuk mengongkosi sekolahku. Tapi apa mau dikata, Papaku kabur dari tanggung jawab demi mengejar kesenangannya sendiri. Dasar egois!!!
            
          Aku tak pernah habis pikir, kenapa semua itu bisa terjadi pada Papaku yang sangat alim dan aktif dalam pelayanan di gereja. Sejak saat itu, perasaan banggaku pada Papa telah berubah menjadi kebencian yang merasuk di hatiku dan menjalar  sampai ke dalam sum-sum terdalam dari tulang-tulangku.
           
       Yang tidak pernah ku mengerti, mengapa Mama hanya berdiam diri saja dicampakkan oleh Papku. Tidak ada sumpah serapah dari mulutnya. Tidak ada gugatan cerai darinya. Apakah karena Mama terlalu cinta sama Papa sehingga ia tidak mau melakukan semua itu ? Mama adalah wanita tersabar dan berhati lembut  yang pernah kulihat. Ia selalu menasehatiku : Jangan takut !, kita masih punya  Tuhan Yesus yang mengashi kita.
“Belum pulang, nak Rio?”
Suara alto Bu Darmi membangunkanku dari lamunan.
“Ya Bu, lagi suntuk nih.”
“Sudah sore lho, hampir jam 5. Nanti ibu nak Rio kuatir karena anaknya nggak pulang-pulang.”
“Mmmhh… Kantinnya mau ditutup ya Bu?”
“Ya sih… tapi nggak apa-apa kalau nak Rio masih betah duduk-duduk di sini.”
Kasihan Bu Darmi yang jadi korban. Gara-gara aku melamun memikirkan masalah-masalahku di kantinnya, ia jadi telat pulang.
Pandangan Bu Darmi beralih kepada es teh manisku yang kini sudah tidak dingin lagi.
“Minumnya mau diganti nak Rio ?”
“Makasih. Nggak usah Bu, saya sudah mau pulang kok.”
                                                                    
                                                                ******

             Walau aku sudah bertengger di punggung sepeda motorku yang melaju kencang, tapi bayangan masa laluku masih terus berkecamuk di otakku.
           
          Kutelusuri jalanan tanpa tujuan yang pasti. Aku berputar-putar dengan sepeda motorku menjelajahi Kota Bandung yang kini mulai diterangi oleh kerlip lampu-lampu kota, karena hari sudah beranjak senja. Aku nggak ngerti… Aku nggak tahu… Akan  kemana aku???  Aku nggak ingin pulang. Aku ingin menjauh dari masalah-masalah yang menjeratku.
           
          Saat kulihat komunitas anak punk yang berkeliaran di sekitar Jl. RE Martadinata lengkap dengan atribut dandanan mereka, aku merasa iri. Mereka bisa bebas mengekspresikan pikiran, perasaan, dan kemauan mereka dengan cara mereka sendiri. Aku cemburu dengan kebebasan mereka. Tuhan, aku ingin bebas!!!
           
         Tanpa kusadari aku dibawa oleh sepeda motorku menelusuri kelokan-kelokan Jl. Setiabudi . Gila! Mau kemana aku? Mau ke Lembang? Malam-malam begini? Sendirian? Ah… aku sudah tidak peduli lagi. Pokoknya aku harus jauh dari rumah!

"Senyap Dalam Nyenyak"
( foto lama hasil jepretan gw dari balkon rumah )
            
          Jam digital yang melingkar di pergelangan tangan kiriku bercicit riang. Rupanya sudah jam 8 malam. Kuhampiri sebuah kios, lalu kupesan  jagung bakar dan teh panas untuk sekedar mengganjal perutku yang mulai bernyanyi dengan nada-nada fals tidak beraturan.
            
          Aku teringat masa-masa sulit sepeninggal Papaku. Mama harus berjuang memeras keringat untuk bisa menghidupiku, karena Papa sudah tidak peduli pada  kondisi ekonomi kami yang morat-marit. Mama memang wanita pekerja keras yang tak kenal kata menyerah. Ia membuka warung nasi kecil-kecilan demi menyambung hidup kami berdua. Berkat Kasih Tuhan Yesus dan  kerja keras Mama, akhirnya warung nasi kami kini telah berubah menjadi sebuah rumah makan yang lumayan besar.

Kesuksesan usaha Mama tidak didapat semudah mengedipkan mata ataupun membalikkan telapak tangan. Mama harus ekstra menguras tenaga dan pikiran. Mama harus bangun saat pagi buta dan baru bisa tidur setelah larut malam. Kadang aku melihat Mama meneteskan air mata saat ia sendiri di kamarnya. Bila melihat Mama menangis seperti itu, hatiku terasa perih seperti diiris-iris. Lamunanku buyar dikagetkan oleh bunyi Handphoneku. Oh… rupanya Mama mencariku karena aku nggak pulang-pulang. Sudah lebih dari duabelas kali ia menelponku, tapi tak kuangkat. Kumatikan Handphone-ku. Maaf Ma, aku lagi ingin sendiri. Aku nggak ingin pulang. 

Deru suara knalpot kendaraan yang melintas dan pasangan muda-mudi  yang tertawa ceria menikmati malam minggu mereka di Lembang, sedikitpun tak menggangguku. Hatiku galau. Hatiku gundah. Hatiku tetap sunyi. Aku ingin teriak. Aku ingin berontak.

Papa. Papa. Papa. Itulah yang menjadi sumber kekacauan hidupku. Hukuman seberat apapun yang ia terima, tak akan mampu menghapus amarah yang bergejolak di dadaku. Termasuk ketika mobilnya terperosok ke dalam jurang tiga bulan yang lalu. Tante Miranda mengalami pendarahan di otak dan meninggal dalam perjalanan menuju ke  rumah sakit. Papaku mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuhnya. Trauma hebat pada tulang belakang menyebabkan ia lumpuh. Kejadian itu memang pantas ia terima. Ini karma Pa!!! Emosiku terus bergejolak.
Satu-satunya yang luput dari kecelakaan itu adalah anak Papaku dari Tante Miranda yang baru berumur 3 tahun. Adik tiriku!!?? Hah!!! Aku benci anak itu!!!
            
         Aku tidak menghadiri upacara pemakaman Tante Miranda. Aku juga tidak mau menengok Papaku yang kini duduk di kursi roda. Dan aku tak mau melihat adik tiriku. Tak mau dan tak akan pernah!!!
           
          Hanya Mama yang selalu telaten menjenguk Papaku dan anak laki-lakinya. Mereka  tinggal di rumah kontrakan, ditemani seorang baby sitter. Mama tidak mampu mengubah pendirianku yang tak mau bertemu lagi dengan Papaku sejak empat tahun yang lalu. Mama sering menasehatiku agar aku mau memaafkan Papaku. Aku sudah muak. Luka di bathinku sudah parah bernanah. Aku tidak mau melihat Papaku lagi, karena bagiku Papa sudah mati.
           
Lamunanku sampai ke titik puncaknya pada kejadian tadi pagi sebelum aku berangkat sekolah.
Rio, nanti sore Papamu pulang.”
Mamaku berkata lembut.
“Papa? Kenapa mesti pulang!?!  ‘Kan Rio sudah bilang sama Mama, kalau Rio tuh sudah tidak mau melihat Papa lagi.”
Jawabku acuh tak acuh.
“Kasihan Papamu nggak ada yang ngurus. Lagian sekarang adikmu juga sudah nggak ada yang ngasuh, karena Papamu sudah nggak mampu membayar baby sitter."
 “Adik?  Adik dari Hongkong?!?”
Sahutku sinis.
“Sekarang keadaan Papamu lagi susah, Rio. Ia sekarang sudah nggak bisa kerja lagi.”
“Giliran susah sama kita! Giliran senang lari sama wanita lain!!!
Aku berkata dengan geram.
Rio!!! Mama nggak pernah ngajarin kamu kurang ajar!!!" Bentak mamaku. Baru kali ini aku dibentak oleh Mamaku. Dan lagi-lagi penyebabnya adalah Papaku.
“Lagian Mama mau membawa Papa  pulang nggak  kompromi dulu sama Rio!!!”
Nada suaraku makin meninggi.
“Mama sudah lupa bagaimana Papa nelantarin hidup kita? Mama juga  sudah lupa bagimana Papa nyakitin hati kita demi bersenang-senang dengan isteri mudanya?” Lanjutku.
“Kejadian itu sudah berlalu, Rio. Mama sudah lama memaafkan  Papamu.”
Bibir Mama bergetar menahan emosi.
“Pokoknya Rio nggak akan pulang  kalau nanti melihat Papa ada di rumah ini!!!
          
          Aku bergegas pergi sambil meraih tas ranselku. Aku berlari pergi sambil meninggalkan suara berdebum keras dari pintu yang kubanting. Kutancap gas sepeda motorku kuat-kuat. Knalpot sepeda motorku meraung-raung seakan turut memprovokasi kemarahanku. Hanya kepulan asap putih yang tertinggal di pekarangan rumahku. Sementara dari dalam rumah, sayup-sayup kudengar suara Mama yang memanggil-manggil namaku.

         Lama juga aku terpekur di kios jagung bakar itu. Untungnya pedagang jagung bakar itu tidak mengusirku yang duduk terlalu lama di kiosnya. Sudah hampir jam 11 malam. Aku beranjak pergi. Sekarang keadaanku kembali sama dengan 6 jam yang lalu. Mengendarai sepeda motorku tanpa tujuan yang jelas.
           
           Tuhan, mengapa semua ini terjadi? mengapa masalah ini datang di saat kehidupanku mulai tenang? Ah, aku tak habis pikir. Aku protes kepada Tuhan.
            
          Aku melintas di Jl. Merdeka  yang keadaannya sudah sepi. Laju sepeda motorku tertahan oleh lampu merah. Aku melihat beberapa anak jalanan yang masih berkeliaran dengan baju kumalnya. Kasihan mereka harus berjuang sendiri untuk mencari makan. Sementara di pojok trotoar dekat bak sampah, aku melihat seorang bapak berperawakan kurus tidur meringkuk melawan dinginnya malam dengan selembar kertas koran. Kehidupan ini memang kejam, pikirku. Mereka kekurangan didekat tempat orang-orang menghamburkan uang. Mereka kelaparan diantara deretan rumah makan siap saji. Sungguh ironis.
            
          Kuputuskan untuk menginap di tempat kost sahabatku Daniel. Saat kuketuk pintu kamarnya, tanpa menunggu lama ia langsung membukakan pintu. Rupanya ia baru selesai mengerjakan PR Bahasa Inggris.
“Elo dari mana malam-malam begini? Masih pake seragam pula.”
“Abis keluyuran. Gua lagi Bete nih!”
Sahutku asal.
“Butuh tatih tayang…?”
Candanya sambil nyengir kuda.
            
          Aku hanya terdiam dengan roman muka dingin. Daniel buru-buru mengubah sikapnya. Ia menyadari kalau aku  lagi sungguh-sungguh. Daniel memang sahabat yang tahu betul karakterku. Walau aku sudah bersahabat lama dengan Daniel, aku tidak pernah menceritakan masalah keluargaku padanya. Aku selalu menutup rapat-rapat masalah ini.  Karena masalah ini adalah aib bagiku. Cukup lama Daniel mendengarkan ceritaku. Daniel yang sedari tadi tidak banyak bicara dan hanya sesekali mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian ia berkata:
“Gua bisa ngerti kalo elo marah. Gua juga bisa faham kalo elo susah maafin  bokap elo. Tapi yang jadi masalah, elo nggak berhak jadi hakim atas perbuatan bokap elo.”
“What’s mean?”
“Kita nggak berhak menjatuhkan vonis benar atau salah sama orang lain.”
“Termasuk sama bokap gua yang jelas-jelas sudah mengacaukan keluarga gua?”
Yap! Hanya Tuhan yang berhak menghakimi perbuatan manusia. Karena Tuhan menilai perbuatan manusia tanpa melibatkan emosi, dendam dan sakit hati.”
            
          Aku berpikir, mungkin juga aku telah memvonis Papaku bersalah karena aku dendam padanya, karena ia lebih memperhatikan isteri muda dan anak laki-lakinya dari pada aku dan Mamaku. Aku dendam karena Tante Miranda dan anaknya telah merampas kasih sayang dan perhatian Papaku yang seharusnya menjadi hakku.
“Jadi menurut elo, gua yang salah?”
Tanyaku.
“Dalam hal ini, nggak ada yang sepenuhnya salah, dan nggak ada yang sepenuhnya benar.”
“Maksud elo?”
“Elo ada sisi benarnya tapi juga ada sisi salahnya.”
“Termasuk bokap gua ?”
“Exactly !”
“Lantas,  gua harus gimana?”
“Menerima semua kejadian ini dengan tulus sebagai jalan yang sudah Tuhan rancangkan bagi hidup elo.”
          
          Aku heran kenapa kata-kata Daniel terasa sejuk dan bisa membukakan mata hatiku. Padahal selama ini biasanya  kalau kami bertemu paling-paling cuma bercanda. Ah, aku mengerti. Mungkin inilah yang disebut dengan jalan Tuhan yang sering tak terselami pikiran manusia.
“Menurut elo apa yang harus gua perbuat sama anak Tante Miranda?”
“Adik elo, maksudnya?”
“Unfortunately yes. Ya… adik tiri gua.”
“Adik, ya adik. Jangan diembel-embeli lagi. Karena bagaimanapun juga dia adik elo, walau lain ibu.”
“Jadi?”
“Sayangi dia sepenuh hati, seperti elo nyayangin diri elo sendiri. Karena dalam hal ini adik elo nggak salah, dan dia nggak ngerti apa yang terjadi.”
            
          Aku merasa jadi orang paling egois sedunia.  Aku orang yang aktif pelayanan di gereja, tapi tidak bisa memaafkan Papaku. Bagaimana mungkin aku bisa mengampuni orang lain kalau aku sendiri tidak bisa mengampuni Papaku. Bagaimana mungkin aku bisa mengasihi orang lain kalau aku  nggak bisa mengasihi adikku sendiri, yang jelas-jelas masih sedarah denganku.
“Elo benar, Niel.”
Nafasku tertahan.
“So, sekarang elo mau gimana?”
“Gua mau pulang. Tapi…..”
“Apa lagi?”
“Gua malu…..”
“Ngapain harus malu? Jangan pernah malu untuk memulai sesuatu hal yang baik. Nggak ada kata terlambat untuk berubah.”

                                                                  ******

         Hari masih pagi saat kupijakkan kaki turun dari sepeda motor di pekarangan rumahku. Aroma bau tanah tercium hidungku, pertanda Mama belum lama menyiram tanaman kesayangannya.
“Kak Rio!!!”

          Aku berpaling kearah datangnya suara. Rupanya suara itu datangnya dari mulut seorang anak kecil.  Anak kecil yang bermata bulat, berkulit putih dan berambut ikal  kecoklatan. Aku yakin dia itu Justin adikku. Tapi dari mana ia tahu aku ini kakaknya?   Mungkin Papa atau Mamaku yang bercerita padanya tentang aku, sambil memperlihatkan foto-fotoku.

Aku tidak pernah bertemu dengan Justin tapi aku merasa tidak asing melihatnya. Demikian juga Justin, ia juga sepertinya tidak takut melihat aku, orang yang tidak pernah kenal dengannya. Mungkinkah ini yang dinamakan ikatan bathin persaudaraan kami?

Aku merasa jadi orang paling munafik kalau aku nggak bisa sayang pada anak selucu dia. Aku yakin semua orang yang melihatnya, pasti akan suka padanya.

Kuhampiri dia. Kubelai rambutnya. Dia tersenyum. Aku tersenyum. Senyuman yang mengandung makna, makna yang tak pernah bisa  kuungkapkan dengan kata-kata. Sesaat mataku nanar oleh suasana haru. Kupeluk dia erat-erat sambil berkata dalam hati: "Justin, maafkan kakak...".

                                                                
                                                                  TAMAT


Catatan: Cerpen ini gw tulis lebih dari 15 tahun yang lalu. Filenya ga sengaja gw temukan ada di komputer yang udah lama jadi penghuni gudang. Komputer itu kemarin dikeluarkan lagi dengan maksud  untuk dicek terlebih dahulu sebelum diberikan buat sodara. Naskahnya sengaja tidak diedit lagi, semuanya masih sama dan apa adanya...

Conclusion:
Berhentilah menyalahkan orang lain dan takdir Tuhan. Cobalah untuk memahami dan mengambil hikmah dari setiap kejadian. Hidup dengan cinta akan jauh lebih bermakna dibandingkan dengan hidup menyimpan amarah dan dendam... 
                     

Senin, 01 Agustus 2011

Papercraft

Di sebuah stand pameran di sebuah mall beberapa tahun yang lalu, gw ngeliat ada handycraft terbuat dari kertas dengan bentuk-bentuk unik dan menarik. Dibilang origami bukan, karena bentuknya yang lebih rumit, dan teksturnya lebih solid (karena terbuat dari kertas karton). Dari hasil tanya-tanya, gw jadi tau namanya seni papercraft atau Bahasa Jepang-nya pepakura.

Kucing-kucing yang lucu

Valentine's Bear

Hamster


Bentuk-bentuk dengan berbagai karakter menarik perhatian gw, terutama yang berhubungan dengan action figure Jepang. Tapi tangan gw ga bisa menyentuh benda-benda itu coz ada tulisan dengan huruf besar-besar di stand itu: PEGANG, BENJOL!!!. Wadoh sampe segitunya ya??! ha ha ha... tapi setelah gw alami sendiri betapa butuh perjuangan buat menyelesaikan sebuah figur dari papercraft, peringatan atau tepatnya ‘ancaman’ itu memang sangat layak he he he...

Doraemon

Inuyasha


Di stand itu, memang dijual karya yang udah jadi dengan harga yang lumayan mahal, dan tentu saja gw ga mau beli ha ha ha... Akhirnya gw hanya membeli 2 set kertas papercraft siap pakai buat gw bikin sendiri di rumah. Figur anjing hush puppies dan maskot olimpiade Beijing yang jadi pilihan gw, coz jumlah kertasnya ga terlalu banyak, untuk menghindari karya gw mandek ditengah jalan he he he...

Kegiatan memotong, melipat, dan me-lem satu persatu potongan-potongan kertas, memang memerlukan kejelian dan ketelatenan tersendiri. Plus kudu teliti, jangan sampe ada satu potongan pun yang ilang.

Musha Gundam

Gundam

Gundam

Kalo bentuknya udah jadi, kasih sentuhan akhir dengan menyemprotkan cat semprot tak berwarna (pylox clear). Tujuannya supaya lebih tahan lama, bisa dibersihkan, dan tidak luntur bila kena air.

Setelah membuat 2 figur papercraft itu, gw jadi  pengen coba bikin figur-figur lainnya, yang jadi masalah, kok serasa mahal ya, harga puluhan ribu cuma untuk beberapa lembar kertas karton dengan gambar tertentu??? Akhirnya gw googling aja. Awalnya sedikit agak sulit memang, coz kebanyakan template papercraft itu berbahasa Jepang (dengan huruf kanji yang njlimet pula). Dari situ barulah gw tau ternyata kata kunci pencariannya dengan memakai kata ‘pepakura’ alias papercraft dalam Bahasa Jepang. Semuanya lengkap dengan petunjuk cara pembuatannya.

Anime Girl

Cherry Anime

Chikage
Ratusan template figur papercraft berhasil gw download, mulai dari yang simple-simple (cuma satu lembar A4), sampe yang rumit dan membutuhkan berpuluh-puluh lembar untuk di print. Sebagai pelengkap tentu saja gw butuh kertas karton manila putih untuk mencetak template yang gw download. Di salah satu toko kertas, gw harus memesan terlebih dahulu 1 rim karton manila putih untuk dipotong menjadi ukuran A4, coz karton manila aslinya berukuran besar. Murah kok, waktu itu harga 1 rimnya kurang dari Rp.30.000,- saja.

Buat bikin papercraft bahan-bahan dan alatnya cukup sederhana kok dan jelas murah meriah.
Bahan dan Alat yang dibutuhkan:
- Karton manila putih ukuran A4 160gr (jumlah sesuai dengan yang dibutuhkan).
- Lem UHU atau lem FOX yang bening.
- Cat semprot bening (pylox clear)
- Printer (untuk mencetak template)
- Gunting
- Pinset
- Cutter
- Penggaris (kalo ada yg terbuat dari logam).

Kalo papercraft kita udah jadi, kita bisa menaruhnya dalam sebuah kotak plastik mica yang ukurannya disesuaikan dengan karya kita itu. Tujuannya agar terlindung dari debu. Kotak plastik mica bisa dibeli di toko plastik atau toko bahan-bahan kue.

Dan taraaaa...!!!!  ini dia yang ditunggu-tunggu, link buat mendownload template papercraft:
2. Kelinci & Wortel
8. Naruto
16. Gagak
35. Sonic
36. Pokemon

Kalo mau lebih banyak, browsing sendiri aja ya. Coz sekarang mencarinya sudah jauh lebih mudah dan lebih banyak macamnya.
Semoga dengan membuat papercraft bisa meningkatkat kreativitas kita, dan bagi yang punya banyak waktu luang, membuat papercraft bisa dipakai buat ngabuburit sambil menunggu beduk maghrib...

Conclusion:
Papercraft melatih kita untuk bekerja dengan tekun, teliti, sabar, dan telaten. Kerjakan step by step dan jangan cepat menyerah!!!