Minggu, 24 Juni 2012

The Mysterious Boy, Faris...


Semua PLU tau kalo sekolah pariwisata itu mahasiswanya identik dengan gay, even ga semuanya lho. Ada beberapa sekolah tinggi ilmu pariwisata di Bandung yang cukup terkenal, mulai dari yang negeri sampai yang swasta. Dan sudah jadi rahasia umum, kalo sekolah pariwisata yang ada di daerah Setia Budi – Bandung, dihuni oleh mahasiswa-mahasiswa yang sebagian besarnya termasuk kategori good looking.
Karena itu, sudah barang tentu  sangat sayang kalo gw lewatkan begitu saja.‘Pengalaman’ gw dengan anak pariwisata boleh dibilang lumayan banyak juga lho he he he... Dan ini salah satu kisahnya...

Dari sekian mahasiswa pariwisata yang pernah gw kenal, salah satunya adalah Faris. Awal perkenalannya, suatu hari di kwartal pertama tahun 2011 dia mengirim message di akun Planet***** gw. Dari profilenya gw membaca kalo dia baru berumur 19 tahun. Dan rupanya dia hanya memasang 1 foto saja di profile Planet*****nya. Tapi dari satu foto itu gw bisa menilai, Faris anaknya termasuk handsome, maklum dia blasteran Padang, Arab dan Belanda. Diawali dengan saling kirim message, dan saling tuker ID yahoo messenger. Perkenalan antara gw dan Faris pun makin intens.

Satu hal yang agak janggal, dia ga pernah mau kasih nomor hp, akun fb dan memperlihatkan foto-foto dia yang lainnya. Dia bilang masih discreet, dan gw menghargai keputusannya. Buat gw sih ga terlalu jadi masalah selama apa yang dia omongin dan foto yang dia pajang itu bukan palsu.

Janjian untuk ketemu pun berkali-kali dibuat dan batal, entah itu gara-gara kemaleman, hujan, dia banyak tugas, gw berhalangan dan lain sebagainya. Dan suatu malam, akhirnya pertemuan itu pun terjadi. Sabtu malam pukul 21:00 WIB, sesuai dengan kesepakatan gw datang ke tempat kost-nya Faris. Sebuah tempat kost yang cukup bagus di kawasan Karang Setra. Design bangunannya mirip sebuah Villa. Sepanjang perjalanan (setelah memasuki kompleks) ke tempat kostnya, gw dipandu Faris melalui YM. Sampai akhirnya gw tiba di tempat parkir kost-an, dan gw melihat seseorang mengintip dari balik tirai sebuah kaca jendela di lantai 2. Kemudian masuk message di YM gw; “Tunggu ya kak, aku turun sekarang.”dan gw jawab: “OK”.

Sesosok pemuda berkaus singlet Hings putih, dengan tinggi 178 dan dengan berat badan ideal, menghampiri gw.
“Hai, Kak...!!!" kata Faris sambil mengulurkan tangannya, dan kami saling bersalaman.
“Kita masuk aja, yuk.” Lanjut Faris.

Gw berjalan mengikuti langkah Faris menyusuri ruang tamu, lorong dan tangga menuju lantai 2. Tempat kostnya memang unik, dengan interior dan lantainya didominasi oleh kayu. Kamar kost Faris cukup luas, dilengkapi dengan sebuah kamar mandi di dalamnya. Penataan furniturenya simple tapi rapih dan elegan. Seperangkat home theater bercokol di  Tapi yang mencuri perhatian gw adalah sebuah kamera SLR Canon model baru tersimpan di lemari kaca, dengan 3 jenis lensa kamera yang berjejer di sebelahnya. Owh, rupanya gw dan Faris punya hobby yang sama.

Di dalam kamar kami ngobrol ngalor ngidul. Obrolan kami santai dan akrab nampak seperti orang yang sudah kenal lama. Even ga cerewet tapi terlihat kalo Faris antusias menyimak obrolan kami. Menurut gw, Faris termasuk sosok yang  sempurna. Hidungnya yang mancung, giginya yang putih, bersih dan rapi, bermata coklat, dan warna kulitnya yang sawo matang. Sungguh kombinasi yang unik dari ras melayu, timur tengah, dan eropa.

Foto diambil dari: http://homotography.blogspot.com

Setelah sekian lama larut dalam obrolan, dan gw hampir menghabiskan segelas cappuchino racikan Faris. Faris kemudian bilang;
“Kak, aku mandi dulu ya. Bentar kok.”
“Iya.” Jawab gw singkat dan memberinya sebuah senyuman (orang-orang yang pernah melihat senyuman gw baik dari foto maupun melihat langsung. Rata-rata bilang kalo senyuman gw itu senyuman manis tapi nakal... huft!).

Terdengar gemericik air dari shower di kamar mandi tak berpintu itu. Faris asyik membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi yang hanya dibatasi oleh tirai berbahan polyvinylchloride motif garis-garis berwarna broken white. 
Sambil menunggu Faris mandi, gw memainkan remote control mengeksplorasi channel-channel tv cable, di layar tv plasma milik Faris.

Tak berapa lama kemudian Faris muncul dengan handuk putih melilit di pinggangnya. Badannya masih terlihat basah oleh butiran-butiran air, begitu juga dengan rambutnya, masih basah dan meneteskan air. Faris menghadap cermin yang ada di samping kiri gw. Posisinya kami saling berhadapan tapi tidak frontal. Kemudian Faris melepas handuknya, dan dengan handuk itu ia mengeringkan tubuhnya... Ups!!! Dia bertelanjang bulat dihadapan gw. Sesekali gw mencuri-curi pandang melihat tubuh polosnya itu, dan tentu saja termasuk melihat benda pribadi Faris yang menggelantung dengan indahnya. Benda itu nampak ranum, sexy, dan menggairahkan...  Dia melirik dan tersenyum. Jantung gw berdegup makin kencang, menyaksikan pemandangan indah itu he he he...

Lalu gw mendekat ke Faris. Meraih handuk yang ada ditangannya, lalu gw membantu mengeringkan setiap tetes air yang ada di kulit sawo matangnya dengan usapan handuk putih itu. Setiap bagian tubuh itu gw telusuri, tak ada yang terlewatkan. Hingga tubuh Faris benar-benar kering dan ada ada bagian tubuh milik Faris yang mengencang. Tanpa bicara, tanpa ada bahasa verbal... yang ada hanya bahasa gejolak naluri 2 lelaki... kami larut dalam sebuah pergumulan yang panas. Dinginnya udara malam yang sedari tadi menggigit di kulit kami, kini terkalahkan oleh panasnya gairah membara gw dan Faris. Butiran air di tubuh Faris yang sudah mengering, kini berganti menjadi butiran-butiran keringat, begitupun juga dengan tubuh gw,  kini nampak mengkilat oleh tetesan peluh... (ga perlu gw ceritain detailnya ya ha ha ha...).

Jujur, Faris adalah salah satu brondonk yang termasuk pandai dalam permainan di atas ranjang. Ditambah dia punya sex appeal yang kuat. Sungguh kombinasi yang sempurna!!

Setelah permainan usai, dia menyandarkan tubuh polosnya di dalam dekapan tangan gw. Memegang erat lengan gw sambil matanya terpejam, mungkin dia kelelahan. Diiringi obrolan ringan yang membuat kami bisa tersenyum atau bahkan sesekali tertawa terbahak-bahak.

 Lebih dari setengah jam kemudian, baru gw dan Faris membilas tubuh kami di kamar mandi. Gw yang selesai berbilas duluan, keluar dari kamar mandi. Sementara Faris masih asyik membersihkan diri (maklum yang jadi bott kan lebih ribet dalam urusan bersih-bersih he he he...).

Selagi gw mengeringkan diri, mata gw melihat jaket almamater milik Faris yang tergantung di hanger. Di jaket almamater itu terlihat sebuah emblem nama yang bertuliskan ‘Faris Akbar Koendraad’ (ini bukan nama sebenarnya yang tertulis di emblem itu lho...he he he... sengaja gw rahasiakan).

Sewaktu gw mau berpakaian, dan cuma celana dalam yang baru melekat di tubuh gw. Gw merasakan sebuah dekapan erat dari belakang. Rupanya Faris yang memeluk gw... Tangan Faris menelusuri tubuh gw dari belakang. Kemudian dia melepaskan dan melemparkan jauh-jauh celana dalam gw. Dasar nakal!!! he he he.... Gw membalikkan tubuh gw ke arah dia. Kini kami saling bertatapan dan sama-sama tersenyum. Tanpa kata-kata kami bisa saling membaca bahasa tubuh, tapi kami tau apa yang sama-sama kami inginkan lagi malam itu he he he... Ronde kedua pun terjadi, yang tak kalah hebatnya dari ronde pertama he he he...

Setelah saling mengenal dan ketemu, bukan berarti kemisteriusan Faris sudah tidak ada lagi. Dia masih tetap tidak memberitahukan nomor hp-nya. Dan gw tidak mau ambil pusing, toh gw dan Faris masih bisa berkomunikasi via YM (memang sih YM Faris tidak selalu aktif, tapi tidak masalah. Yang penting kami masih bisa saling berhubungan).

Tapi bukan gw dong namanya, kalo gw ga bisa melacak FB Faris. Berbekal nama yang tertera di emblem yang nempel di jas almamater Faris, gw bisa menemukan FB resmi Faris. Di FB itu gw melihat banyak foto Faris  dengan background pemandangan manca negara (Singapore, Thailand, Malaysia, China, Australia, New Zealand, Canada, Amerika, Perancis, Jerman, Inggris, Belanda, Italy, Swiss, dll). Rupanya dia punya hobby traveling. Dari FB itu juga gw bisa tau rupanya Faris seorang aktivis, dan menjadi ‘duta ************’ di kampusnya.
Dari komunikasi via YM, gw juga jadi tau kalo Faris sering pulang malam karena kesibukkan di kampusnya.

Faris sosok yang kadang bisa membuat gw tertantang berbuat nekat he hehe... Ketemuan jam 3 pagi pernah gw jabanin (padahal kostan Faris melewati Jl. Bungur, yang menurut gw salah satu jalan yang termasuk paling seram di Bandung, dengan kanan kiri di pohon besar, sunyi, temaram, dan kadang berkabut). Loncat pagar kostan yang sudah digembok juga pernah gw lakukan he he he...

Pertemuan demi pertemuan kami terus jalani, dengan waktu yang benar-benar acak dan tak terduga. Sampai saat ini, buat gw dia masih tetap seorang yang misterius. Entahlah apa yang dia sembunyikan. Sampai sekarang pun gw masih belum tau nomor hp-nya. Gw bukan tipe pemaksa, jadi ya dibawa enjoy aja. Toh gw dan dia juga ga ada ikatan apa-apa. Hubungan kami cuma berdasarkan suka sama suka.

Dua  hari lalu, waktu gw browsing tentang male model photography, gw ketemu sebuah  website yang berisi galery hasil karya seorang fotografer. Seorang fotografer profesional yang karya-karyanya sangat bagus, dari segi originalitas thema, nilai seni, pose, lighting dan tekhnik-tekhnik fotografi lainnya. Galery-nya memuat foto-foto cowok keren topless dengan lekuk tubuhnya seperti pahatan patung pualamYunani. Kalo pun ada model yang perutnya tidak sixpack, tapi pasti wajahnya ganteng berkarakter. Dan... taraaaaa... salah seorang model di galery foto-foto keren itu adalah Faris!!! Makanya gw jadi terinspirasi menuliskan postingan tentang dia.

Sudah lama juga gw dan Faris ga saling ketemu. Faris tetap menjadi sosok misterius. Dibilang tidak ada, tapi nyata. Dibilang ada, tapi dia seperti ilusi... Faris oh Faris... The Mysterious Boy...

Conclusion:
Setiap orang berhak merahasiakan jati dirinya. Mau comming out, mau open minded, mau discreet, atau bahkan mau denial... Semua terserah diri masing-masing.

Senin, 04 Juni 2012

Hajar Jahanam


Kalo bicara soal ejakulasi dini, mungkin langsung kepikiran kalo kita lagi ngomongin seorang pria yang beranjak tua dengan vitalitas seksualnya yang mulai menurun. Tapi itu tidak sepenuhnya benar, coz masalah ejakulasi dini banyak juga dialami orang-orang muda, bahkan brondonk sekalipun.

Gw pernah beberapa kali menemui kasus kaya gini. Salah satunya, sebut saja namanya Akhsan seorang brondonk yang kost di kawasan Jl. Sersan Badjuri. Waktu forplay memasuki sessi gw mengoral dia, hanya dalam hitungan 1, 2, 3... ya cuma 3 hisapan saja!!! di sudah mengalami ejakulasi. Dia ga sanggup menahan laju semburan spermanya. Dan permainan pun berakhir sampai disitu. Bete juga sih, sudah jauh-jauh datang kesitu eh cuma berakhir kaya gitu, hanya buang-buang tissue aja he he he... dan gw hanya mendapat permohonan maaf dari dia.

Beberapa hari kemudian gw ketemu chatting lagi sama dia, trus dia tanya apa dialaminya itu sesuatu yang normal? Lalu gw balik tanya sama dia; apa kejadian itu selalu terjadi? Dia jawab ya. Trus gw tanya lagi; apa waktu masturbasi juga mengalami kejadian yang serupa? Dia jawab ya. Wah heran juga ya, padahal dia baru berumur 20 tahun lho... Tadinya gw berfikir mungkin dia terlalu excited atau terlalu fokus makanya dia cepat ‘tumbang’. Padahal menurut yang gw tau dalam kondisi normal ejakulasi seharusnya terjadi 3-15 menit setelah penetrasi/intercourse (bukan waktu dioral). Oral sex sebenarnya kan cuma appetizer (forplay), sedangkan main course buat pasangan gay ya penetrasi atau anal sex.

3 menit bukanlah waktu yang lama, tapi sudah bisa dikatakan normal. Tapi idealnya sih ejakulasi terjadi di rentang waktu 10-15 menit setelah penetrasi, supaya sama-sama puas he he he... Tapi jangan salah, lebih lama bukan artinya lebih bagus lho. Menurut sexolog;  jika ejakulai tidak tejadi setelah penetrasi  lebih dari 30 menit, ada kemungkinan mengalami ejakulasi tertunda (kebalikan dari ejakulasi dini), kesulitan mengalami ejakulasi, atau bahkan tidak bisa ejakulasi.


Ada satu kejadian lagi antara gw dengan seorang mahasiswa, yang kost di daerah Gegerkalong, sebut saja namanya Fikar. Gw dan Fikar sebenarnya udah kenal lama di dunia maya, yaitu sejak dia baru menetap di Bandung di semester-semester awal dia kuliah, tapi kami belum pernah saling bertemu secara face to face. Sampai pada suatu ketika, gw dan dia ketemu online lagi dan sepakat untuk kopi darat malam itu. Fikar sudah berumur 22 tahun dan lagi nyusun skripsi.  

Gw memang sering ngelihat Fikar online di mirc dengan nickname yang mudah ditebak dan selalu memakai nickname yang ada ada unsur kata ‘long’ atau ‘panjang’, contohnya: Bdg_Slim_Long, Bdg_Long_Kost, Bdg_Muda_Panjang, Bdg_Senjata_Panjang, dll. Di akun manjam-nya dia juga pernah memasang foto ‘senjata tempur’ kebanggaannya.

Singkat cerita malam itu gw menyambangi tempat kostnya. Dalam suasana temaram dan  sunyi gw menunggu di tempat yang sudah dijanjikan. Tak berapa lama setelah gw telepon dia muncul. Tanpa banyak basa-basi, dia mengajak gw ke tempat kostnya. Sebuah tempat kost standar, dengan sebuah kasur yang digelar di lantai dan dan sebuah lemari pakaian berukuran sedang. Disana nampak sebuah laptop yang masih terkoneksi dengan internet, dan memutar playlist lagu-lagu Adelle di winamp-nya.

Cukup lama gw dan Fikar ngobrol ngalor ngidul, kemudian dia pamit mau ke toilet dulu.  Setelah balik dari toilet dia duduk  disebelah gw, dia merangkul badan gw, dan dimulailah pergumuluan dua lelaki.... he he he... Waktu gw membuka celana boxer hijaunya nampaklah tugu monas yang panjang, tapi slim dan sedikit melengkung ke kiri (kaya buah pisang). Menurut gw antara panjang dan diameternya kurang seimbang sih. tapi gpp, toh dia ga berbohong dengan nicknamenya Bdg_Slim_Long, padahal tadinya gw kira yang slim itu cuma badannya doang, bukan burungnya he he he... Kalo liat di pic manjam-nya sih burungnya kaya gede, mungkin gara-gara angle jepretannya aja, jadi si burung pipit terlihat lebih gede, tebal, dan berisi plus garang kaya burung rajawali wkwkwk...

Dia yang lebih dahulu mengoral punya gw (yang tentu saja lebih gede dari punya dia, sekalipun ga sepanjang miliknya). Giliran gw menyentuh si slim long dan menggenggamnya, kemudian gw coba mengoralnya. 1, 2, 3... ada yang aneh di lidah gw. Kok penis Fikar rasanya pahit? Gw sangat percaya keakuratan indera perasa gw, yang sudah menjajal aneka rasa makanan dalam rangka berwisata kuliner. Lidah gw sensornya bisa diandalkan untuk memvonis makanan itu enak atau ga enak. Gw coba sekali lagi, dan masih berasa pahit!! Kemudian gw tanya sama Fikar.

“Diolesin apa penis kamu?”
“Ga diolesin apa-apa kok, Bang.” Jawab Fikar, tergagap.
“Jangan bohong, kok pahit??” sahut gw.
“Bukan apa-apa kok, cuma biar lebih hot aja.”
“Obat kuat???” tanya gw sambil melongo.
“Hmmmhhm... “ dia hanya menggumam, mungkin perasaannya bercampur baur, antara malu, salah tingkah, dan ketakutan  rahasianya terbongkar.
“Rasanya pahit tau!!!, sana cuci dulu pake sabun!!!”  Kata gw dengan nada agak jutek.
Kemudian dia beranjak menuju toilet untuk membersihkan penisnya dari obat sialan itu.

Waktu Fikar kembali dan kami melanjutkan permainan, gw merasakan keganjilan lagi di mulut gw. Kok sekarang lidah dan mulut gw berasa tebal dan hilang rasa. Rasanya kaya habis disuntik anestesi waktu dicabut gigi. Mulut gw berasa baal dan tidak nyaman. Boro-boro bisa menikmati acara oral mengoral si slim long itu. Gw kehilangan mood untuk melanjutkan pertempuran malam itu. Lalu gw hanya mengocok si slim long sampai dia menyemburkan cairan kental berwarna putih. Dan gw segera mengenakan pakaian gw.  Selesai!!!

“Kamu tadi pake apa? bibir aku kok jadi berasa tebal??” tanya gw dengan emosi tertahan.
“Pake obat, biar tambah hot. Tapi aku salah, ga dicuci dulu. Menurut petunjuknya sih harus dicuci dulu. Tapi aku pikir kalo ga dicuci mungkin akan lebih hebat khasiatnya.” Terang Fikar.
“Gila aja! Mulut aku jadi mati rasa, tau!!! Sahut gw ketus.
“Maaf ya, Bang. Abang jadi ga nyaman...” kata Fikar dengan wajah menyesal.
“Tadi bukan obat biar hot, tapi obat supaya kamu ga cepet keluar kan???” tanya gw, menyelidik.
“Mmmm... iya Bang...” jawab Fikar.
“Emang kamu cepet keluar? Kamu kan masih muda. Baru 22 tahun kan?” tanya gw
“Iya, Bang. Aku suka malu kalo ML, belom apa-apa udah keluar." Sahut Fikar sambil menundukkan mukanya.
“Harusnya kamu jangan pake obat-obat gituan, kamu perbanyak olahraga aja, atau latihan masturbasi aja dengan mengatur ritme kocokkan.” Nasehat gw.
“Iya Bang. Lagian tadi itu,  aku baru coba-coba pertama kali pake obat kuat kok.” Jawab Fikar, lirih.
“Jadi, aku dijadiin objek percobaan kamu?!?!??” kata gw, pelan tapi tegas. ‘Sialan!!!’ Sumpah serapah gw dalam hati.
“Bu... bukan gitu, Kak... Beneran aku minta maaf...” sesal Fikar.
“Emang obat apa yang tadi kamu pake?” tanya gw.

Fikar beranjak, mengambil sesuatu dari saku celananya yang tadi dia gantung di balik pintu. Kemudian dia menyerahkan sebuah botol kecil berisi cairan. Di label botol kecil itu ada tulisan nama obatnya: ‘HAJAR JAHANAM’. Sebuah nama obat yang menurut gw menyebalkan dan ga akan pernah gw lupakan. Obat yang sudah berhasil mengHAJAR mulut gw!!! Dasar JAHANAM!!!... Hey!!! Jangan pada ketawa!!! Berisik!!! Gw lagi kesel neh :(

Disini gw ga akan ngebahas tentang obat kuat yang JAHANAM  itu, tar dikira iklan terselubung lagi he he he... Yang jelas obat itu berfungsi mengurangi kesensitifan penis agar tidak cepat mengalami ‘Knock Out’. Kalo mau tahu mah googling aja sendiri. Yang jelas gw ga sudi pake obat gituan, coz gw yakin dengan berkurangnya sensitifitas tentu saja akan berkurang juga kenikmatannya. Wassalam!!!... (lho? kok jadi kaya pidato Pak RW ya? wkwkwkwk...).

Conclusion:
Ternyata, Edi Tansil (alias ejakulasi dini tanpa hasil) bukan miliknya orang yang sudah ‘berumur’ aja. Tapi bisa juga dialami oleh anak-anak muda.