Minggu, 02 Desember 2012

Dunia Gay Memang Sedaun Kelor



Bulan puasa 1 tahunan yang lalu gw kenal dengan Raisal, yang lagi-lagi dari MIRC he he he... Anaknya cakep, dengan tinggi 180cm dan berat badan ideal.  Waktu itu umurnya Raisal baru menginjak 19 tahun. Secara penampilan tentu saja sangat terjaga coz dia bekerja sebagai SPB di salah satu deptstore terkemuka di Bandung. Ga mengherankan juga kalo dia sempat menjadi cemceman seorang artis sinetron, yang sangat tergila-gila memelihara reptil (hal ini gw tau setelah gw dan Raisal lebih akrab).

Dia mengundang gw untuk datang ke rumahnya. Awalnya gw ragu coz gw merasa kurang nyaman kalo harus melakukan aktivitas seksual di rumah yang seorang cowok yang tinggal dengan keluarganya. Tapi dia meyakinkan kalo rumahnya cukup aman, karena disamping semua anggota keluarganya sudah pulas, letak kamarnya pun tersendiri di lantai 3. Ya sudah gw pun berangkat dengan tralala trilili... he he he...

Dari kejauhan nampak Raisal lagi berdiri di depan sebuah apotik, seperti kesepakatan sebelumnya. Dia tersenyum sumringah menyambut kedatangan gw yang masih duduk di jok sepeda motor. Setelah berkenalan singkat, dia langsung ngajak gw ke rumahnya. Gw harus memasuki sebuah gang yang sedikit berkelok-kelok, tapi tidak terlalu jauh dari jalan utama. Kebiasaan gw kalo memasuki TKP yang berada di dalam gang adalah menghitung jumlah belokan, misalnya: kanan-kiri-kanan-kanan-kiri-kiri-kiri-kanan dan waktu pulang kita tinggal menggantinya dengan arah kebalikannya: kiri-kanan-kiri-kiri-kanan-kanan-kanan-kiri. Usahakan juga sambil mengingat-ingat beberapa bangunan atau apapun yang eye catching sebagai penanda jalan. Kenapa harus mengingat-ingat jalan? Coz ada kemungkinan pulangnnya tidak diantar. Ya namanya juga sudah larut malam, jadi kasihan juga kalo kita menyusahkan tuan rumah. Makanya mengingat jalan pulang itu hal yang sangat penting buat gw.

Raisal membuka pintu pagar sebuah rumah yang tidak terlalu besar namun tertata rapi. Gw memarkirkan sepeda motor gw, sementara dia membuka pintu rumahnya dengan sebuah anak kunci. Lalu dia mempersilahkan gw masuk.
“Ayo, kak masuk...” bisiknya....
Dia dan gw sedikit mengendap-endap memasuki rumah itu, maklum jam sudah lewat tengah malam. Gw sedikit kaget waktu di ruang keluarga ternyata ada seorang anak kecil tertidur di sofa dikelonin oleh ibunya. Melihat muka gw yang berubah jadi pucat, Raisal cengengesan.
Nyantai aja, Kak...  mereka tidurnya kaya kebo kok...”
Kata-kata Raisal itu sedikit membuat hati gw lega.

Lalu gw ngikutin Raisal menuju Kamarnya di lantai 3. Fuiihh.... akhirnya sampe juga he he he...
“Duduk Kak, aku ambilin minum dulu.”
“Iya, tapi GPL ya...” bisik gw sambil tersenyum.
“Ok.” Jawabnya’.

Waktu Raisal kembali, dia membawakan air mineral dan  2 toples kue kering khas lebaran.
Setelah ngobrol ngalor ngidul sambil minum dan mencicipi kue kering.
Beberapa saat kemudian Raisal beranjak keluar kamar, rupanya dia kebelet pipis. Tak lama kemudian dia kembali lagi dan kini pakaiannya sudah tidak lengkap lagi. Tubuhnya hanya ditutupi selembar celana dalam super sexy, dengan kombinasi warna merah dan hitam. Celana dalam Raisal tertutup hanya bagian depannya saja, sementara bagian belakangnya hanya berupa tali yang super kecil. Darah gw berdesir dan denyut jantung gw berdegup kencang. Raisal yang ganteng, sekarang berubah menjadi Ganteng dan sexy he he he... Gw lalu berdiri (dan dede gw juga ikutan berdiri he he he...) menghampiri Raisal. Dia lalu memeluk dan mencium bibir gw dengan sangat ganas. Tanpa terasa tubuh gw pun sudah dilucuti olehnya. Dan kini kami sudah sama-sama berada di atas tempat tidur.

Raisal berbaring disamping gw, kemudian memeluk tubuh gw. Erat banget. Sampe-sampe gw bisa mendengar detak jantung dan deru nafasnya yang memburu. Maka permainan ranjang yang panas pun dimulai... Dalam satu sesi dia mengangkat tubuh gw  sambil menjilati puting, menciumi leher dan mencium bibir gw. Jujur itu pengalaman pertama kali gw, ml sambil digendong-gendong, sama brondonk pula. Tapi seru juga he he he...  Kalo brondonknya slim, biasanya kan gw yang suka gendong. Posisi favorit gw waktu menggendong brondonk adalah mendudukannya di bahu gw. Dengan arah tungkai ke belakang dan menghadapkan penisnya tepat di mulut gw untuk dioral. Dijamin si brondonk mengalami sensasi yang luar biasa (disamping keenakan, mungkin juga sambil takut jatuh ha ha ah...).

Singkat cerita gw dan Raisal menghabiskan malam itu dengan 2 ronde full set wkwkwk... Karena hampir makan sahur, gw pun pamit pulang. Takutnya keluarga Raisal keburu pada bangun. Sebelum gw pulang, Raisal mencium bibir dan memeluk tubuh gw seperti tidak ingin lepas.

Setelah malam itu kami masih beberapa kali ketemu. Dan dari pertemuan itu, gw jadi tau kalo setelah lebaran nanti, Raisal akan dimutasi ke deptsore di Jakarta. Ya mau gimana lagi... sejak saat itu komunikasi kami pun mulai berkurang dan akhirnya ga ada kontak sama sekali....


Pada suatu ketika, dalam perburuan brondonk di MIRC berikutanya, gw bertemu dengan seorang brondong 20 tahun bernama Fahri. Anaknya sederhana berbobot 60 kg dengan tinggi badan170 cm. Kulitnya sawo matang dengan tatapan mata yang teduh. Dia berasal dari Garut, maka ga mengherankan kalo tata bahasa Sundanya sangat halus dan sopan. Pokoknya dia paket lengkap brondonk original dari daerah pasundan dengan segala keeksotisannya he he he... Dia bekerja di sebuah mall, tidak jauh dari tempat kostnya.

Malam pertemuan gw dan Fahri bertepatan dengan Malam Idul Adha... Aduh lagi-lagi gw ketemuan di hari yang kurang tepat (mohon maaf buat pembaca blog bila kurang berkenan). Fahri memohon-mohon sama gw buat nemenin dia di tempat kostnya, coz katanya semua teman-teman kostnya lagi pada mudik.

Pukul 23:00 WIB gw pun meluncur ke tempat kost Fahri dengan sepeda motor gw. Waktu gw tiba di sebuah mini market, seperti yang sebelumnya dijanjikan. Gw menelpon Fahri, coz  gw ga melihat ada seorangpun yang lagi nongkrong di depan mini market itu. Waktu gw telpon, Fahri menjawab dengan suara kurang jelas diantara backsound takbir yang cukup keras. Tak lama kemudian dia pun muncul.
“Maaf Kak, tadi aku ikut takbiran dulu. Aku kira kakak ga jadi datang. Makanya aku ke mesjid aja daripada di kostan bete sendirian.” Sahut Fahri, memohon maaf.           
“Gpp, kalo gitu kamu lanjutin takbiran aja atuh. Aku pulang aja ya.” kata gw
“Jangan pulang dong, Kak. Ke kostan aku aja yuk.” Ajak Fahri.
“Trus takbirannya gimana?” tanya gw.
“Ya udahanlah, Kak. Sekarang kan ada kakak yang nemenin aku di tempat kost jadi ga akan bete lagi.” jawabnya sambil tersenyum.

Suhu udara diluar memang cukup dingin. Tapi di kamat kost Fahri suhunya berubah menjadi panas, sepanas pergumulan gw dan Fahri he he he...

Setelah malam itu, beberapa kali gw menyambangi tempat kost Fahri. Waktunya memang tidak menentu, walaupun jarang tapi sesekali masih ketemu lah. Fahri beberapa kali bilang kalo dia suka sama gw, tapi gw selalu bilang kalo gw ga lagi nyari pacar. Untunglah dia bisa mengerti dan ga mempermasalahkannya.

Lewat obrolan dengan dia, gw jadi tau kalo dia punya grup nasyid. Dia aktif berlatih dan bersosialisasi dengan grup-grup nasyid lainnya (baik yang ecek ecek maupun nasyid papan atas Indonesia). Dia pun sering terlibat event-event besar yang berhubungan dengan nasyid. Dan sssstttt.... dia juga membuka rahasia kalo dia pernah ml dengan beberapa orang personil grup-grup nasyid yang sangat terkenal, salah satu grupnya berinisial S. Fahri menambah referensi gw, kalo ternyata orang yang sangat agamis, berbaju koko, berpeci dan aktif bernyanyi mengumandangkan kebesaran Tuhan, masih teuteup jadi homo he he he... (ups jangan marah ya, gw juga yakin kok, di luar sana masih banyak anggota nasyid yang hidupnya lempeng-lempeng aja).


Next... Suatu malam, hujan sangat deras.  Gw chat lagi dan ketemulah seorang brondong bernama Azriel. Brondonk berumur 20 tahun, tidak terlalu tinggi memang tapi tegap dan kekar. Katanya malam itu dia pertama kali chat di MIRC, ya itu terlihat dari jawaban-jawaban dia yang kadang kurang nyambung, atau bahkan seperti kurang mengerti istilah-istilah chatting. Untunglah malam itu, katanya dia chatting bareng dengan temannya yang ada di room sebelahnya. Temannya itulah yang mengajari dia chatting, makanya jadi sedikit terbantu. Dan acara chatting, saling tukar pic dan no hp pun pun bisa terlaksana.

Malam sudah sangat larut, Azriel pamit pulang. Hujan deras membuat acara ketemuan sangat tidak memungkinkan dilakukan malam itu. Lagi pula ini adalah pengalaman pertama buat Azriel chatting berkenalan dengan cowok, makanya dia terlihat sangat hati-hati.

Malam itu komunikasi kami dilanjutkan dengan saling kirim sms. Komunikasi kami via sms sangat intens. Dan beberapa hari kemudian kami pun janjian untuk saling ketemu. Tapi masalahnya, gw ga bisa berkunjung ke tempat tinggal Azriel. Karena dia masih tinggal dengan orangtuanya. Ya apa boleh buat, gw akhirnya menyerah dan mengajak dia ke rumah gw, kebetulan di rumah lagi ga ada siapa-siapa. Tentu saja setelah terlebih dahulu ketemuan di tempat yang telah ditentukan.

Secara fisik, Azriel sangat cowok banget. Ga ada tanda-tanda yang mencolok kalo dia itu gay. Ga terlalu cakep tapi charming, ditambah punya senyuman yang manis menampakan gigi geliginya yang putih dan rapi.

Detail adegan panasnya ga perlu gw ceritain secara kali ya he he he... yang jelas Azriel adalah anak yang ‘belajar dengan cepat’. Apa yang gw lakukan, dia tiru dengan sempurna. Seperti biasa, dalam pertemuan itu having sex 1 kali takkan pernah cukup he he he...  Dia sendiri masih bingung role play dia itu T/B,  dan gw ga memaksa dia untuk mencoba melakukannya saat itu.

Dari obrolan dengan Azriel, gw jadi tau kalo gw adalah cowok kedua yang pernah kontak fisk dengannya. Yang pertama adalah seseorang yang mendekatinya di tempat ngegym. Lalu berkenalan dan cowok itu, yang kemudian mengajak Azriel ke rumahnya. Acaranya hanya satu arah, yaitu si cowok itu mengoral Ariel, coz Azriel masih bingung dengan apa yang harus dilakukan. Toh awalnya mau mencoba juga karena ada rasa penasaran dalam dirinya ada dorongan hasrat kepada cowok. Padahal di SMA dia terkenal sebagai playboy yang suka merawanin cewek-ceweknya.

Dalam obrolan di pertemuan berikutnya, Azriel memperlihatkan foto teman yang mengajarinya chatting. Dan ya ampuuuun!!! ternyata dia adalah Raisal!! he he he....
“Kok kakak diem aja? Suka sama dia ya? Cakep kan?” tanya Azriel waktu melihat gw yang terdiam.
“Dia memang cakep....” Jawab gw singkat.
“Dia ikutan modeling, Kak.” Azriel menjelaskan.
“Oooh... pantesan...!!” kata gw menggumam.
“Apa Kak? Jangan-jangan kakak udah kenal sama dia ya??” tanya Azriel.
“Hmmhh... ga kok.” Sahut gw berdusta.
“Dia namanya Raisal. Kami tetanggaan. Aku sama dia udah sahabatan sejak SMA, Kak. Tapi makin deketnya sih setelah kita sama-sama saling terbuka kalo diri kita itu gay” lanjut Azriel.
“O ya?” jawab gw singkat dan asal.
“Jadi dia yang ngajarin kamu chatting? Trus dia liat pic aku ga?” tanya aku penasaran.
“Iya, dia malah yang kasih support aku untuk ketemuan sama kakak. Kata Raisal, kayanya kakak orangnya baik.” Terang Azriel.
Ah Raisal!! ya iyalah kamu pasti tau kalo aku ini baik he he he... gumam gw dalam hati.
“Selain Raisal aku juga punya dua sahabat lagi, lho. ini fotonya Kak.” Kata Azriel sambil menunjukkan foto di hpnya. Di foto itu nampak 4 orang brondonk: Azriel, Raisal, satu brondonk lain, dan.... Fahri!!! Gubrax!!! Ha ha ha... Ya ampun ternyata gw bercinta dengan 3 orang sahabat karib he he he...


Malam harinya gw telpon Raisal. Dan dari obrolan di telpon itu, gw jadi tau kalo ternyata dia itu udah beberapa bulan kembali lagi Ke Bandung. Trus menyinggung juga tentang bagaimana dia ngajarin Azriel chatting. Termasuk waktu dia dengan berat hati mensupport Azriel untuk menemui gw.  Ceritanya berkorban demi sahabat kali he he he...
“Kakak masih mau ketemu sama aku ga?” tanya Raisal.
“Ya tentu saja! masa nolak ketemuan sama anak secakep kamu?” jawab aku nyeplos he he he...
“Ah, kakak bisa aja...”  Kedengeran dari nada suaranya kalo Raisal lagi tersipu.
“Jadi kapan mau ketemunya, Kak?” tantang Raisal.
Anytime!!” jawab gw.

Sejak itu yang lebih sering ketemu dengan gw adalah Raisal, tapi bukan berarti komunikasi gw dengan Azriel dan Fahri terputus lho. Dari Raisal pula gw jadi tau kalo sahabatnya yang satu lagi bernama Andika. Tapi sayang menurut info dari Raisal, Andika itu penyuka brondonk juga jadi ga bisa gw embat dech wkwkwk... Ah dasar ya otak gw emang mesum!!! Ha ha ha... Gw juga hanya berterus terang soal Azriel aja, sementara tentang Fahri ga pernah gw bahas dengan Raisal. Biarkan saja begini adanya.

Lucunya kadang waktu tiga sahabat ini lagi jalan bareng atau karaokean. Mereka kirim sms atau ym-an sama gw. Ah dasar gw ini playboy cap terong!!! ha ha ha...

Peribahasa mengatakan: dunia ga selebar daun kelor. Tapi gw merasa dunia gay di Bandung serasa sempit. Sesempit daun kelor ha ha ha... apalagi kalo masalah urusan yang ada di dalam kolor wkwkwk...

Kalo gw jalan ke mall atau tempat makan, ada aja ketemu dengan satu dua orang yang pernah gw kenal, dalam arti pernah having fun. Apalagi kalo di tempat clubbing, udah pasti berserakan dong ha ha ha...

Dunia gay memang selebar daun kelor. Mengapa gw bisa bilang begitu? karena gw mengalaminya beberapa kali. Jadi kasus Raisal, Fahri dan Azriel itu bukan satu-satunya. Ada beberapa kisah lainnya dimana dalam pertemanan mereka, terselip gw sebagai sosok rahasia dalam dirinya masing-masing he he he... Kalo lagi iseng, gw suka buka koleksi foto temen-temen FB gw, dan ga mengherankan kalo di dalam album-albumnya terdapat foto-foto orang  lain yang gw kenal he he he.... Dan ssssstttt..!!!. Pernah kejadian ada 2 orang yang gw kenal,  ternyata mereka bukan hanya sahabatan tapi mereka pacaran!!! Gubrak lagi!!! Kebanyakan ngegubrak bisa-bisa gw gegar otak neh ha ha ha...

Conclusion:
Dunia gay memang seuprit, karena itu kita harus pandai-pandai membawa diri, menjaga rahasia, dan bermain cantik. And the last but not least, safe sex is a must!!! Selamat Hari Aids Sedunia, brotha he he he...!!!