Waktu hampir
menunjukkan pukul 15:00, waktu gw berangkat dari rumah. Jumat tanggal 27
Januari 2012, entah karena lagi ada waktu luang atau lagi kesambet setan piknik,
gw tiba-tiba pengen pergi ke Taman Kupu-Kupu di daerah Cihanjuang. Jadi tanpa
persiapan khusus, dengan cepat gw langsung meluncur menuju TKP dengan sepeda
motor gw. Suhu udara di Bandung akhir-akhir ini memang berasa lebih panas dari
biasanya, tapi ga menghalangi tekad gw untuk sedikit melenyapkan kepenatan dengan
mengabadikan keindahan kupu-kupu lewat kamera.
Sejak dulu
gw memang selalu suka dan mengagumi keindahan serangga yang bernama kupu-kupu.
Makhluk yang bermetamorfosis, mengubah diri dari telur menjadi ulat, kemudian
menjadi kepompong, dan dari kepompong keluarlah makhluk cantik bersayap indah yang
bernama kupu-kupu. Banyak orang merasa geli, jijik, bahkan parno dengan ulat, tapi
gw yakin sedikit sekali orang yang membenci kupu-kupu.
Dari sekian
ribu koleksi perangko gw, banyak diantaranya yang berthema kupu-kupu. Sudah gw
rencanakan mau mengumpulkan perangko-perangko bergambar kupu-kupu dalam satu
album khusus (tapi belum kesampaian he he he…).
Gw juga
pernah membuat intsectarium, mengeringkan kupu-kupu dan menyimpannya dalam
beberapa pigura.
Seorang
Melly Goeslaw saja sampai membuat dua lagu berthema tentang kupu, yaitu; lagu ‘Kupu-kupu’
dan lagu berjudul ‘Butterfly’ yang
dinyanyikan berduet dengan Andika Pratama. Bahkan lebih jauh sebelumnya Ibu Sud
menciptakan lagu anak-anak yang sudah tidak asing lagi ditelinga kita yang
berjudul ‘Kupu-Kupu Yang Lucu’. Tapi lagu Titiek Puspa yang berjudul ‘Kupu-Kupu
Malam’ sih bermakna lain he he he…
Begitulah
keindahan sayap-sayap kupu-kupu, seringkali menginspirasi para seniman dalam membuat
karya seni.
Tempat
parkirnya lumayan luas, dengan batu-batu kali sebagai hamparannya. Setelah gw
parkir motor, gw memasukin area Café yang bernuansa Bali. Tapi sore itu kok
nampak lengang, bahkan para pegaiwainya pun tak nampak. Hanya ada beberapa
pengunjung yang berjalan-jalan di sekitar taman dan café. Kedatangan gw
langsung disambut oleh satpam yang memberitahukan kalo hari itu kru Taman Kupu-Kupu
lagi pada meeting, jadi sore itu Taman Kupu-Kupu tutup lebih awal. Setelah
mengitari area belakang, gw memutuskan untuk pulang saja. Tapi saat gw mau
menuju tempat parkir, satpam tadi memanggil gw dan berkata: “Kalo mau masuk ke
Taman Kupu-Kupu mah, lewat belakang aja. Nanti kasih aja uang rokok buat
penjaganya”. Gw setuju, pak satpam kemudian memanggil penjaga Taman Kupu-Kupu itu, yang
kemudian mempersilakan gw masuk ke area Taman Kupu-Kupu. Sebuah taman khusus dengan
aneka tanaman bunga, yang di sekelilingnya diselubungi oleh jaring-jaring agar
penghuninya tidak pada kabur.
Gw masuk
hanya sendirian, sementara dari luar sana pengunjung-pengunjung lain hanya
keheranan melihat gw bisa masuk ke Taman Kupu-Kupu he he he… Gw pun langsung
jeprat-jepret mengejar kupu-kupu dengan intaian kamera gw. Tidak mudah memang
mendapatkan hasil foto yang bagus, apa lagi objeknya ga bisa diem; menclok sana,
menclok sini, terus terbang entah kemana. Pokoknya butuh kesabaran ekstra dech.
Selain itu gw juga kudu berjuang menghindari gigitan nyamuk yang buas-buas di
kaki gw yang saat itu cuma pake celana pendek. Nyamuk-nyamuknya nampak kelaparan,.
Mereka gesit-gesit banget, tiap nempel langsung menggigit. Betis gw sampai
bentol-bentol. Bener-bener mengganggu konsentrasi gw. Selain menghindari gigitan
nyamuk, gw juga harus menggaruk-garuk kaki gw yang gatalnya minta ampun,
gara-gara bekas gigitan mahluk jahanam itu he he he…. Bisa kebayang kan gimana
kerepotan gw? he he he…
Didalam
Taman Kupu-Kupu, seluas 1,7 Ha ini terdapat 35 jenis kupu-kupu khas Indonesia (Indonesia memiliki sekitar 10.000 jenis kupu-kupu). Sayangnya
waktu gw datang hanya ada beberapa jenis aja yang nampak berkeliaran. O ya di
sana, kepompong-kepompong dipisahkan di ruangan khusus sampai mereka berubah
menjadi kupu-kupu. Mungkin maksudnya agar tidak terganggu olah tangan-tangan
jahil pengunjung. Aneka kumbang juga ada dan ditempatkan dalam kotak-kotak
kaca.
Idea blachardi alias si kupu-kupu kertas, asal Sulawesi Selatan 1 |
Idea blachardi alias si kupu-kupu kertas, asal Sulawesi Selatan 2 |
Idea blachardi alias si kupu-kupu kertas, asal Sulawesi Selatan 3 |
Bagi orang
awam, kupu-kupu hanyalah makhluk cantik yang tidak berbahaya. Padahal jangan
salah, ada juga lho jenis kupu-kupu yang sayapnya beracun. Dan salah satu
kupu-kupu beracun itu adalah Papilio peranthus insulicola menjadi
salah satu koleksi di Taman Kupu-Kupu ini.
Banyak
diantara kita yang tidak bisa membedakan antara kupu-kupu dengan ngengat.
Contohnya; Kupu-kupu rama-rama yang besar itu, bukanlah kupu-kupu, melainkan ngengat.
Kupu-Kupu Beracun, Papilio peranthus insulicola |
Kupu-kupu dengan sayap sudah compang-camping |
Berhubung sudah
sore dan tidak tahan dengan serangan nyamuk-nyamuk buas, gw memutuskan untuk
pulang. Tak lupa memberikan uang rokok seperti yang gw janjikan kepada petugas Taman Kupu-Kupu. Ini
untuk kali ke-2 gw mengunjungi Taman Kupu-Kupu Cuhanjuang. Tapi tak ada rasa
bosan, gw pasti kembali lagi. Tentu saja lain kali gw datang memakai celana
panjang dan dengan membawa lotion anti nyamuk he he he…
Conclusion:
Seringkali
banyak hal yang terlewatkan untuk kita syukuri dalam hidup. Keindahan lukisan
alami di sayap kupu-kupu, tidak dapat tertandingi oleh karya maestro seniman
mana pun. Padahal kupu-kupu hanyalah sebagian kecil dari Maha Karya Sang
Pencipta.