Pagi-pagi
sebelum panas matahari terasa terik menyengat, gw jalan-jalan di sekitar
kompleks perumahan tempat gw tinggal dengan menenteng kamera. Kompleks
perumahan tempat gw tinggal memang
berkonsep cluster, dan isinya kurang dari 50 rumah. Diantara rumah-rumah yang
berderet masih terdapat beberapa kavling tanah kosong. Tanah-tanah kosong itu
di penuhi ilalang dan aneka tanaman liar. Menurut penduduk asli yang tinggal di
luar kompleks; konon kompleks perumahan ini merupakan bekas kebun yang luas. Gw
dan keluarga gw sendiri baru menempati kompleks ini sekitar 7 tahunan yang
lalu.
Kebetulan tepat
di depan rumah gw, ada 4 kavling tanah
kosong (2 didepan, 2 dibelakangnya) yang tanahnya masing kosong belum berdiri
bangunan. Jadi kami bisa menikmati pemandangan dengan leluasa.
Pagi itu gw
emang berniat mengabadikan hewan-hewan kecil yang hidup di kavling-kavling
kosong kompleks perumahan, melalui jepretan kamera. Walau letaknya di pusat
Kota Bandung, gw merasa takjub aja coz di seputar kompleks masih hidup aneka
serangga, burung, reptil, dll. Yang konon mereka hanya mau hidup di area yang
udaranya masih bersih.
|
Capung 1 |
|
Capung 2 |
|
Capung 3 |
|
Capung 4 |
|
Capung 5 |
Tiap pagi
kicauan burung masih terdengar merdu. Bukan hanya burung pipit atau burung
gereja tapi ada jenis-jenis burung lainnya, seperti burung kutilang dan
sepasang burung perkutut (entah penghuni asli atau cuma burung yang kabur dari
pemiliknya). Di siang dan sore dan kadang malam hari sering terdengar suara
burung Kedasih/ atau Wiwik Kelabu, yang dalam B. Sunda disebut: Manuk Uncuing, Sit Uncuing, atau Sirit
Uncuing (dalam B. Sunda Sirit = penis lho he he he... apa hubungannya ya?
wkwkwk... ). Menurut mitos bila burung ini berbunyi merupakan pertanda ada orang yang meninggal.Ya
iyalah burung Kedasih/Wiwik Kelabu atau Sirit
Uncuing (ups!) itu bakal sering bunyi coz rumah gw kan deket sama sebuah
Rumah Sakit yang cukup besar, jadi ga
heran kalo sering ada yang mati he he he... Burung Kedasih atau Wiwik Kelabu
itu bentuknya kecil tapi suaranya nyaring, melengking menyayat hati, bahkan kadang
menyeramkan dan bikin bulu kuduk merinding.
Di malam
hari kami masih sering terlihat kunang-kunang beterbangan dengan kerlap-kerlip
cahaya yang berpendar di tubuhnya. Ini merupakan kejadian langka buat
orang-orang yang tinggal di perkotaan. Tapi syukurnya gw masih bisa sering-sering
menikmatiknya. Diluar sana suara jangkrik kadang masih terdengar merdu dan menjadi
pengantar gw memasuki alam mimpi.
|
Ini serangga atau monster kecil? |
|
Ini serangga atau monster kecil? part II he he he... |
Mungkin
karena didepan rumah kami ada tanah kosong yang dipenuhi semak belukar, jadi
bukan hal yang aneh lagi kalo sesekali halaman rumah gw dikunjungi kodok, kadal,
bekicot, tikus, kaki seribu, katak pohon dll. Bahkan seekor ular pernah
menyelinap masuk ke dalam rumah, dan terpaksa gw bantai di dapur he he he... Mungkin terdengar agak aneh sih
di tengah Kota Bandung masih terdapat hewan-hewan yang biasanya cuma di temui
di sawah atau tanah lapang.
|
Kupu-kupu hinggap di tanaman babadotan |
|
Kupu-kupu menghisap nektar |
|
Kupu-kupu merentangkan sayapnya |
Kalo
memperhatikan tanaman liar di kavling kosong beserta dengan penghuninya gw jadi
inget pelajaran biologi tentang komunitas
waktu masih SD he he he...
Sebagai catatan: memotret kupu-kupu di alam terbuka jauh lebih
sulit dan butuh kesabaran ekstra tinggi (jadi mendingan motret kupu-kupu mah di
taman kupu-kupu aja he he he...). Apa lagi kupu-kupu yang berukuran kecil,
mereka jarang sekali hinggap, kalo pun sesekali hinggap hanya sesaat saja.
|
Kupu-kupu kuning yang kecil 1 |
|
Kupu-kupu kuning yang kecil 2 |
|
Kupu-kupu kuning yang kecil 3 |
Sebenarnya
masih banyak sih hewan lainnya tapi tidak terpotret; seperti belalang, katak
pohon, burung-burung dll. Tapi dari sebagian kecil foto-foto gw cukup bisa
menggambarkan suasana kompleks tempat gw tinggal. Udara yang bersih, tidak
bising, dan masih banyaknya hewan liar yang hidup di dalamnya. Semua elemen itu bagi gw seperti surga yang
tersembunyi di tengah keramaian dan hiruk-pikuk Kota Bandung. Tapi entah sampai
kapan gw bisa menikmatinya. Mungkin setelah di 4 kavling kosong itu berdiri
rumah-rumah, nampaknya gw harus merelakan keindahan alami itu berlalu...
|
Anak kadal |
|
Tanaman liar 1 |
|
Tanaman liar 2 |
|
Tanaman liar 3 |
Btw, Ada
beberapa orang yang komplain; kok blog gw isinya jadi tentang ‘Flora dan Fauna’
ya? he he he... Tenang aja, gw ga akan lupa kok konsep awal gw bikin blog ini
buat apa. Saat ini gw, cuma ingin menulis apa yang ingin gw tulis aja. Sssttt...
ini juga merupakan salah satu pengalaman hidup gw kan? he he he...
Conclusion:
Tak perlu
pergi jauh-jauh untuk membuat kita kagum betapa sempurna ciptaanNya. Lihat
sekitar kita, dan belajarlah menjadi bijak. Harmony keindahan alam akan tetap
terjaga jika kita tetap peduli.
poto nya bagussssssss... *jempol*
BalasHapusnice photo.
BalasHapusemang yah, kalau teman2 blogger sudah terbiasa dengan genre tulisan tertentu yang sering kita tulis, tiba2 kita posting hal berbeda, pasti pengunjungnya langsung drop kalau gak di protes
drop sayyyyyyy
@zaenal: thx bro... masih perlu banyak belajar.
BalasHapus@fai: makasih ya... mungkin iya sih, tapi namanya juga blog pribadi. suka-suka yang punyanya mau posting apa jg he he he... (kidding). bukan apa", supaya lebih variatif aja. ternyata banyak juga yang suka postingan yang berupa reportase. soal pengunjung blog, kalo diliat dari grafik sih masih stabil kok.
Dulu waktu mash kecil, capung 1 s.d. capung 5 udah sering gue buru. Gue tusuk pake lidi, gue bakar dan gue makan.
BalasHapusSumpah rasanya enak banget.
Tapi kalau ngelihat foto-2mu, gue jadi nyesel. Mereka itu terlalu indah untuk di makan.
@arik: wow kamu kaya si bolang dong? he he he... gpp mereka hadir emang untuk melengkapi hidup kita; memberi keindahan atau kalo lagi lapar bisa untuk mengisi perut he he he... btw, katanya kadal juga suka dimakan buat orang yang korengan, tp entahlah...
BalasHapuskeren banget baaang!
BalasHapuslumayan nih buat wallpaper.
izin save ya bang :)
@AuL Howler: Thx... silakan disedoooot... he he he...
BalasHapusFarrel, di Bandung? wah asikkk deket dooong :D
BalasHapusLove the pics btw
@Me ...: Iya aku di Bandung,emang kamu di Bandung juga? thx ya...
BalasHapusi love these two last posts. It just reminds me how important true nature for humankind is.
BalasHapus@Pradipta Dirgantara: thx ya udah mampir... betul banget bro.
BalasHapussetelah lama jadi silent reader di sini baru sadar kalo isi blog punya om farrel ini kampanye go green terselubung :)
BalasHapus@kuduga: thx ya udah jadi silent reader (akunya malah yang malah jadi males bikin postingan. semangat!!! he he he...).
BalasHapussekecil apapun bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan hidup, pasti akan berdampak/berguna. kalo bukan dari diri kita, siapa lagi? kalo bukan mulai dari sekarang, kapan lagi? go green!!! he he he...
kunjungan gan.,.
BalasHapusbagi" motivasi.,.
Tuhan lebih tau segala hal daripada kita.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,
@0utbound training di malang: salam kenal, thx atas kunjungannya. aku pasti berkunjung balik kok.
BalasHapus