Curug
berasal dari Bahasa Sunda yang berarti air terjun. Gw selalu suka dengan objek
wisata alam yang menonjolkan keindahan air. Seperti pantai, danau, sungai, air
terjun dan lain-lain. Sudah beberapa air terjun yang pernah gw kunjungi di
kawasan Bandung dan sekitarnya, seperti; Curug Cimahi, Curug Panganten, Curug
di Gunung Puntang, Curug Omas di Maribaya, Curug Dago, Curug Cinulang, Curug
Ciceret di Pangalengan, dan lain-lain. Untuk yang di luar kawasan Jawa Barat,
gw pernah mengunjungi objek wisata air terjun Coban Rondo di Malang.
Air terjun
membuat gw tertarik karena gw suka dengan suara gemuruhnya, titik-titik air
sejuk yang beterbangan, pelangi yang terpancar dan over all gw suka banget
dengan panorama alamnya.
Curug Malela diantara rimbunnya pepohonan |
Sudah lebih
dari setahun yang lalu gw berencana mengunjungi Curug Malela. Tapi entah
kenapa, seringkali rencana tinggal rencana. Yang terjadi adalah cancel dan
pending melulu. Bahkan beberapa kali kejadian pembatalannya dilakukan last
minute menjelang keberangkatan... Berbagai alasan pembatalan, tapi yang paling
sering dikemukakan adalah ketidakyakinan dengan medan yang akan ditempuh
(jalanan yang rusak berat plus tidak adanya penunjuk jalan). Gw ga patah arang,
gw yakin suatu saat nanti gw pasti bisa mengunjungi Curug Malela.
Akhir
Agustus kemaren, gw akhirnya bisa mewujudkan keinginan itu. Dengan perencanaan
seadanya dan dalam waktu semalam gw bisa mengontak 10 teman lainnya untuk
bergabung touring ke Curug Malela keesokan harinya. Jadilah kami bersebelas orang
berangkat Curug Malela, dengan mengendarai 6 sepeda motor.
Kami
janjian berkumpul di depan Borma, Komlpek Taman Kopo Indah III, Bandung. Acara
kumpul ga memakan waktu lama, coz kami termasuk orang-orang yang on time. Dan
tepat pukul 08:00 WIB, kami memulai perjalanan petualangan itu. Bersebelas kami
menuju Curug Malela, yang terletak di Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten
Bandung Barat.
Perjalanan
pun dimulai dengan menelusuri jalan perkampungan yang sempit. Tak ada jalan
raya yang kami lewati. Hanya jalanan selebar 3-4 meter yang kami lalui dari
awal keberangkatan sampai tiba di tujuan. Untunglah sekarang ini sudah banyak
rambu-rambu yang menunjukkan arah ke Curug Malela. Penunjuk arah itu sudah
mulai kita temui bahkan sejak dari daerah Batujajar. Rute yang gw lalui kemaren
adalah; Jalan Terusan Nanjung – Batujajar - Kota Kecamatan Cihampelas - Cililin-
Sindang Kerta - Gunung Halu- Bunijaya – Kampung Manglid.
Salah satu panorama alam yang terlihat di perjalanan |
Berhenti sesaat di pinggir jalanan yang lengang |
Perjalanan
panjang dan lumayan melelahkan. Memakan waktu 4 jam perjalanan naik sepeda
motor, lumayan bikin pantat berasa panas jadi tepos he he he... hingga kami
harus berhenti di beberapa titik untuk beristirahat. Awalnya jalanan aspal yang
cukup bagus yang kami lalui, namun makin lama makin jelas perbedaannya. Jalan
aspal yang rusak, jalan tanah, bahkan jalan berbatu-batu dan terjal tanpa
lapisan aspal sama sekali. Boleh dibilang jalanan yang kami lalui itu adalah
jalan terburuk yang pernah gw lihat seumur hidup.
Makin dekat
kawasan Curug Malela semakin buruk medan yang harus kami tempuh. Kami ga bisa
pilih-pilih jalan lagi yang akan kami lalui coz semuanya hancur sehancur-hancurnya
he he he... Jalan dengan bebatuan yang besar-besar, dan di sisinya terdapat
jurang yang curam harus kami lalui. Kami harus ekstra hati-hati, karena selain
jalanan yang terjal, kontur tanahnya juga naik turun plus tikungan-tikungan
yang tajam.
Karena
jalanan yang buruk itu, keindahan
perkebunan teh Montaya pun sedikit kurang bisa dinikmati karena kami
lebih berkonsentrai kepada jalan yang kami lalui. Beberapa kilometer mendekati kawasan Curug Malela, jalan sudah
tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, karena jalannya makin mengecil. Trus
yang terlhat hanyalah semacam jalan setapak di kanan kiri (bekas roda sepeda
motor), sementara di bagian tengahnya berupa gundukan bebatuan. Bebatuan di
antara 2 jalan setapak itu tingginya mungkin sekitar 60-100 Cm dari jalan
setapak itu. Jadi orang-orang yang melintas di jalan setapak itu, berasa
berkendaraan di dalam gang he he he....
O ya, sesuai
dengan panduan yang gw dapat dari berbagai sumber. Di daerah Bunijaya (Alfamart
terakhir) gw dan kawan-kawan mengisi bensin di pedagang bensin eceran. Bensin
yang dibanderol Rp 5.000,-, berasa murah banget mengingat tempatnya yang jauh sekali
dari pom bensin. Gw hanya mengisi 1 liter saja coz sebelum berangkat gw mengisi
full tank sepeda motor gw. Sepeda motor gw sekalipun tua, tapi sangat irit. Gw
yakin tanpa mengisi bensin di Bunijaya pun motor gw ga akan kehabisan bensin.
Coz pas pulang isinya masih cukup banyak.
Medan yang
berat membuat beberapa sepeda motor teman-teman gw mengalami kendala. Ada satu
motor yang paling baru milik teman gw (baru 4 bulan beli). Mesinnya kejeduk
batu, distarter sempet ga mau hidup-hidup. Untunglah kejadiannya ga berlangsung
lama dan perjalanan pun bisa dilanjutkan kembali. Waktu pulang, satu motor
teman gw yang lain mengalami masalah
lagi, yaitu roda depannya berasa longgar. Jadi dia ga berani memicu sepeda
motornya dengan cepat. Syukurnya sepeda motor gw yang udah lumayan tua ini ga
mengalami kendala apapun.
Untuk
memasuki Curug Malela para pengunjung hanya dipungut Rp 2.000,-/sepeda motor
sebagai tiket masuk. Dan Rp 2.000,- lagi untuk parkir. Murah banget ya? he he
he...
Setelah memarkirkan
sepeda motor, kami mulai berjalan melalui anak-anak tangga yang menurun. Dari
anak tangga pertama pun keindahan Curug Malela sudah terlihat. Tapi jangan
salah, perjalanan masih butuh perjuangan karena jalannya cukup curam dan
menguras tenaga. Anak tangga yang terus menurun harus kami lalui hingga ke
lokasi. Anak tangga terbuat dari semen itu ga sampai ke lokasi, coz 2/3 perjalanan berikutnya hanya berupa jalan
setapak. Beberapa orang ada yang ga bisa
mengontrol langkah kakinya karena jalan yang menurun tajam itu. Perjalanan
menurunnya aja sih ga begitu berasa berat, tapi pulangnya baru nyaho. Nafas dibikin
ngos-ngosan, lutut gempor, mata berkunang-kunang (lebay), perut keroncongan
wkwkwk... Buat yang kurang fit, sangat tidak
disarankan menempuh perjalanan ini. Berhati-hati melangkah adalah sebuah
keharusan. Jangan sampai terpeleset ataupun terjatuh. Disana gw melihat ada
sorang ibu yang menjerit-jerit kesakitan waktu kakinya yang terkilir lagi
diurut.
Curug Malela terlihat diantara tanaman padi |
View Curug Malela yang terlihat dari anak tangga paling atas |
Menikmati indahnya pemandangan Curug Malela |
Kelelahan
sepanjang perjalanan 4 jam naik motor plus 30 menit jalan kaki, terbayar dengan
keindahan Curug Malela, Maha Karya Sang Pencipta. Sebelum menjelajahi keindahan
Curug Malela, kami makan siang dulu dengan bekal yang kami bawa masing-masing.
Curug
Malela adalah air terjun terbesar yang pernah gw lihat. Terdiri dari beberapa
aliran air terjun yang berundak-undak. Keindahan Curug Malela membuat Wakil
Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf menjulukinya sebagai Niagara mini. Gw ga puas
hanya dengan menikmati keindahan Curug Malela dari bagian bawahnya saja. Gw
mencoba memanjat dinding batu dan menikmati keindahannya dari atas air terjun dan
dari beberapa spot yang berbeda. Sensasinya luar biasa!!! Ssssttt... pas gw di
atas air terjun ada beberapa brondonk yang lagi teriak-teriak dan
ketawa-ketawa, tapi ngomongnya kok pada
ngondek-ngondek ya?... binan oh binan... selalu ada, kapan dan
dimanapun wkwkwk...
Salah satu View Curug Malela 1 |
Salah satu View Curug Malela2 |
Salah satu View Curug Malela 3 |
Salah satu View Curug Malela4 |
Beberapa
orang penduduk mengatakann kalo kawasan Curug Malela merupakan daerah yang
masih cukup angker, jadi harus menjaga sikap. Tapi ga masalah, selama kita
bertujuan baik dan kita percaya kalo kita punya Tuhan yang selalu melindungi
kita.
Aliran sungai dari Curug Malela |
Lembah sungai yang tampak dari kejauhan |
Ngecengin brondonk-brondonk yang lagi maen air he he he... |
Keindahan Curug Malela rusak gara-gara orang yang suka "nyampah" |
Dibeberapa titik gw
menemukan onggokan sampah plastik. Ada juga beberapa tunggul pohon yang
terbakar atau entah sengaja dibakar oleh pengunjung yang berkemah disitu. Kalo
bukan kita sendiri yang peduli, siapa lagi coba?
Conclusion:
Keindahan
alam mencerminkan keagungan Sang Pencipta. Syukurilah anugerah Maha Karya
ciptaanNya; dengan mengunjungi,
menikmati keindahannya, dan menjaga kelestariannya.
Keren mas,,, tempat dan foto2nya :)
BalasHapussenang membacanya...
BalasHapusserasa turut dalam perjalanan dan ikut larut dalam menikmati curug malela...
terima kasih..
@Findarto Elensar: Thx Fin, tempatnya emang indah bgt dan masih alami.
BalasHapus@adjie segoro: syukurlah kalo postingan ini bisa membuat kamu merasa seperti berkunjung langsung ke Curug Malela he he he...
keren banget air terjunnya... langsung tiga sekaligus. baru kali ini lihat yang begini.
BalasHapusbtw, itu jalan kalo makin rusak, makin alami, kak :)
halo kak Farrel:)...
BalasHapusanda beruntung mendapatkan liebster award... disila mampir di http://ryuazalez.blogspot.com/2012/09/still-liebster.html#comment-form
untuk mengambil awardnya...
@novi rahantan: betul banget tuh, kalo jalannya rusak artinya pengunjung ga akan terlalu banyak dan lingkungan jg akan tetap terjaga he he he...
BalasHapusthx ya buat awardnya.... :)
Baru nemu blog kamu, dan aku baca semua beberapa kali dlm dua hari ini, sampe bela-belain bawa laptop kekantor, (padahal berat dan malemnya begadang sampe shubuh) tapi panasaran pingin baca terus tulisan kamu, menarik bgt........boleh berteman??? Fb : agha177@yahoo.co.id makasih
BalasHapusWahhh kayaknya klo dri rumah saya.. Agak jauh juga yaa.. Rumah saya d jln terusan Nanjung soalnya.. Tapi d liat dari foto, tempatnya indah banget banget .. wajib bgt buat d kunjunginlah..
BalasHapus@Anonim: thx buat kepenasaranannya he he he... aku biasa aja kok.
BalasHapus@gemaaaaaaa: betul tuh, kamu wajib kesana. apalagi touringnya bareng temen", lebih mantap. kalo rumah kamu di jln. terusan nanjung, artinya kamu lebih deket doang dibanding aku dan teman" aku he he he... (sedikit motong jalan).
Iyaa, insyaallah kalo ada liburrr mau kesana.. Uda kepincut bener-bener nih, Æ—Æ—eÆ—Æ—eÆ—Æ—eÆ—Æ—eÆ—Æ—eÆ—Æ—e :D
BalasHapus@gemaaaaa: kalo touring, lebih baik perginya jangan musim hujan. coz jalan tanahnya kemungkinan licin banget.
BalasHapusjangan lupa ajak-ajak aku ya he he he... (kidding).
Wahhh hayuuu atuh, kita barengan aja kesananya.. Hahaa
BalasHapus@gemaaaa: siiiip... diantos ha ha ha...
BalasHapusWaaaah, keren ya. Selama ini cuma denger aja, tapi gak pernah kesana *eh malah curhat :D
BalasHapus@Fian: Betul Fian, ini tempat yang layak dijajal buat dikunjungi dan dinikmati keindahan alamnya neh.
BalasHapusBagus gan ..kebetulan saya juga dibandung. Nanti direncanakan mau kesana ah.... oh iya bos kalau ada rencana turing lagi ajak ajak ya..
BalasHapus@Ruswan34: Tinggal dijajal aja bro, ga akan nyesel kok. Siiip...
BalasHapusAsli tempat ini mmg keren tp bikin gempor juga jalan kaki nya :)
BalasHapus@cumilebay.com: setuju banget!!, untung cuma gempor, ga sampe ngesot ya ha ha ha...
BalasHapus