Jumat, 03 September 2010

Tragedi Menjelang Lebaran

Bulan Ramadhan tiga tahun yang lalu kisah ini terjadi... Kegiatan rutin harian gw waktu itu adalah mengelola cafe milik keluarga yang letaknya sekitar 32 Km dari Bandung. Setiap harinya gw pergi pagi, pulang larut malam menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi.

Cafe yang baru seumur jagung itu setiap harinya dipadati pengunjung, maklumlah di daerah itu belum ada cafe yang menawarkan konsep seperti cafe yang keluarga gw kelola. Apalagi disaat waktu berbuka puasa di Bulan Ramadhan, karyawan yang berjumlah 35 orang, seringkali kewalahan melayani pesanan pelanggan. Hingga seluruh anggota keluarga gw pun harus ikut turun tangan membantu melayani pelanggan.

3 hari menjelang idul fitri 2007, waktu hampir pukul 11.00 malam ketika gw dalam perjalanan pulang ke Bandung, melintasi jalanan basah sisa-sisa guyuran hujan tadi sore. Dalam keremangan cahaya lampu jalanan dan lalu lintas yang lengang gw meluncur dalam kecepatan stabil di 80 Km/jam. Tapi disebuah tikungan tajam dan licin, secara tiba-tiba sepeda motor gw seperti hilang kendali. Dan Braaaaakkkk!!!... secara tiba-tiba motor gw terjatuh diiringin tubuh gw yang terguling-guling terpelanting di atas jalanan beraspal. Untunglah saat itu lalu-lintas sangat sepi, hingga ga terjadi kecelakaan beruntun. Gw lalu bangkit dibantu oleh beberapa orang penduduk di sekuitar situ. Sekujur tubuh gw dipenuhi luka parut dan memar. Perih dan nyeri menjalari setiap sudut tubuh gw.

“Mas, ban motornya kempes” Sahut salah seorang penolong gw.
“Oh iya, makasih...” jawab gw.

Jam tangan digital kesayangan gw entah terlempar kemana, gw hanya menemukan bagian kiri tali jam itu. Suasana yang temaram makin mempersulit gw mencari jam tangan gw. Rasa sakit membuat gw menyerah dan ga peduli lagi jam tangan gw hilang.
Kebetulan kios tukang tambal ban hanya beberapa meter dari lokasi kejadian, hingga gw ga usah terlalu bersusah payah mendorong sepeda motor gw untuk mencari-cari tukang tambal ban.

“Boss, bannya sobek. Harus diganti yang baru.” Kata tukang tambal ban.
“Ya sudah, ganti aja Mang.” Sahut gw acuh tak acuh.

Disaat gw menunggu tukang tambal ban memasang ban belakang motor gw, gw baru menyadari ada masalah di tulang selangka (clavicula) bagian kiri. Catat ya tulang selangka!! bukan tulang selangkangan!!! wkwkwkwk.... Tulang dibagian atas dada dan sejajar dengan bahu gw itu ternyata letaknya bergeser, tepatnya patah. Sambil duduk, gw mencoba sendiri mengembalikan posisi tulang selangka gw dengan cara mendorong memakai tangan kanan gw. Untunglah berhasil, even dengan rasa sakit yang lumayan menyiksa. Gw lalu menelpon Mario, BF gw (sekarang udah jadi mantan) ngasih tau kalo gw mengalami kecelakaan.

Setelah tukang tambal ban tuntas mengerjakan tugasnya, lalu gw pulang dengan mengendarai sepeda motor sendirian. Dengan hanya menggunakan sebelah tangan gw mengendalikan laju kendaraan, padahal perjalanan masih lumayan jauh, sekitar 18 Km lagi. Gw ga pulang ke rumah, tapi langusng ke UGD sebuah rumah sakit yang letaknya ga jauh dari rumah gw, seperti saran Mario.

Setelah di rumah sakit dan tubuh gw menggigil, barulah gw menelpon keluarga gw. Gw emang tipikal orang yang ga suka bikin panik dan merepotkan orang lain (termasuk keluarga). Mama gw aja baru tau kejadian itu, keesokan harinya.
Clavicula Bandage

Di rumah sakit, luka-luka gw dirawat dan dibersihkan. Kesimpulan dokter gw mengalami: clavicula fracture, alias tulang selangka gw patah karena trauma. Dari hasil foto rontgen, untunglah meskipun patah tulang selangka gw tidak mengalami dislokasi. Tentu saja gw ga bilang-bilang kalo sebelumnya gw sendiri yang telah mengembalikan posisi tulang selangka gw ke tempat semula he he he... Lalu gw dipasang ransel verband (clavicula bandage) dan gendongan penyangga lengan (arm sling). Menurut dokter, alat-alat itu harus gw pakai selama 2 bulan!! Sampai tulang selangka gw tersambung sempurna. Huh!! Menyebalkan.
Arm Sling

Bagai sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Selain mengalami patah tulang, disaat yang bersamaan gw terserang cacar ular (nanti gw akan cerita tentang penyakit cacar ular dalam postingan tersendiri), yang membuat badan gw demam berhari-hari.

Untuk sementara waktu, gw memutuskan tinggal di rumah Mama, biar ada yang merawat dan merhatiin gw. Menyedihkan memang, disaat lebaran gw justru terbaring lemah dan harus beristirahat total. Mario, bf gw sering mengunjungi, untuk memantau perkembangan kesehatan gw. Bahkan, dia sering menginap juga di rumah, untuk menemani gw. Dan lucunya, even gw dalam keadaan patah tulang, kegiatan hubungan seksual kami tetap berlanjut he he he.... Cuma gw emang lebih berhati-hati bergerak, tidak bisa terlalu heboh. Malah kadang gw cuma berbaring aja dan, Mario yang aktif.

Setelah 2 minggu, gw merasa bosan terbebat dan tersiksa rasa sakit. Gw desprate, karena jangankan untuk beraktvitas, untuk mandi pun ga bisa gw lakukan. Karena itulah, akhirnya gw menyerah dan bersedia waktu gw diajak teman-teman gw untuk berobat secara alternatif ke bengkel tulang di daerah Citapen.

Di sepanjang jalan di dareah Citapen ternyata bertebaran bengkel-bengkel patah tulang. Dan sampailah gw ke tempat praktek Abah K (sesuai rekomendasi kerabat teman gw yang pernah mengalami patah tulang). Menurut pengakuan Abah K, di Citapen dialah orang yang paling ahli menangani patah tulang, memakai ilmu warisan dari leluhurnya. Abah K dengan bangga bilang; profil dan keahlian dirinya pernah diliput dan disiarkan oleh beberapa televisi swasta.

Pengobatannya, ternyata melalui pijatan diiringi jampi-jampi. Semua property dari rumah sakit yang terpasang di tubuh gw, dia lepaskan. Dia mengurut dan memijit tangan dan tubuh gw. Dia menarik dan menghentakkan tangan gw. Kemudian dia menyuruh gw mengangkat tangan kiri gw, dan melakukan gerakan memutar. Ajaibnya gw ga merasa sakit sedikitpun, seolah-olah gw ga pernah mengalami patah tulang. Kemudian Abah K membebat badan gw, mulai dari lengan atas, bahu, dada dan punggung gw dengan perban bebat (elastic bandage). Dia menyuruh gw untuk datang lagi beberapa hari kemudian.
Elastic Bandage
Sesuai saran Abah K, gw pun datang lagi ke tempat prakteknya. Step-step pengobatannya hampir sama seperti waktu gw pertama kali datang. Dan gw ga merasa kesakitan. Yang membuat gw heran, mengapa sewaktu di tempat praktek Abah K, gw merasa semuanya baik-baik saja dan ga ada rasa sakit sedikitpun. Tapi setelah sampe di rumah gw merasakan kesakitan yang luar biasa. Setelah pengobatan yang ke-2 kali, gw memutuskan ga akan pernah balik lagi ke Abah K. Gw memakai kembali semua perlengkapan dari rumah sakit. Hampir 2 bulan gw memakai clavicula bandage dan arm sling, sesuai denagn saran dokter.

Akhirnya gw sembuh dan tulang selangka gw tersambung lagi, tapi sayang sambungannya tidak sempurna. Tulang selangka gw yang bagian kiri kl dipegang terasa sedikit menonjol di bahu gw. Entah apa penyebabnya kenapa tulang selangka gw tidak tersambung secara sempurna. Mungkin gara-gara malpraktek si Abah K, dukun tulang dari Citapen, atau karena gw bandel masih aktif ml sekalipun tulang gw masih belum tersambung sempurna he he he... Tapi gpp lah, bagaimana pun juga gw bersyukur sudah bisa sembuh kembali.

Setelah accident menjelang lebaran itu, sekalipun tulang gw sudah sembuh, tangan kiri gw jadi ga bisa mengankat beban yang terlalu berat.Yang tentu saja membuat gw ga bisa melanjutkan kegiatan fitness gw. Gw takut, kalo dipaksakan tar malah bisa mencelakakan gw. Ah sudahlah, ga ada yang perlu disesali. Gw yakin setiap kejadian pasti ada hikmahnya.

Conclusions:
Tuhan tidak pernah menjanjikan hari akan selalu panas, Tuhan juga tidak pernah menjanjikan hari akan selalu hujan. Tapi Dia berjanji akan memberi kekuatan, bila topan pencobaan melandamu.

8 komentar:

  1. busyet! Ml masih jalan? Ckckck.......nafsu besar, kendali kurang! Hahaha...

    BalasHapus
  2. aduh, untung udh ga apa2... semoga ga kenapa2 lagi ya yg tulangnya...

    BalasHapus
  3. @BaS:Sudah tugas suami bro, kudu ngasih nafkah bathin sama isterinya he he he... yang besar bukan cuma nafsunya kok he he he...
    @ferdivolutions: iya bro, syukurlah badai itu sudah berlalu... thx

    BalasHapus
  4. Yang kaget itu pas baca tentang masih ML pas tangan digendong. Ckckckckckckck!!! Tapi kalo di bagian tulang itu, ga terlalu parah kok, Rel. Kebetulan gw bberapa kali punya pengalaman nanganin kasus kaya gitu.

    BalasHapus
  5. @Zhou Yu: jadi malu sm tindakan gw yg nekad he he he he... wah syukurlah kl ga terlalu parah. soal tulang selangka yg sambungannya sdkt menonjol, kata dokter, bisa diperbaiki melalui proses bedah, tapi aku nya ogah he he he...

    BalasHapus
  6. Waduh ... semoga cepet sembuh ya. Yang jelas, kegiatan asyik-2, tak juga terhalang oleh kecelakaan itu, kan?

    BalasHapus
  7. @arik: pasti bacanya ga detail dech, kejadiannya kan udah 3 tahun yang lalu bro. jadi sekarang aku udah baek" aja he he he... kayanya kita hampir mirip dech, pantang menyerah!!! heu heu heu

    BalasHapus
  8. Kejadian yang sama saya alami tanggal 28 Agustus kemarin, sebelum lebaran juga. Clavicula kanan saya yang patah. Dan sama, sambungannya tidak sempurna, agak menonjol kalau diraba (dilihat juga sudah ketahuan).

    BalasHapus