Selasa, 10 Desember 2013

My Hobbies, My Passions...

Cukup lama juga gw ga menjamah blog ini. Bukan ga ada ide menulis. Bukan pula artinya petualangan gw di dunia gay sudah berkurang. Tapi gw diserang virus malas menulis he he he.... Ya mau gimana lagi, itulah gw  orangnya sangat moody. Buat para pembaca blog; thanks ya udah sabar menunggu tulisan-tulisan gw. Dan inilah tulisan gw yang terbaru setelah vacum menulis beberapa bulan he he he...

Sudah lama gw suka memasak. Mulai dari sekedar masak telor ceplok atau nasi goreng, sampai ke masakan yang lebih rumit. Tapi dari semua jenis masakan gw lebih tertarik memasak masakan Indonesia dan Chinese food (bukan berarti memasak masakan lainnya ga bisa ya). Gw suka masakan asli Indonesia karena kaya akan rasa rempah dan mengundang selera banget. Jujur gw lebih suka masakan yang rasanya nendang di lidah, makanya gw ga suka yang namanya sushi coz menurut lidah gw rasanya flat dan hambar he he he...

Bakat memasak gw diturunkan dari Mama dan Papa gw. Hidangan yang mereka sajikan selalu istimewa buat lidah gw. Even cuma sekedar sayur kacang merah yang sederhana tapi terasa special. Mama gw lebih pintar memasak masakan lokal, sementara Papa lebih ke Chinese food. Ssstttt.. anehnya bakat memasak ini cuma diturunkan kepada gw (bakat binancini kali ya ha ha ha...). Sementara sodara-sodara kandung gw yang lain kurang bisa memasak, termasuk kakak dan adik cewek gw he he he...

Buat gw menilai kemampuan memasak seseorang cukup simple, yaitu dengan mencicipi nasi goreng dan sambal buatannya. Kalo rasanya enak, gw bisa menjamin orang itu pasti pandai memasak. Coz dalam membuat nasi goreng dan sambal itu butuh feeling dan keseimbangan dalam mengolah rasa (begitu juga dengan masakan lainnya). Sampai sekarang gw ga begitu suka membeli nasi goreng, gw lebih suka membuatnya sendiri coz kebanyakan hanya membuatnya secara asal jadi aja.

Bagi beberapa kalangan, lelaki yang pandai memasak dianggap merupakan sebuah aib dan turun kejantanannya. Tapi gw mah cuex aja. Buat gw kemampuan memasak itu semacam anugerah dari Tuhan. Lagian kalo bicara soal kejantanan, gw juga kan pejantan tangguh buat makhluk-makhluk jantan lainnya he he he...
Orang bilang; cinta itu berawal dari perut, dan gw mengaminkannya. Gw sangat puas bila orang-orang yang gw sayangi sangat menikmati masakan hasil karya gw.

Gw emang tidak memasak tiap hari. Gw hanya memasak disaa gw mau saja. Dan kalo ada acara-acara spesial semacam ultah anggota keluarga atau perayaan-perayaan hari tertentu lainnya, sudah bisa dipastikan gw yang disuruh turun tangan he he he...

Gw sudah lama mengikuti blognya Bedjo, blogger Indonesia yang tinggal di Jerman. Dia sering coba-coba aneka masakan dan kue khas Indonesia. Mungkin untuk mengobati rasa kangennya terhadap hidangan khas tanah air. Gw suka kagum dengan usahanya mewujudkan hidangan lezat dengan bahan-bahan terbatas karena hidup di negeri orang.
Kemampuan membuat kue dari sahabat gw Daffa juga turut menginspirasi gw. Gw banyak menimba ilmu darinya.

Kurang dari 2 bulan ini gw punya hobby baru, yaitu membuat aneka kue. Awalnya gw dikasih resep brownies kukus dari Daffa (sebenarnya sudah agak lama sih). Gw sering membuatnya sampai bahan-bahannya gw hafal di luar kepala he he he... Selain cara membuatnya simple, juga tidak memerlukan alat-alat khusus. Lama-lama gw pengen mencoba membuat kue-kue lainnya, baik yang dikukus maupun yang dipanggang. Kue-kue yang dikukus gw hanya mengandalkan kukusan sederhana, sementara buat kue yang di panggang gw hanya memakai baking pan jadul punyanya nyokap gw.

Karena kukusan biasa daya tampungnya sangat sedikit, dan ada kue-kue tertentu yang bakal bantat kalo kelamaan mengantri dikukus. Makanya gw membeli klakat, yaitu alat kukusan berbentuk persegi dengan tutup berbentuk piramida. Menurut referensi yang gw baca, klakat adalah alat kukus yang paling bagus, coz selain daya tampungnya besar, juga air tetesan uap dari tutupnya mengalir kearah pinggiran kukusan, jadi tidak akan merusak kue. Dengan klakat ini gw bisa membuat aneka macam kue yang proses pematangannya dengan cara dikukus.

Klakat

Setelah puas dengan kue-kue yang dikukus, gw tertantang membuat kue yang dipanggang. Dan akhirnya setelah browsing dan tanya sana-sini. Gw memutuskan untuk membeli sebuah oven gas, harganya memang sedikit lebih mahal dari oven listrik, apalagi oven tangkring. Oven listrik memang praktis tapi kapasitasnya kecil dan membutuhkan daya listrik yang besar, jadi gw coret dari daftar belanja gw. Oven Tangkring memang ekonomis, tapi panasnya kurang rata coz mengandalkan api yang berasal kompor, yang menyala di bagian tengah oven. Sementara oven gas panasnya lebih merata, dan pengapiannya bisa atas dan bawah.

Oven Gas

Setelah punya oven gas, gw jadi rajin mencoba-coba aneka resep kue. Gw belajar bikin kue secara otodidak. Hanya mengandalkan feeling. Memang sih gw banyak browsing dari internet, baca buku resep, dan tanya-tanya sama teman. Tapi pada prakteknya gw sendiri yang harus menghadapi dan memutuskan langkah apa yang akan diambil. Perlu diketahui, resep-resep yang berasal dari buku maupun internet jarang yang membahasnya secara mendetail.  Kesimpulannya: praktek, praktek, dan praktek adalah cara terbaik untuk menguasai ilmu membuat kue.

Teman gw bilang, kalo membuat kue itu harus ada bakat khusus. Mungkin kalo dalam urusan bercocok-tanam disebut sebagai 'bertangan dingin', apa yang ditanamnya pasti tumbuh dengan baik.
Selama gw mencoba aneka resep kue, selama itu pula gw bisa dikatakan selalu berhasil. Ga pernah tuh yang namanya hasil kue gw bantat atau ga enak he he he... Mungkin karena gw orangnya sangat teliti dalam membaca resep secara step by step.

Bolu kukus yang kata orang sulit; sering bantat, suka mingkem alias susah mekar dan lain-lain. Karena tingkat kesulitannya, sampai-sampai dikalangan praktisi pembuat kue ada istilah "kutukan bolu kukus bantat" he he he... Orang-orang harus mencoba berulang-ulang sampai akhirnya berhasil. Sementara gw bisa membuatnya dengan nyantai aja he he he...  Sekali jadi bagai pake tongkat ajaib: tring... tring... tring... Gw pernah membuat beberapa varian bolu kukus, tapi sayangnya lupa motret he he he...
Jadi kuncinya dalam membuat kue itu kita kudu: memilih bahan yang tepat, mengkuti cara membuatnya secara step by step, dan selalu memperhatikan tips-tipsnya. Untuk pemula jangan nekat memodifikasi resep dulu. Kalo sekedar memodifikasi warna dan aroma kue sih bolehlah...

Sayang sekali gw mendokumentasikan kue hasil karya gw dengan kamera itu, baru akhir-akhir ini aja. Jadi ga semua kue yang pernah gw buat ada fotonya. Hampir dari setiap foto kue buatan gw, gw selalu memunculkan si kucing pemanggil rejeki. Ga ada maksud apa-apa sih, cuma iseng aja. Tapi kalo ternyata bisa mengundang rejeki, ya gw bersyukur banget he he he... Btw, si kucing pemanggil rejeki ini gw beli dari sebuah kelenteng waktu malam Tahun Baru Imlek kemaren.


Bolu Kukus Warna-Warni Ceria

Bolu Kukus Cokelat-Vanilla


Cake Tape Keju
Cake Tape Keju Dalam Cup
Cake Pisang
Brownies Kukus

Christmas Cookies Dengan Royal Icing
Rainbow Cake
Bolu Kukus Putih Telur Gradasi Biru
Nastar Keju
Bika Ambon Pandan

Gw iseng-iseng mengupload foto-foto kue buatan gw di FB. Responnya bermacam-macam; ada yang kagum doang, ada yang minta resepnya, ada yang pengen nyoba kelezatan kue buatan gw, dan ada pula yang nanya-nanya berapa harganya? boleh pesan ga?? Dan taraaaa... tanpa disangka hobby baru gw bisa menghasilkan duit juga he he he...

O ya pas ultah ibu gw Bulan November kemaren, gw membuat rainbow cake dan brownies kukus. Respon dari tamu-tamu yang datang; mereka menyukai kue buatan gw, dan ada beberapa yang tertarik memesan kue dari gw.
Tak jarang adik gw membawa kue-kue buatan gw ke kantor tempatnya bekerja. Ada beberapa temannya juga yang tertarik memesan kue buatan gw.
Aneh tapi nyata, tapi ini beneran terjadi lho...

Conclusion:
Terkadang kita tidak menyadari kita punya bakat terpendam, sampai ada satu moment yang membuat bakat itu muncul dan bersinar.












Sabtu, 10 Agustus 2013

Hikmah Tersembunyi Menjelang Lebaran


Benar kata pepatah, kalo: jodoh, rejeki, dan maut adalah misteri Ilahi. Tiga hal itu (dan banyak hal lainnya) adalah hak prerogatif Tuhan, Sang Maha Pemilik. Berbicara masalah maut atau ajal, seringkali membuat kita terkejut dan bertanya-tanya; kok bisa? Dia kan masih muda? Kemaren masih sehat-sehat aja kan? dan sejuta tanya lainnya.

Begitu juga kejadian yang menimpa teman badminton gw, sebut saja namanya Theo. Secara mengejutkan gw menerima kabar kalo dia meninggal dunia. Teman-teman gw yang lainnya pun hampir-hampir ga percaya dengan kejadian ini. Yang bikin kami makin bertanya-tanya adalah karena minimnya informasi yang kami dapat tentang kematiannya. Mungkin hal itu disebabkan karena kami hanya berteman di lapang badminton dan FB saja, selain itu hampir ga pernah ada kontak. Tanggal 30 Juli 2013, pukul 20.00 WIB gw menerima message via whatsapp  yang mengabarkan kalo Theo meninggal. Tak ada informasi lainnya dari si pemberi kabar karena dia juga mendapat kabar dari temannya yang lain. Baru pada pukul 23.00 WIB gw mendapat kepastian kalo Theo memang benar sudah meninggal. Makin yakin juga karena teman gw mengirimkan foto closed up Theo yang sudah berada di dalam peti jenazah. Wajahnya membiru, terlihat dingin dan kaku...

Theo umurnya baru mau menginjak 35 tahun, dan dia meninggal karena serangan jantung. Nyawanya tak tertolong meski dia sudah mendapat pertolongan medis di rumah sakit.
Yang membuat kami terkejut adalah, karena secara fisik dia terlihat sangat sehat. Badannya berotot dan kokoh karena dulu rajin fitness. Pahanya sangat besar dan nampak tangguh. Wajahnya termasuk ganteng, meskipun postur tubuhnya termasuk kurang tinggi. Pokoknya tak ada tanda-tanda kalo dia mengidap penyakit jantung. 

Tanggal 26 Juli kami masih main badminton bersama, bahkan dia berpasangan dengan gw (jarang banget gw main berpasangan dengan dia). Dia bermain dengan penuh semangat, meskipun akhirnya kalah dengan score beda tipis dari lawan kami. Tapi dia yakin, kalo sekali lagi melawan pasangan itu, kami bisa menang. Makanya dia mengajak gw untuk berpasangan lagi Jumat depannya. Malam itu dia bermain badminton 3 kali (biasanya paling banyak dia main 2 kali), sedangkan gw 5 kali. Entahlah apakah kematiannya itu ada hubungannya karena dia terlalu kelelahan main badminton atau tidak.

Keesokan harinya gw datang melayat ke rumah duka, jasadnya nampak lebih membiru dari fotonya yang gw terima semalam via whatsapp. Waktu gw tiba di rumah duka, kebaktian penghiburan baru saja usai. Gw sempat ikut mengantri mendoakan dan mencipratkan cologne ke jasad Theo, sebelum peti jenazahnya ditutup. Tangis kesedihan masih terlihat dari keluarganya Theo. Tapi yang paling terlihat terpukul adalah Sisca, tunangan Theo yang menurut rencana akan dinikahi Theo dalam waktu dekat. Tapi apa mau dikata, rencana manusia ternyata tidak sejalan dengan rencana Tuhan.


Malam itu cukup banyak orang yang datang melayat ke rumah duka. Termasuk ada  8 orang dari teman-teman main badminton. Di sela-sela obrolan dengan teman-teman di rumah duka malam itu, gw banyak menerima SMS, FB inbox dan whatsapp dari teman-teman gw yang lain, yang menanyakan informasi tentang kematian Theo. Salah satunya dari Andrew, teman lama gw (tapi dia termasuk ga begitu rajin datang main badminton);

Andrew: “Beneran Ko, si Theo meninggal?”

Farrel   : “Iya, sekarang Koko lagi ngelayat di rumah duka”

Andrew: “Meninggalnya kenapa gitu, Ko? umur berapa?”

Farrel   : “Serangan jantung. 35 tahun”

Andrew: “Umur mah ga disangka-sangka, ya.”

Farrel   : “Iya.”

Andrew: “Btw, Si Theo teh yang mana ya, Ko?”

Farrel   : “Gubrakkkkk!! Beuh kirain nanya-nanya teh, tau orangnya yang mana he he he...”

Andrew : “ha ha ha... Emang yang mana, Ko?...”

Farrel   : “Yang ini... (sambil gw mengirimkan file foto jenazah yang kemaren).

Andrew: “ Bujubuneng!!! Ga usah foto mayatnya juga kalee Koooo... he he he...”

Farrel   : “Biar lebih jelas aja, daripada menjelaskan pake banyak kalimat, tar udah capek-capek ngetik belom tentu kamu tau orangnya yang mana ha ha ha...”

Andrew: “Dasar si koko mah ha ha ha... alamat bakal susah tidur neh ha ha ha...”

Malam itu, gw dan teman-teman masih ngobrol ngalor ngidul di rumah duka. Kami juga membahas tentang isteri salah satu teman main badminton kami, yaitu Benny. Yang lebih dari 6 bulan lalu divonis dokter; kalo sisa umurnya kurang dari 3 bulan lagi, karena gagal ginjal.

Lukman: “Umur mah ga bisa ditebak ya... Si Theo yang segar bugar tiba-tiba meninggal. Sementara Isterinya si Benny yang sakitnya parah banget dan divonis ga akan berumur panjang, malah masih hidup."

Farrel  : “Dia ngurus perpanjangan nyawa kali.” Jawab gw asal.

Jerry    : “Emangnya KTP!! pake bisa diperpanjang segala he he he...”

Gunawi: “Atau pura-pura budek kali, pas dipanggil Tuhan...” celetuk Gunawi, dengan wajah polos

Kami   : “Husssyyy!!!” Kata kami serempak, sambil berusaha menahan tawa.

Pulang dari rumah duka gw ga bisa langsung tidur. Bukan karena takut gara-gara udah melayat orang yang baru meninggal, coz gw ga termasuk penakut dalam hal-hal dunia hantu he he he... Tapi emang ga ngantuk aja. Pukul 02.00 WIB gw melihat tanda-tanda kehidupan dari status FB teman gw Yosia.

Yosia adalah salah satu teman lama gw. Dulu gw dan dia sangat akrab. Dia adalah teman gereja, teman jalan, dan teman fitness gw. Wajahnya tampan, kulitnya putih, rambutnya sedikit pirang. Umur Yosia lebih muda dari gw, makanya dia manggil gw Koko. 

Dulu gw sering diajak mampir ke rumahnya. Di kamarnya banyak banget koleksi film bokep hetero. Tak jarang gw dan dia nonton bokep bersama, tapi kejadiannya cuma sampe nonton bareng doang, coz gw tau banget dia itu straight. Dia termasuk yang ga malu-malu ganti baju di depan gw, bahkan sampai telanjang bulat! Bulu jembutnya sangat lebat,  rimbun sampai ke bagian paha dalamnya. Jadi kalo dia pake celana renang bentuk segitiga, jembutnya bermunculan!! Begitu juga di bagian pusarnya he he he... Penisnya termasuk gede dan berwarna gelap, tapi sayangnya ga pake helm SNI alias masih berkupluk atau ga disunat he he he... Jadi gw hanya menikmati pemandangan yang sering dia suguhkan itu, dengan sok cool dan acuh tak acuh. Berusaha tidak memperlihatkan ketertarikan pada benda yang menggelantung milik Yosia itu, padahal mah gw tetap fokus mengamatinya he he he...

O ya, menjelang Lebaran tahun 2012 lalu dia mengalami kecelakaan lalulintas. Dia bertabrakan secara frontal dengan pembalap liar. Dia terluka parah dalam insiden itu. Yosia mengalami patah tulang tangan kiri di dua bagian dan kaki kiri di 3 bagian. Tulang pergelangan kaki kirinya bahkan remuk. Kasihan dia, padahal dia sudah punya isteri dan 2 anak yang masih kecil-kecil. 

Kondisinya sangat memprihatinkan. Keadaannya yang sudah parah, ditambah dengan penanganan medis yang kurang baik dari rumah sakit tempat pertama kali dia dirawat. Maka lengkaplah sudah penderitaannya. Hal itu membuat kami makin miris melihatnya. Dia menjalani beberapa kali pembedahan di rumah sakit itu. Uang lebih dari seratus juta sudah dikeluarkan, tapi kondisinya masih begitu-begitu saja. Belakangan diduga kalo Yosia mengalami malpraktek di rumah sakit itu. Akhirnya Yosia dipindahkan ke rumah sakit lain. 

Yang membuatnya makin tertekan adalah dari perusahaan tempat dia bekerja tidak memberikan santunan apapun (padahal dia mengalami kecelakaan pada jam kerja). Bahkan menengok pun tidak, hanya beberapa teman kerjanya saja yang datang menengok.

Teman-teman gereja termasuk gw turut menggalang dana, mencoba membantu meringankan bebannya. Dana yang terkumpul sekitar tigapuluh jutaan lebih langsung kami serahkan pada keluarga Yosia. Kami bergantian datang menengok di bulan-bulan pertama Yosia dirawat, hingga dia dirawat jalan. Terakhir gw dan Andrew menengok dia di rumahnya pertengahan Oktober 2012. Yosia mengalami nekrosis, yaitu sebagian sel jaringan kulit dan daging di kaki kirinya mati. Hingga menyebabkan luka terbuka. Katanya sih sampai-sampai tulang dan logam pen-nya juga terlihat. Tapi waktu itu sih gw ga ngeliat coz kakinya dibalut dengan perban. Beberapa kali dokter mencoba membuat jaringan kulit baru dari bagian tubuh Yosia yang lain. Tapi gagal. Jadi, katanya dokter memutuskan untuk membiarkan dulu nekrosis itu dan lebih memprioritaskan kesembuhan tulangnya dulu.

Kemudian lama-kelamaan kami disibukkan dengan kegiatan kami masing-masing. Hingga keadaan Yosia pun sedikit terlupakan.
Yang gw salut dari Yosua adalah, dia selalu menuliskan kata-kata optimis di setiap status facebook yang dibuatnya.

Malam itu lalu gw menyapa dia;

Farrel: “Belom tidur, Yos?”
Yosia : “Belom, Ko. Sejak sakit jam tidur saya jadi ga bener. Siang Jadi malam, malam jadi siang.”
Farrel: “Gimana kondisi kamu sekarang?  Sudah jauh lebih baik?”
Yosia: “Puji Tuhan, Ko. Perkiraan dokter sekitar 5 bulan lagi sembuh.”

Wow betapa tabahnya dia!! padahal dia sudah setahun terbaring tak berdaya. Tapi dia tetap punya semangat. Lalu kami pun terlibat obrolan-obrolan lainnya malam itu.

Hari Kamis sore keesokan harinya, gw menerima sapaan via whatsapp dari Andrew;

Andrew: ”Ko, sudah tau kondisi terakhir si Yosia?”
Farrel   : “Kemaren malam sih sempet chat sama dia, katanya udah lumayan membaik.”
Andrew: “Waktu hari minggu sih dia datang ke gereja pake tongkat.”
Farrel   : “Syukurlah, kalo kondisinya membaik mah.”
Andrew: “Sebenarnya, keadaannya masih memprihatinkan, Ko.”
Farrel   : “Kenapa gitu?”
Andrew:“Ini foto yang di-bbm-in isterinya Yosia, kemaren.” (Andrew mengirim file foto kondisi kaki Yosia yang mengalami nekrosis).
Farrel   : “Ya, ampuun!!! jadi selama hampir 10 bulan lukanya dibiarin terbuka kaya gini?”
Andrew: ”Iya, Ko. Kasihan ya...”
Farrel   : “Ngeri ah liatnya juga...”
Andrew: “Iya, ngilu banget liatnya.”
Farrel   : “Btw, foto ini balas dendam foto mayat kemaren ya? Biar koko ngeri ya? he he he...”
Andrew: “wkwkwk... ga balas dendam kok, biar impas aja ha ha ha... foto horor VS foto bikin ngilu bin ngeri.”
Farrel   :”Dasar!!! ha ha ha...”

Foto kaki Yosia yang mengalami nekrosis

Sebenernya obrolan pribadi ini, ga ada maksud menjadikan musibah orang lain sebagai bahan candaan atau tertawaan, lho. Tapi dasar otak gw aja yang bawaannya happy mulu he he he...

Jumat, tanggal 2 Agustus 2013 kami main badminton bareng lagi. Tapi anehnya, kok teman-teman gw pada cepet pulang?? Pas ditanya pada jawab; “ga mau terlalu capek”. Ini teh ga mau terlalu capek karena takut kena serangan jantung kaya si Theo atau ga mau pulang terlalu malam, takut diajak main badminton sama si Theo? he he he... Selidik punya selidik, ternyata jawaban yang kedua yang benar. Halah!!! Teman-teman gw ternyata pada takut hantu he he he...

Conclusion:
Ada ayat yang mengatakan: “Hati yang gembira adalah obat yang paling manjur. Tetapi semangat yang patah, mengeringkan tulang”. Sikap optimis mendatangkan harapan baru, sekalipun masalah berat terasa menghimpit. Sementara sikap pesimis, memporak-porandakan segala harapan yang masih tersisa.

Jumat, 05 Juli 2013

Nostalgia SMA



NOSTALGIA SMA 
Written by Dadang S. Manaf
Song by Paramitha Rusady

Kau bercanda lucunya
Yang lain pun tertawa
Seakan saja
Cerita dan canda kita
Tiada habisnya
 

Ada yang saling cinta
Bermesra di sekolah
Selalu berdua
Berjalan di sela-sela
Rumput sekolah kita
Oh indahnya....


Nostalgia SMA kita
Indah lucu banyak cerita
Masa-masa remaja ceria
Masa paling indah
Nostalgia SMA kita
Takkan hilang begitu saja
Walau kini kita berdua
Menyusuri cinta...


Kemaren malam gw iseng liat-liat video clip jadul di youtube, ketemulah lagu ini. Waktu mendengar lagu yang dinyanyikan Paramitha Rusady ini, gw seakan terbawa kembali kepada kenangan-kenangan lama sewaktu gw masih jadi siswa berseragam putih abu. Gw tau banget lagu ini, karena dulu sering dinyanyikan berulang-ulang oleh kakak cowok gw yang lagi belajar main gitar.

Benar kata orang kalo masa-masa SMA itu merupakan moment terbaik dan kenangan tak terlupakan. Kenapa bisa begitu? Mungkin karena di usia itu kita untuk pertamakalinya merasa menjadi orang gede dan mengenal rasa cinta. Berbeda dengan anak jaman sekarang yang udah mengenal pacaran di usia SD, atau bahkan pengalaman pertama melakukan ML di masa SMP.. wuiiihhhh.... Kalo gw mah boro-boro tau ML, melakukan onani aja merasa berdosaaaaaaa bangeeeet ha ha ha... (polos banget ya gw? wkwkwk...).

Setelah gw lulus dari sebuah SMP Negeri, gw melanjutkan ke sebuah SMA Negeri di daerah Kabupaten Bandung. Gw sebetulnya ogah bersekolah di situ. Sekalipun itu adalah sekolah favorit di kota tempat tinggal gw, coz gw pengennya sekolah di kodya Bandung. Tapi apa boleh buat, keputusan bokap ga bisa dibantah.. huh!!.
Secara prestasi akademik, gw ga terlalu istimewa-istimewa banget. Tapi ga bego-bego banget juga sih he he he...  Ya, kalo soal ranking mah gw selalu bisa masuk 5 besar, kok.

Karena letak sekolahnya berada dipinggiran, kami menyebutnya sebagai sekolah disko alias sekolah di sisi kota he he he... Sekolah gw emang di daerah pedesaan yang udaranya masih segar dan dekat dengan area persawahan. Untuk mencapai sekolah, setiap harinya gw harus berjalan kaki sekitar 500 M, kemudian dilanjutkan dengan naik delman. Saking seringnya gw naik delman, gw jadi kenal dengan para kusirnya. Dan gw pun dapat ilmu mengendalikan delman dari mereka. Beberapa kali gw pernah mencoba mengendarai delman lho he he he...
Caranya gampang kok:
1. Menghentakan kedua tali kekang untuk menyuruh kuda mulai maju dan berlari.
2. Kasih cambukkan untuk membuatknya berlari lebih kencang.
3. Menarik-narik tali kekang kanan berulang-ulang tapi pelan untuk membelokkan ke arah kanan.
4. Menarik-narik tali kekang kiri berulang-ulang tapi pelan untuk membelokkan delman ke arah kiri.
5. Menarik kedua tali kekang secara bersamaan dan bertenaga untuk menghentikan laju delman.

Simple kan? begitulah panduan singkat mengendalikan delman he he he... tak lupa bunyikan klakson tradisionalnya yang bunyinya sangat khas dan nyaring: ‘ting tong’.

Selain naik delman, kadang-kadang gw juga naik becak. Tarifnya 3 kali lipat dari ongkos naik delman. Untuk becak, gw punya langganan tetap. Dari kejauhan dia selalu melambai-lambaikan tangannya, kearah gw untuk menawarkan jasanya. Dia sangat bertenaga, sehingga laju becaknya jauh lebih cepat dari becak-becak lainnya. Abang becak itu masih muda, ramah, badannya berotot dan lumayan tampan he he he... Tapi yang bikin dia nampak hot adalah, dia selalu pakai celana super pendek, semacam hotpant (celana jeans yang sengaja dipotong pendek) he he he... Celana pendeknya itu mengekspose pahanya yang kekar berotot dan menonjolkan gundukan isi celana dalamnya ha ha ha...

Di kelas II dan III gw bersahabat dengan teman sebangku, sebut saja namanya Nurdin. Anaknya lucu, kulitnya sawomatang, badannya kekar, sedikit pendek tapi berpaha besar dan bokongnya berisi he he he... (dia hobby banget main sepak bola). Sekalipun dia berasal dari keluarga orang kaya dan muslim yang taat, tapi dia sangat toleran dengan gw yang punya kepercayaan yang berbeda dengannya.

Sejak bersahabat dengan Nurdin, gw jadi jarang naik delman, coz tiap hari gw diantar jemput oleh Nurdin. Perginya gw menunggu dia di tempat terminal delman, tapi pulangnya gw diantar sampai ke rumah. Sepulang sekolah gw sering menghabiskan waktu di rumah Nurdin yang luas banget tapi sepiiiii... Ngobrol, ngerjain PR, main nintendo dll. Begitu juga, Nurdin sering main ke rumah gw. Dia sangat care sama gw, setelah main dari rumahnya pasti dia mengantar gw pulang. Ppadahal gw sering menolaknya karena merasa sungkan. Dia selalu ingat dan memberikan kado waktu gw berulangtahun, begitupun juga gw. Kalo dipikir-pikir sekarang, kayanya agak ganjil ya kalo hubungan cowok seakrab/semesra itu? he he he...   

Dia juga ga segan-segan bertelanjang di depan mata gw, waktu dia berganti pakaian. Sekalipun badannya pendek tapi burungnya cukup menggoda, dengan bulu-bulunya yang sudah sangat lebat he he he... Gw kadang memalingkan muka, antara malu sendiri dan takut horny ha ha ha...

Kami emang tumbuh bersama, begitupun waktu kami mulai mengenal cinta pertama. Dia berpacaran dengan tetangganya yang bernama Mutiara dan gw berpacaran dengan lydia. Tapi Nurdin seringkali lebih mengutamakan gw dibandingkan pacarnya. Secara waktu juga Nurdin lebih sering bersama dengan gw dibandingkan dengan pacarnya.

Setelah lulus SMA, Nurdin diterima di UGM sementara gw kuliah di salah satu PTS di Bandung. Perpisahanpun tak terelakkan. Tapi tiap kali libur panjang, Nurdin pasti menyempatkan berkunjung ke rumah gw. Sampai kami sama-sama lulus kuliah dia masih suka berkunjung ke rumah gw. Karena kesibukkan pekerjaan dan lain sebagainya, lama-kelamaan kami tidak berhubungan lagi.

Beberapa tahun lalu gw ketemu lagi dengan Nurdin di sebuah resepsi undangan pernikahan. Dia sudah menggandeng seorang perempuan, yaitu istrinya, tapi mereka belum punya anak.
Begitulah hubungan gw dengan Nurdin yang sangat gw nikmati sekalipun cuma sebagai sahabat... sangat... dekat... sekali... ha ha ha...


O ya, Nurdin lahir di bulan yang sama dengan gw tapi dia satu tahun lebih tua dari gw (dia lahir tanggal 5 dan gw tanggal 18).Hari ini tanggal 5 Juli, adalah hari ulang tahunnya Nurdin. “Selamat ulang tahun, sobat. Mungkin kamu ga akan pernah baca kisah yang aku tulis ini. Tapi percayalah, aku akan selalu mengingat kamu sebagai sahabat terbaik aku.”


Di sekolah itu gw juga jadi tau beberapa karakter teman yang berbeda-beda. Ada Agus Barkah yang ga pernah pake celana dalam. Burungnya suka keliatan gundal gandul. Malah sering nampak jembutnya nongol waktu ritzleting celananya rusak dan melorot terus ha ha ha...

Ada lagi teman yang menurut gw sih cenderung eksentrik, sebut saja namanya Chaidir. Waktu upacara bendera dia bertugas membacakan doa, tapi dia malah bedoa dengan cara berpuisi. Kami sampai-sampai kami semua dibuat ngakak terpingkal-pingkal he he he... Chaidir termasuk anak yang cerdas, sekalipun anak seorang tukang becak. Kadang pemikirannya beberapa langkah di depan kami. Ibu Hariani, seorang guru biologi yang masih sangat muda, sempat dibuat salah tingkah waktu Chaidir bertanya: “Apa bedanya organisme dengan orgasme??” he he he... padahal waktu itu kita masih kelas I. Gw mah boro-boro tau apa orgasme, masalah seks aja masih ngeblank ha ha ha... Di kelas III Chaidir dikeluarkan dari sekolah karena tertangkap sebagai salah satu gerombolan perampok. Beritanya pun sangat menghebohkan, karena dimuat di koran-koran.

Aisyah adalah salah satu teman perempuan di kelas gw yang termasuk paling alim. Rumah Aisyah letaknya tidak jauh dari sekolah gw. Dia berkerudung dan sikapnya sangat santun. Dia berpacaran dengan kakak kelas gw yang aktif di ekskul kepramukaan. Namanya Ridwan, orangnya alim juga. Suatu hari bapaknya Aisyah ngamuk sambil mengacung-ngacungkan golok mengusir Aisyah dari rumahnya, karena dia hamil diluar nikah. Mungkin bapaknya Aisyah merasa tercoreng nama baiknya oleh kelakuan anaknya sendiri. Padahal dia adalah seorang kepala sekolah sebuah SMP. Kejadian ini cukup menggemparkan sekolah gw.

Masih inget dengan teman gw Syarief? Ya dia adalah teman gw yang super ngondek dan suka dijadikan objek pemuas sex teman-teman paling bandel di kelas. Dia dengan sukarela dan bahagia mengoral penis para preman kelas he he he...  Kisah lengkapnya pernah gw tulis di Sejumput Kisah Indah Masa Kecil.

Di kelas III ada guru Bahasa Inggris yang galak banget, sebut saja namanya Ibu Aprilia. Ibu guru berkerudung ini sebenarnya cantik dan bermata bening tapi juteknya minta ampuuuun. Dia sangat tegas dan ga ada kata ampun. Aturannya ga bisa dibantah. Masuk kelas tidak boleh terlambat sekalipun cuma 1 menit, kalo terlambat tidak akan diperbolehkan masuk.  Begitulah karakter guru perempuan yang masih lajang, kadang suka berlagak galak.

Perlakuan galak itu rupanya tidak berlaku sama gw. Gw diperlakukan sangat baik oleh dia. Sampai-sampai teman-teman sekelas menggosipkan kalo Ibu Aprilia itu naksir berat sama gw.  Ibu Aprilia emang ga segan-segan meminta tolong sama gw untuk memeriksa hasil ulangan teman-teman sekelas gw, atau menyuruh hal-hal lainnya; seperti memfotocopy-kan ktp-nya yang fotonya belum berjilbab (dia wanti-wanti jangan sampai orang lain melihat fotonya). Beberapa kali dia memberi gw sebatang coklat, sebagai tanda terimakasih he he he...

Perlakuan yang sangat jomplang antara kepada gw dan teman-teman gw sangat terlihat jelas. Waktu gw dan beberapa teman gw datang terlambat. Padahal mata pelajaran Bahasa Inggris sudah berlangsung lebih dari 10 menit yang lalu. Setelah kami mengetuk pintu kelas, kami pun diinterogasi.
“Kenapa kamu terlambat, Azis?” tanyanya.
“Tadi ga ada kendaraan, bu. Delman ga ada, becak juga ga ada...” Jawab Azis dengan suara sedikit bergetar ketakutan.
“Kenapa kamu tidak pergi lebih awal??, sana keluar!!!” Ibu Aprilia mengusir Azis.
“Ronny, alasan kamu apa?” lanjut Ibu Aprilia.
“Tadi ada buku yang ketinggalan, jadi saya harus pulang lagi ke rumah, bu.” Jawab Ronny.
“Makanya jangan ceroboh! Hukuman buat yang ceroboh, silahkan belajar di luar kelas!!” kata Ibu Aprilia tegas.
“Trus, kenapa kamu terlambat Farrel?” tanya Ibu Aprilia dengan nada yang lebih rendah.
“Hmmm... Maaf bu, tadi saya bangunnya kesiangan...”. jawab gw asal-asalan sambil senyum dan pasang muka innocence.
“Nah, itu baru alasan yang logis. Duduk sana di bangku kamu...” sahut Ibu Aprilia dengan lantang. Sontak keputusan Ibu Aprilia itu disambut tepuk tangan dan suara sangat riuh teman-teman sekelas. Sumpah!! Gw  maluuuuu bangeeeet... diperlakukan istimewa kaya gitu ha ha ha...
“Diaaam!!! Kita lanjutkan pelajaran, buka halaman 42!!!” hardik Ibu Aprilia.

Guru sejarah gw, namanya Pak Darsono. Dia adalah salah satu guru yang kalo gw inget suka bikin gw ketawa-ketawa sendiri. Perawakannya tinggi cungkring, berambut ikal dan berjanggut. Yang lucu dari dia adalah gaya dia waktu mengendarai sepeda motornya. Gayanya sangat khas, yaitu kaki kanannya ngangkang selebar-lebarnya. Sementara kaki kirinya posisinya merapat ke tengah. Gw suka bercanda khayalan tingkat tinggi dengan teman-teman gw, waktu  liat Pak Darsono lagi ngebut dengan sepeda motornya: “Coba kalo lagi ngebut gitu kaki kanannya nyangkut di tiang listrik, dia bisa muter-muter ditempat sampe maghrib kali ya? ha ha ha...”.

Ada seorang guru pria yang digosipkan para siswa sebagai penyuka sesama jenis. Sebut saja namanya Pak Kohar. Perawakannya gemuk, kulitnya hitam, berkacamata, dan berkumis tebal. Indikasinya terlihat kalo dia lebih memperhatikan murid cowok, sementara murid-murid cewek dicuekin. Apalagi sama siswa yang termasuk berwajah tampan, pasti dia memperlakukannya sangat baik. Waktu mengajar dia sering duduk di meja siswa yang disukainya. Di tiap kelas, dia mempunyai murid kesayangan. O ya, anak laki-laki Pak Kohar adalah salah satu teman sekelas gw juga. Tapi Pak Kohar sering memperlakukan dia dengan kasar dan galak.

Segala kisah pahit-manis di masa-masa SMA,  kini tinggal menjadi sebuah kenangan. Kenangan yang tak terlupakan... Seumur hidup gw.  Selamanya...

Conclusion:
Sebuah rangkaian kenangan indah yang membekas dihati, kadang bisa menjadi hiburan tersendiri. Karena bisa membuat kita tersenyum lepas tatkala mengingatnya, untuk sekedar bernostalgia.

Sabtu, 22 Juni 2013

Cermin Diri



Sudah berkali-kali kali gw bertemu dengan seorang brondonk berumur 20 tahun, sebut saja namanya Michael dalam beberapa kesempatan chatting di MIRC. Jujur aja, fotonya memang kurang menarik perhatian gw. Karena selain fotonya sengaja diblur dengan pencahayaan yang redup, brondonk berkacamata ituterlihat seperti acuh tak acuh. Makanya ga mengherankan kalo selalu tejadi kebuntuan komunikasi setelah saling tukar pic. Mungkin karena dia tidak tertarik dengan gw. Dan gw sendiri biasanya suka males kalo chatting dengan orang yang fotonya cuma ada satu dan ngeblur pula. Tapi dari fotonya yang agak-agak ga jelas itu, gw bisa menilai kalo Michael sebetulnya termasuk cakep tapi terlihat sedikit nerd he he he...

Memory gw emang cukup bagus, jadi sebelum chatting terlalu jauh, biasanya gw sudah hafal siapa orang yang sedang chatting dengan gw itu (saking seringnya ketemu di dunia maya). Dan sampailah pada sebuah moment gw ketemu lagi dengan Michael dalam suatu kesempatan chatting di MIRC, tapi belum saling tukar pic.

Michael: Kok diem?

Farrel   : Udah ya, kamu kan ga tertarik sama aku.

Michael : Emang pic kamu yang mana?

Farrel    : *************.jpg

Michael : Ooooohhh....

Farrel    : Benerkan, ga suka?

Michael : Sebenernya aku suka, tapi aku takut.

Farrel    : Takut kenapa?

Michael : Jujur aku jarang banget ketemuan, apalagi yang umurnya jauh diatas aku.

Farrel    : Artinya ga suka sama aku dong?

Michael : Ga gitu juga, kok. Aku malah suka yang umurnya lebih dewasa. Dan badannya kaya kakak.

Farrel    : O ya? Trus?

Michael : Aku takut kalo ketemuannya ternyata sama orang jahat. Kaya berita-berita di tv.

Farrel    : Emang tampang aku keliatannya jahat ya?

Michael : Ga lah. Manis kok. Tapi kan jahat atau baik itu ga bisa diliat dari wajahnya.

Farrel    : Iya sih. Ya nilai aja pake feeling kamu, apa aku ini orang baik atau bukan.

Michael : Btw,  maaf ya, kakak cut/uncut

Farrel    : Cut. Kalo kamu?

Michael : Cut juga.

Farrel    : Ok.

Dan percakapan di chatting pun berlanjut hingga saling tukar nomor HP.  Malam memang sudah sangat larut, jadi tidak memungkinkan untuk kami saling bertemu malam itu.

Dalam beberapa hari berikutnya, antara gw dan Michael sering berkomunikasi lewat sms. Saling menanyakan khabar atau hal-hal sepele lainnya. Dan kami pun akhirnya membuat janji untuk ketemuan. Michael kayanya anak rumahan banget dan jarang keluyuran jauh dari rumahnya. Dia nampak kurang hafal dengan jalur angkutan umum. Hingga gw harus memandunya naik angkutan umum jurusan tertentu untuk sampai ke tempat gw.

Siang itu memang lagi libur dan gw lagi sendirian aja di rumah. Hujan yang mengguyur dari pagi belum menampakkan tanda-tanda akan berhenti. Waktu sudah hampir menunjukkan pukul 11.00 siang, padahal di jam itu Michael janji untuk datang. Melihat kondisi itu, gw akan cukup maklum kalo Michael datang terlambat atau jika membatalkan kedatangannya sekalipun. Ya mau gimana lagi, toh hujannya cukup deras dan pasti bikin orang-orang malas untuk keluar rumah.

Tapi syukurlah, detik-detik menjelang pukul 11.00 hujan mulai mereda dan menyisakan rintik-rintik. Ada sms masuk dari Michael, mengabarkan kalo dia sudah sampai di tempat ketemuan yang sudah disepakati sebelumnya. Gw sangat menghargai orang-orang yang menepati janjinya, sekalipun ada halangan.

Lalu dengan membawa payung bergambar Hello Kitty gw berangkat menjemput Michael... ha ha ha... #lebay.com (padahal mah, payung gw warnaya hijau daun dan ga ada gambar apapun. Sumpah!!! Wkwkwk...). Dari kejauhan nampak seorang brondonk berkacamata, berlindung dibawah payung merah bertuliskan salah satu Toko Perhiasan di Bandung. Dia memakai t-shirt putih dan celana pendek PDL warna khaki. Dari tampilannya gw menduga kalo sebenernya usia Michael belum mencapai 20 tahun, bahkan menurut feeling gw kayanya dia masih SMA. Wajah Michael pun jauh lebih tampan dan keliatan jauh lebih fresh dari fotonya. Setelah sedikit basa-basi, gw langsung mengajak Michael ke rumah gw.

Di dalam kamar gw, terjalin obrolan yang lumayan akrab. Michael memang keliatan cukup pendiam. Tapi karena gw orangnya suka bercanda, dia jadi merasa nyaman dan tidak terlihat kikuk lagi.

Setelah melihat secara face to face, nampak jelas kalo wajah Michael itu oriental. Padahal awalnya gw mengira dia orang Padang (maklum fotonya kan ga jelas he he he...).  Dia memang keturunan Chinese, sama kaya gw juga. Tapi kalo gw sih Chinese KW coz udah ada campuran pri dari nenek gw he he he... Setelah dia tau kalo kami sama-sama Chinese, dia pun mengganti panggilan gw dari kakak menjadi koko.

Michael yang tampan ala oriental dan berkulit putih mulus itu, ternyata sukanya sama orang yang bertubuh gempal dengan aroma tubuhnya yang lelaki banget (bukan ketek bau bawang busuk yang menyengat lho he he he...). Makanya sebelum ketemuan dia meminta gw jangan mandi ‘terlalu bersih’. Maksudnya gw jangan menggosok bagian ketek gw dengan sabun. Wah ada-ada aja ya, tapi tetap gw penuhi juga requestnya he he he...

Gambar diambil dari http://idolofasia.blogspot.com

Setelah makin akrab. Michael bertanya sambil malu-malu;

“Ko, boleh cium koko ga?”
“Hhhmmm gimana yaaaa... ya boleh banget atuh!! ha ha ha...” jawab gw menggodanya.
“Aaahh kokooo... kirain koko ga mau.” Sahutnya dengan muka sedikit merona merah.
“Ayo mendekat sini...” kata gw.

Dia mendekat, lalu gw memeluk tubuhnya. Michael pun membalas pelukan gw dengan pelukan yang lebih erat. Kemudian bibir kami saling berpagutan dalam ciuman yang awalnya pelan dan sopan, namun kemudian berubah menjadi liar, memanas dan kemudian membara membangkitkan gairah libido kami.

Kulit tubuh Michael yang putih mulus terlihat jelas waktu gw melucuti pakaiannya. Begitu gw membuka celana dalamnya, nampaklah penisnya yang bersunat dengan bulu-bulunya yang sangat lebat. Penis Michael nampak tegang dan basah oleh precum. Nampaknya dia sudah dari tadi menahan diri untuk menyerang gw he he he...

Lalu dia juga melakukan hal yang sama. Dia melucuti semua pakaian yang menempel di tubuh gw. Dia membaui dan menciumi seluruh bagian tubuh gw.

“Baunya enak banget, ko....” katanya.
“Suka ya?” tanya gw.
“Iya... suka banget...” jawabnya, sambil terus melancarkan aksinya.
Permainan pun berlanjut lebih panas

Punya koko gede juga ya...” lanjutnya, sambil memegang benda kelelakian gw.
“he he he... biasa aja kok. Mau dimasukkin?” tanya gw.
“Iya, mau. Tapi pelan-pelan ya, Ko. Takut sakit.” Pintanya.
Gw hanya membalaskan dengan senyuman dan anggukan tanda setuju.

Benar saja, ternyata Michael sedikit kesakitan waktu gw mencoba melakukan penetrasi. Gw harus beberapa kali menahan diri untuk tidak terburu-buru. Gw harus melakukannya secara bertahap dan perlahan. Michael nampaknya memang belum terlalu berpengalaman, makanya dibutuhkan kesabaran ekstra untuk membobolnya he he he... Setelah sekian lama, akhirnya Michael bisa menikmati permainan itu. Rasa sakitnya lalu berubah menjadi kenikmatan yang luar biasa. Gw memandunya untuk bisa saling memberi kenikmatan.

Ko, aku mau dua kali. Boleh ga?” tanyanya. Padahal permainan pertama pun masih berlangsung he he he...
“Hmmm.... boleh bangeeet...” bisik gw di telinganya. Michaelpun menyambut jawaban gw dengan senyuman.

Jadilah siang itu kami bermain 2 ronde. Melelahkan tapi sekaligus sangat menyenangkan he he he...

Dari obrolan-obrolan dengannya gw jadi tau, ternyata Michael adalah seorang yang aktif pelayanan di gereja. Dia dan keluarganya  adalah aktivis di salah satu  gereja yang ada di Bandung. Makanya tidak mengherankan kalo sikap Michael itu seperti acuh tak acuh. Keinginannya kuat tapi terhalang dengan keyakinan imannya. Dia seperti mencoba menyalakan api, dan berusaha memadamkannya sendiri. Diantara hasrat yang kuat dan rasa takut akan dosa.

Waktu gw melihat Michael, gw seperti bercermin pada diri gw beberapa tahun yang silam. Dulu, sosok gw sangat alim tapi jauh dilubuk hati gw yang terdalam, menyimpan bara hasrat terlarang. Belasan tahun gw masih bisa bertahan, tapi pertahanan itu akhirnya runtuh juga. Seperti istana pasir yang luluh lantak diterjang ombak.
Masalahnya mungkin sedikit berbeda, gw termasuk terlambat memasuki dunia gay, sementara Michael mengenal dunia gay-nya jauh lebih awal.

Dibalik keluguan dan kesederhanaan sikapnya, ternyata Micahel termasuk sosok yang kuat. Karena dia berani coming out pada keluarganya. Yang tentu saja pada awalnya  dia mengalami penolakan dari keluarganya. Dia pun menerima konsekuensi pengekangan dalam bergaul. Ibunya berubah menjadi lebih protektif. Waktu di rumah gw pun, beberapa kali Michael menerima telepon dari ibunya.

Michael juga berani curhat tentang masalah orientasi seksualnya pada pembimbingnya di gereja, yang kemudian bukannya memberikan solusi tapi malah menjauhinya. Gw hanya memberinya nasehat supaya jangan terlalu terbuka bicara masalah orientasi seks kepada orang lain. Coz kalo bicara kepada orang yang salah, bisa-bisa malah mendatangkan masalah yang baru. Kalo ingin menyelesaikan masalah tanpa masalah, ya ke pegadaian aja he he he...

Conclusion:
Dengan coming out, mungkin kita berharap diri kita bisa diterima apa adanya. Tapi yang harus dipertimbangkan adalah seberapa toleran lingkungan bisa menerima perbedaan itu. Jangan sampai masalah kita, mendatangkan masalah baru hanya karena sebuah kata: ‘pengakuan’.