Rabu, 11 Maret 2009

Be Unique... Be A Special Persons...

Awal Februari 2005
Hari sudah beranjak malam, jarum jam dinding menunjukkan angka 19.21 WIB, suara hp menjerit-jerit menandakan ada sms masuk. Terbaca di layar ponsel:
“mas, ketemuan yuk!”

Otak yang tadinya mumet serasa diguyur air es, suegeeeer!!! Maklum lagi ga punya ide malam minggu sendirian di rumah. Hmmmhhhh... rupanya anak yang beberapa hari lalu ketemu di chatting. Gw langsung telepon dia.
“Ya udah, mau ketemu di mana? dan jam berapa?” tanya gw.
“Depan BCA aja, di jalan....... (rahasia he he he...). Jam 20.00 WIB, ya? “sahutnya.
“O.K.” jawaban tanda setuju gw.

Lima menit sebelum waktu janjian, gw sudah standby di depan BCA dengan sepeda motor kesayangan gw. Itulah gw, selalu on time kalo punya janji. 10 menit. 15 menit. 20 menit. Gw tunggu, tapi ga ada tanda-tanda anak itu muncul. Kemana nih anak? Kesabaran gw mulai menipis...
“kamu di mana?” tanya gw lewat telp.
“aku masih di dago, naik angkot. Kejebak macet” Jawabnya.
“ya udah, gw tunggu ya. Tapi kamu pasti datang kan?” tanya gw.
“Iya, aku serius kok.”
Wah dago lumayan jauh. Pasti makan waktu lama sampai disini. Bisa lumutan gw gara-gara nunggu lama.
Setelah hampir 1 jam nunggu, akhirnya dia muncul juga.

Jauh dari bayangan gw, ternyata dia masih kecil (ini pengalaman pertama ketemuan dengan brondong dibawah 20 tahun). Dengan celana pendek loreng dan jaket army, rambut mohawk, makin keliatan kalo dia brondong baru meletek. Usianya memang baru genap 17 tahun beberapa hari yang lalu. Cute, dengan tinggi badan 170-an cm, slim, berkulit coklat, rambut ikal, bulu mata panjang dan lentik, wajah yang selalu dihiasi senyuman. Dia menyapa:
“hi, maaf ya mas nunggu lama”
“o iya, gpp” jawab gw
Perasaan kesal yang sempat muncul tadi, sesaat saja langsung hilang entah kemana, setelah melihat sosok dia.
Lalu kita saling berjabat tangan.
“Farrel.”
“Ronald.” Sahutnya.
“Kita jalan aja yuk, ga enak diliat orang banyak.” Gw ngajak.
“Bentar ya, mas. Aku ke temen aku dulu.” Pintanya.
Rupanya dia datang diantar temannya. Setelah terlihat perbincangan sebentar, temannya pergi. Dan Ronald segera kembali menemui gw.
“Mau kemana nih?” gw bertanya.
“Terserah mas aja.” Jawabnya
“Kalau ke rumah mau ga?” Gw minta persetujuan.
“Ayo aja, tapi aku pengen pulang dulu ke jalan .......” sahutnya, dengan mata berbinar.
“O.K.” gw setuju.

Lalu gw dan Ronald berboncengan menuju rumah gw, tapi mampir dulu ke tempat yang dia ingin tuju. Wew, ternyata dia Cuma mau beli batagor doang he he he... Dasar anak kecil bawaannya masih suka jajan... Dia makan batagor langsung dari plastiknya, sambil dibonceng. Ini penglaman baru, jalan sama brondong. Harus bisa memaklumi tingkahnya yang masih belum benar-benar bisa lepas dari dunia anak-anak.
Finaly, sampai juga di rumah. Dan kita sudah berdua di dalam kamar.
Setelah ngobrol sana sini, kemudian dia bertanya:
“Mas, punya film bokep ga?”
“Ada beberapa.” Sahut gw.
“Pengen nonton iikkhh...” pintanya, manja.

Gw beranjak, mengambil cd film, dan memutarnya. Kami pun terbuai tontonan film XXX. Dalam temaram lampu kamar, kami pun larut dalam deburan nafsu yang menggelora....
Kejadian ini berlangsung, dan terulang lagi di hari-hari kemudian.
Itulah awal pertemanan, yang terjadi antara gw dan Ronald. Persahabatan yang unik, dan berlangsung hingga saat ini. Mungkin terlihat aneh, seperti anak yang jalan sama bokapnya. Tapi itulah kami...

Conclusion:
Setiap manusia diciptakan unik dan spesial, punya kelebihan dan kekurangan... Kesalahan dan kealpaan sangat manusiawi. Namun ‘perbedaan’ bukan halangan untuk bisa saling berbagi dalam indahnya persahabatan.

3 komentar:

  1. hehehe so sweet

    btw thanks for post nice comment

    BalasHapus
  2. Doyan brondong OOm... hehehhehehhehe
    ......lanjutkan perjuangan.....

    BalasHapus
  3. wah exis juga tuh brondonk.. he he hee

    BalasHapus