Senin, 22 Juni 2009

Setengah Hati

Akhir 2004, pertamakali gw ketemu dan mengenal Tezar. Hmmmhhh… biasalah perkenalan klasik kaum gay. Yup! dari chatting. Gw dan Tezar sama-sama chatting di daerah Buahbatu-Bandung, tapi beda warnet. Setelah ada kecocokan kami janjian untuk langsung ketemu malam itu.

Malam sudah larut… (kaya gula diseduh air aja ya he he he…). Jarum jam tangan gw menunjukkan pukul 11.18. hmmmhhh memang sudah terlalu malam untuk ketemuan. Gw menunggu, ditempat yang kami janjikan sambil duduk di jok sepeda motor kesayangan gw. Setelah 10 menit nunggu, dari jauh terlihat sesosok tubuh tinggi berbalut pakaian serba hitam (loe pikir yang datang ninja ya? he he he…). Akhirnya sosok itu mendekat, dan terlihatlah seorang pemuda tampan berpostur sedang. Gw mengulurkan tangan, sambil memperkenalkan diri:
“Farrel.”
“Tezar.” Sahutnya mantap.
“Lama nunggunya ya?” tanyanya.
“Lumayanlah…” jawab gw.
“Ngobrolnya jangan disini ya, ga enak dilihat orang” sahut Tezar
“Sekarang sudah malam, kita mau kemana gitu?” tanya gw.
“Gimana kalo ke kost-an aku aja?” Tezar menawarkan.
“Oke”. Jawab gw.

Gw dan Tezar berboncengan menuju kost-an Tezar di daerah Jl. Logam, lumayan agak jauh dari pusat kota.
Setelah di kost-an Tezar kami ngobrol ngalor ngidul. Menceritakan tentang latar belakang dan kegiatan kami sehari-hari. Dari obrolan itu, gw jadi tau kalo ternyata Tezar adalah seorang model. Gw juga sempet melihat koleksi beberapa majalah remaja milik Tezar, dengan cover bergambar Tezar. Malam itu aku menginap di tempat kost Tezar. Sudah bisa ditebak, malam itu kami ngapain kan? he he he…

Dari awal pertemuan itu, secara rutin dan terus menerus terjadi pertemuan-pertemuan berikutnya.
Secara fisik Tezar itu cakep, sifatnya juga baik, ramah, dan perhatian. Tapi anehnya gw ga punya perasaan cinta sedikitpun sama dia. Padahal dia sudah beberapa kali ngomong, kalo dia jatuh cinta sama gw. Pada dasarnya gw emang typical orang yang ga mudah jatuh cinta. Gw memerlukan proses dan waktu untuk mencintai seseorang. Gw hanya bilang sama Tezar, untuk saat ini gw ga bisa janji apa-apa, kita jalani dulu aja apa adanya. Gw ga mau terpaksa, dipaksa, atau pun memaksakan diri untuk jatuh cinta sama seseorang. Gw juga ga mau menjalin suatu hubungan hanya karena perasaan ‘kasihan’.

Peribahasa mengatakan: “cinta itu tumbuh karena sering bertemu” yang dalam Bahasa Jerman-nya : “witing trisno jalaran soko kulino” he he he… Tapi anehnya, tetap saja gw ga menemukan juga chemistry hubungan gw dengan Tezar. Sebenernya gw kasihan sama Tezar. Tapi gw ga mau pura-pura. Gw ga mau terjebak dalam cinta semu.

Suatu hari, setelah berkeliling mengantarkan Tezar menemui clientnya di daerah kompleks TKI III. Gw dan Tezar mampir di sebuah rumah makan. Setelah menghajar ayam goreng dan kroni kroninya he he he… Tezar membuka obrolan.
“Farrel, ga kerasa ya kita udah kenal hampir 3 bulan”.
“O ya? masa sih?” tanya gw.
“Iya, aku inget banget lho semua detail pertemuan kita”. Sambung Tezar.
“Hmmmhhhh… O ya?” tanya gw lagi.
“Dari tadi O ya, o ya mulu… Oya Koya kali!!”
“Yeee… itu mah Uya Kuya atuh”. Kami pun tertawa.
Lalu Tezar mengeluarkan secarik kertas dari dalam tasnya.
“Ini buat kamu Farrel… sengaja aku tulis sendiri khusus buat kamu.”

Gw menerima lipatan kertas itu…
“Ini lyric lagu yang ngegambarin perasaan gw saat ini…” Lanjut Tezar sambil tertunduk. Kelihatan banget kalo dia lagi menahan perasaan yang sedang berkecamuk di hatinya.
Lalu gw membuka lipatan kertas itu, Gw melihat rangkaian kata-kata yang ditulis dengan tinta hijau. Lalu gw membacanya.

SETENGAH HATI
Song By ADA Band

Tertegun ku memandangmu
Saat kau tinggalkanku menangis
Bodohnya ku mengharapmu
Jelas sudah tak kau pedulikan cintaku

Mestinya telah kusadari
Betapa perih cinta tanpa balasmu
Harusnya tak ku paksakan
Bila akhirnya kan melukaiku

Mungkin ku tak akan bisa
Jadikan dirimu
Kekasih yang seutuhnya mencinta
Namun kurelakan diri
Jika hanya setengah hati
Kau sejukkan jiwa ini

Ku hanya terus berharap
Satu hari kau mampu sadari
Tiada yang pernah mengerti
Sepertiku setulus hati mencintamu


With Love... Tezar

Rupanya lyric lagu dari Ada Band.
“Andai saja, kamu bisa mencintai aku… walau cuma dengan setengah hati kamu. Aku rela, dan pasti aku akan sangat bahagia, Farrel.” Suara Tezar tergetar. Dia memalingkan mukanya sambil menggigit bibirnya.
“Ehhmmmm…” Lidah gw kelu. Sumpah! gw ga tau harus ngomong apa.
“Ga perlu kamu jawab Farrel… Aku sudah tau jawabannya… Aku sudah tau perasaan kamu...”. Tezar tersenyum pahit.

Gw hanya menelan ludah, semua kata-kata gw tercekat di tenggorokan gw. Gw jadi merasa sangat berdosa sudah menggantung perasaan orang lain. Tapi gw ga berdaya.
Sejak itu, secara perlahan gw mulai mengurangi pertemuan gw dengan Tezar. Sampai akhirnya gw bener-bener lose contact dengan Tezar. Tapi secarik kertas bertuliskan lyric lagu ‘Setengah Hati’ itu masih gw simpan sampai sekarang… sampai kapan pun…

Malam minggu, 2 Mei 2009 di Amnesia. Ada seorang pemuda yang datang menghampiri gw.
“Hi, Farrel… masih ingat aku?” sapanya.
Mata gw melirik, dan terkunci pada sosok itu. Tezar.
“Eh Tezar… ya pasti ingetlah…” jawab gw yakin.
“Kamu masih cakep, masih sama kaya dulu”.
“Ah kamu bisa aja, aku udah tambah tua, Tezar…” jawab gw.

Lalu Gw dan Tezar larut dalam obrolan, ga peduli musik yang menghentak-hentak di sekeliling gw . Khayal gw seakan terbang lagi alam kenangan hampir 5 tahun yang lalu.
Ga banyak yang berubah dalam diri Tezar. Masih cakep, masih baik, masih ramah. Dia masih sama. Sama seperti perasaan gw padanya. Ga ada yang berubah.

Conclusions:
Biarkan cinta itu mengalir. Biarkan dia menemukan muaranya. Jangan pernah mencoba untuk memaksakan cinta. Karena cinta itu ikhlas tak menuntut balas…

2 komentar:

  1. wuakakka...
    banyak banget yg naksir nih...
    seleb abiss...
    hahahhaha

    BalasHapus
  2. Hihihi.... laku keraaaas...
    udah laku, keras pulaaak... mau dooong *wakakak kidding*

    BalasHapus