Rabu, 09 Maret 2011

Perjodohan Bodoh

Setiap orang punya impian untuk hidup bahagia. Salah satunya bahagia dalam membina rumah tangga. Ngomongin tentang berumah tangga tentu saja ga bisa lepas dari masalah jodoh. Jodoh memang gampang-gampang susah. Kelihatannya sesuatu yang simple tapi pada kenyataannya sangat rumit. Bagi seseorang mungkin mudah sekali mendapatkannya (hingga bisa kawin cerai berkali-kali), tapi bagi yang lain merupakan hal yang teramat sulit.

Kesulitan mendapatkan jodoh ga selalu karena kualitas kita dibawah standar (buruk rupa, miskin, cacat, penyakitan, ga berpendidikan, berwatak buruk dll). Tapi semua semata-mata karena kita belum menemukan pasangan jiwa kita. Entah cuma masalah waktu, atau sudah kehendak dan rahasia Ilahi.

Banyak cara untuk menemukan pasangan hidup kita. Salah satunya lewat perjodohan. Gw sendiri beberapa kali menolak untuk dijodohkan, dengan alasan gw mampu mencari sendiri. Padahal bukan perempuan-perempuan sembarangan dan buruk rupa yang rencananya dijodohkan dengan gw;  mulai dari pergawai kantoran, guru, anak pemilik toko mas, rohaniawan, pemilik bakery, pimpinan sebuah bank swasta, dosen, dokter, dokter gigi dll. Tapi semuanya ga gw tanggapi serius. Sampai-sampai orangtua, sodara-sodara dan temen-temen gw menyerah menjodohkan gw... Ya iya lah gw tolak mentah-mentah, kecuali kl gw dijodohkan sama cowok cute yang bisa bikin hati gw cenat-cenut he he he...

Tapi lain dengan adik perempuan gw, sebut saja namanya Angel. Beberapa tahun yang lalu, saat umurnya sudah menginjak angka 27 tahun dia ga mampu menolak skenario perjodohan kakak sepupu gw Renata. Renata mengatur semuanya secara elegan dan smooth. Berawal dari pertemuan yang direkayasa seolah-olah tak disengaja antara keluarga kami dengan keluarga Liem, waktu menghadiri sebuah resepsi pernikahan. Mama dihampiri oleh Ibu Liem, yang bercerita tentang putera sulungnya, Sammy, yang belum menikah. Dia telah dilangakahi menikah oleh 2 orang adik perempuannya. Ibu Liem sangat berharap bisa menyatukan 2 keluarga besar kami dalam ikatan pernikahan Sammy dan Angel.

Setelah menimbang-nimbang bibit, bebet, bobot. Didapatlah kesimpulan kalo Sammy berasal keluarga baik-baik dan keluarga yang cukup terpandang  di kota S. Gw hanya menilai Sammy itu terlalu pendiam. Menurut gw orang pendiam seringkali ga ketahuan apa maunya. Angel hanya bilang: ingin saling mengenal dulu. Dan keluarga setuju dengan keputusan Angel. Mulai sejak saat itu, Sammy jadi sering berkunjung ke rumah kami. Sammy dan Angela memasuki masa-masa perkenalan dan yang bisa disebut pacaran selama lebih dari 6 bulan. Seminggu sekali Sammy datang dan mengajak Angel jalan. Angel yang pada awalnya merasa ga sreg dengan Sammy, akhirnya luluh juga melihat keseriusan, usaha dan kerja keras Sammy unutk merebut hatinya.

Setelah dirasa ada kecocokan, lamaran pun akhirnya dilakukan oleh keluarga Liem, dan 6 bulan kemudian diputuskan pernikahan Sammy dan Angel akan dilaksanakan.

Gw sendiri yang merancang detail acara pernikahan adik gw tersayang itu. Mulai dari pemilihan kartu undangan, acara, pengisi acara, dan segala tetek bengeknya. Hanya soal make up, gaun, dan catering yang gw ga terlibat langsung.

Pesta pernikahan pun akhirnya digelar juga di sebuah hotel berbintang di Bandung. Dengan pesta bertema dunia bawah laut, warna biru sebagai warna dasar. mulai dari dekorasi, kue pengantin, acara, sampai dengan cindera mata semuanya berhubungan dengan dunia bawah laut. Kerja keras gw selama berbulan-bulan menjadi Wedding Organizer dadakan terbayar sudah dengan kepuasan bathin gw, melihat pesta pernikahan Sammy dan Angel berjalan dengan sukses dan lancar. Kesuksesan acara itu tidak gw pungkiri salah satunya karena kepiawaian MC-nya. O ya, MC yang memandu acara pernikahan adik gw itu sekarang sudah jadi celebrities terkenal yang honornya selangit. Untunglah saat itu gw bisa meloby dia dengan harga yang sangat ‘bersahabat dan kekeluargaan’ ( karena memang dia masih termasuk kerabat jauh kami he he he...).

Setelah menikah Angel kemudian menetap di kota S bersama keluarga suaminya. Baru beberapa bulan pernikahan, gw  mulai melihat kejanggalan. Angel lebih sering pulang meninggalkan suaminya dan betah berlama-lama tinggal di Bandung, di rumah kami. Lebih dari 1 tahun Angel tinggal di Kota S, disana dia merintis membuka Toko Pakaian.

Ibu Liem kemudian menugaskan Sammy dan Angel untuk memegang salah satu cabang perusahaannya di kota K. Hal itu otomatis mengharuskan Angel tinggal di Kota K. Angel dengan terpaksa menutup Toko Pakaian yang sedang dirintisnya di Kota S. Hampir 2 tahun Angel tinggal di kota K. 2 minggu sekali dia masih suka pulang ke Bandung (lagi-lagi tanpa suaminya) untuk tinggal 2-3 hari di rumah kami.

Semakin lama Angel semakin sering pulang dan bisa berminggu-minggu tinggal di Bandung. Tadinya gw ga mau mencampuri urusan rumah tangga Angel. Dalam satu kesempatan gw mengajak Angel ngobrol dari hati ke hati. Dari situ terungkap semuanya. Ternyata setiap harinya di kota K, Sammy selalu pulang larut malam, tak ada komunikasi, bahkan tidak pernah ‘menyentuh’ tubuh Angel. Angel menyadari kalo dirinya ternyata hanya dijadikan objek penderita oleh Sammy demi menutupi kebobrokannya. Berkali-kali Angel menemukan sms-sms mesra dari orang lain di hp Sammy. Angel juga sempat diteror sms dari nomor-nomor yang tak dikenal, yang mengatakan kalo Sammy itu miliknya, dan Angel telah merusak hubungan dia dan Sammy. Tapi anehnya Sammy keukeuh ga mau bercerai. Dia malah menggantung nasib adik gw dalam ketidak-menentuan.

Kami pun berunding dengan Ibu Liem tentang apa yang terjadi. Demi kebaikan Sammy dan Angel, Ibu Liem menutup perusahaannya di kota K. Maksud hati supaya Sammy tinggal di S dan bisa dikendalikannya, alih-alih malah Sammy menghilang berbulan-bulan pergi entah kemana. Lalu kami memutuskan kalo Angel untuk sementara kami tarik tinggal di Bandung. Tapi sesekali Angel masih boleh ke kota S untuk menengok mertuanya.


Berkali-kali Sammy datang ke rumah ibunya dan kemudian menghilang lagi. Beberapa bulan menghilang kemudian datang lagi untuk meminta uang. Hal yang sama terjadi berulang-ulang selama kurun waktu lebih dari satu tahun.

Gw sering memergoki adik kesayangan gw sedang menangis di kamarnya. Tak terhitung sudah curahan air mata dan doa-doa yang dia panjatkan dalam menghadapi kemelut rumah tangganya. Hal itu semakin menyesakkan dada keluarga kami. Satu titik kesimpulan: semua ini harus diakhiri!

Tanggal 25 Februari 2011 kemarin, setelah sebelumnya mendengar kabar kalo Sammy sedang ada di rumah ibunya. Secara mendadak kami sekeluarga berangkat ke kota S. Dengan didampingi oleh beberapa kerabat yang kami anggap bijaksana, kami pun berembuk.

Awalnya Sammy menolak menemui kami, dia malah menuduh ibunya yang merekayasa kedatangan kami. Akhirnya setelah menunggu sekian lama, kami memaksakan diri masuk ke ruangan tempat Sammy berada. Disana kami meminta kejelasan dan apa yang dikehendaki oleh Sammy. Setelah kami desak akhirnya Sammy mau bicara. Dan gw masih ingat dengan jelas, kata-kata Sammy terekam dalam benak gw:

Sammy : “Saya yang salah!!, saya yang berengsek, saya yang bajingan!! pernikahan ini ga mungkin  dilanjutkan!! Kalo diteruskan Angel yang bakal terus-menerus menderita!!! Kasihan dia.”
Disambung oleh derai tangis menyayat hati ibunya.
Ibu Liem: “Maafkan saya yang tidak bisa mendidik anak ini... Dia jadi kurang ajar gara-gara saya...”
Sammy  : “Sudahlah Mami!! Pokoknya saya mau cerai!!! Sekalipun Mami tidak menganggap lagi saya        sebagai anak, dan mencoret saya dari daftar ahli waris!! Saya tidak peduli!!!
Ibu Liem: “Mami sudah mencoba berkali-kali membawa kamu ke psikiater, tapi kamu tidak mau makan obatnya. Makanya kamu tidak sembuh-sembuh!!!”

Mama, Angel dan kakak-kakak gw terhenyak mendengar perkataan Ibu Liem, yang lagi menahan emosi. Penyakit kejiwaan apa yang ibu Liem maksud??? Semua jadi tanda tanya besar bagi keluarga kami. Tapi buat gw itu adalah masalah yang simple, gw yakin banget kalo Sammy itu PLU alias gay. Sebenarnya gaydar gw sudah menangkapnya dari dulu. Keliatan dari sifat childish-nya, bahasa tubuhnya dan selalu dibawah kontrol ibunya. Dan sekarang yang lebih meyakinkan gw adalah selama 4 tahun lebih dia tidak pernah mau ‘tidur bareng’ dengan Angel.

Setelah berunding, keluarga kami memutuskan: Sammy dan Angel untuk bercerai, dan memberi waktu kepada Sammy untuk segera mengajukan gugatan cerai. Kalo dalam jangka waktu 1 bulan Sammy belum menggugat cerai, maka keluarga kami yang akan mengajukan gugatan.

Perceraian memang sesuatu yang dilarang dalam agama Kristen; “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia.” Tapi apa boleh buat? Semoga kasus ini adalah sebuah pengecualian...

Ironis memang, maksud baik untuk ‘sembuh’ dengan menikah melalui perjodohan ternyata malah menggiring orang lain menjadi ‘korban’ keegoisan. Dan korbannya itu adalah Angel, adik gw. Perjodohan bodoh, yang berujung tangis penyesalan dan perceraian. Perjodohan bodoh melukai kami semua. Pernikahan semu dan penuh kepura-puraan merusak hubungan harmonis 2 keluarga besar. Semoga tidak akan ada Angel-Angel lainnya... Semoga!!!

Conclusions:
Berusaha untuk ‘sembuh’ itu baik, bahkan sangat baik!! Tapi kalo merasa ‘tidak mampu’ menjalaninya, lebih baik jangan lakukan. Jangan libatkan orang lain untuk menjadi ‘korban’ pelengkap keegoisan kita.

16 komentar:

  1. Minum obat? Heh? Dikasih obat apa tuh sama psikiater???

    Turut berduka, bro. I know you love your sister so much. Menurut gw, ini semua bukan murni kesalahan si Sammy kok, tapi dia jadi korban pranata sosial kita. -

    BalasHapus
  2. Kasian banget adik kamu, Rel... Sebenarnya kasian juga sih Sammy nya, tapi susah juga ya kalo keluarga mendesak2 untuk menikah kaya gitu...

    @Zhou Yu
    Pskiater itu emang suka sembarangan kasih obat. *pengalaman pribadi*. Dikit2 bawanya ke klinis. sebenernya kalau bukan gejala klinis, mendingan ke psikolog aja, daripada ke pskiater, dikasih obat ga jelas

    BalasHapus
  3. @Zhou Yu: Gw juga ga ngerti obat apaan yang dimaksud. Tapi semua kejadian ini nyata, tanpa rekayasa... gw jg ga menyalahkan Sammy, karena dia juga hanyalah korban. semoga badai ini segera berlalu...
    @bybyq: Betul byq. gw ga tega sama adik gw, tp gw jg sangat faham dan ngerasa kasian sama Sammy. complicated memang.

    BalasHapus
  4. Sebenarnya gaydar gw sudah menangkapnya dari dulu. Keliatan dari sifat childish-nya, bahasa tubuhnya dan selalu dibawah kontrol ibunya. --> apakah ciri2 gay itu dari sifat childish, bahasa tubuh dan selalu di bawah kontrol ibunya? It's like you're generalizing gay with these characteristics :(

    BTW setau gw Gay ga perlu diobatin dan ga ada obatnya so far kecuali dia punya kelainan mental lainnya

    BalasHapus
  5. Semoga gue gak jadi seperti Sammy...

    BalasHapus
  6. @Anonim: Gw hanya bicara apa yang gw tau dari pengalaman hidup gw sbg gay (senior? jiakakakak...). selain ciri" yang gw sebut, tentu saja masih banyak ciri" lainnya. ga mutlak memang, tapi bisa jadi bahan acuan, lagian gw lebih percaya sama gaydar gw (ciri" itu hanya pelengkap saja).
    Sebagai gay, gw setuju bgt kl gay itu bukan penyakit gangguan mental atau sebangsanya (WHO jg mengakuinya kok). tapi ingat, diluar sana masih banyak orang" yang punya pandangan 'lain'. ada yang bilang bisa disembuhkan melalui therapi PSIKOLOGI ada juga yang melalui pendekatan RELIGI (ex: melalui taubat nasuha dll).
    @B: I hope so... Be yourself aja bro.

    BalasHapus
  7. @Farrel: Yang perlu diedukasi itu masyarakat kita yg mostly and sadly narrow-minded. Udah jelas-jelas physically or the brain chemistry of gay, lesbi, bisex is as normal as what-so-called heterosex makanya dikeluarin dari DSM IV. Yang parah disini sih TONG KOSONG NYARING BUNYINYA (I'm not referring to you I'm referring to people-who-like-claim-that-they-are-the-most-normal-living-being). dah ga tau apa2 tentang homosexual, ngomongnya selangit seakan-akan tau dalem luar tentang homoseksual. Terapi PSIKOLOGI yang bisa dikasih paling gimana mereka lebih menerima diri mereka and lebih toleran kepada those dumbass. kalo religi I don't know that much. Trus gara2 orang bisanya persecute GLBT doang makanya, kelompok GLBT prone to develop other mental disorder. Kan kasian juga tuh
    Lol senior, gaydarnya udah teruji secara klinis belom hehehe :P

    BalasHapus
  8. @Farrel. Tapi gue kalo pun nikah, gue pasti akan menjaga perasaan bini gue, dan mengubur keinginan gue dalam2 buat cowok, at least it just live in my daydream, ea kayak skrg ini lah :)

    BalasHapus
  9. @Teddy Bear: Setuju bgt!!! banyak orang yang merasa paling tahu, padahal mah kita-kita dong yang jauh lebih tau, coz kita yang mengalaminya sendiri, ya ga?
    Sayangnya senior gaydar gw belom teruji secara klinis, tapi kalo secara biologis sih bisa dipertanggungjawabkan jiakakakak... (maksudnya?)
    @B: Amiiin... emang sudah seharusnya, kalo kita memutuskan untuk menikah kita kudu siap dengan segala konsekuensinya dan bertanggungjawab atas keputusan tsb.
    Btw, emang B udah memutuskan yang bakal B ajak nikah itu cewek atau cowok? hihihi...

    BalasHapus
  10. kak Farrel, salam sayang untuk adikmu yah :)

    BalasHapus
  11. sembuh? obat? emang bisa ya? jadi ingat film Arisan yang kasi obat supaya si Sakti sembuh.

    BalasHapus
  12. @ferdivolutions: menurut gw ga ada obat dan ga ada kesembuhan buat gay he he he... itu cuma usaha segelintir orang yang percaya kalo gay itu bisa disembuhin. setuju???

    BalasHapus
  13. Ceritanya sedih :"C

    Setahu saya, untuk kembali menjadi straight yang dibutuhkan adalah keinginan kuat/niat dari orang yang bersangkutan.

    Obat yang diberikan psikiater biasanya obat anti depresan dan penenang, dan obat itu tidak bisa mematikan hasrat seksual seseorang terhadap sesama jenis dan mengubahnya menjadi straight.

    BalasHapus
  14. Mr. Farrel, apakah gaydar juga bisa mendeteksi bisex?
    Bgmn dg yg denial?

    BalasHapus
  15. @Dwi Putra: Tentu bisalah, coz bisex itu cuma varian lainya aja dari gay he he he... intinya kan sama" suka cowok. denial itu kan cuma menipu diri sendiri, kalo buat yang punya gaydar tetep aja keliatan.

    BalasHapus