Senin, 25 Februari 2013

Alone But Not Lonely



Tanggal 9 Februari 2013 kemaren, gw diajak teman-teman gw; Gunadi, Yuni, dan Vania untuk melihat perayaan Malam Tahun Baru Imlek di Vihara Satya Budhi/Kelenteng Hiap Tian Kiong yang terletak di Jl. Kelenteng No. 223 A, Bandung. Kelenteng ini merupakan  kelenteng pertama dan terbesar di Kota Bandung, didirikan ada tahun 1896.

Ini pengalaman pertama kali gw masuk ke kelenteng. Kalo ke Vihara sih pernah. Gw pernah berkunjung ke Vihara Vipasanna Graha didaerah Lembang, yang  arsitekturnya mirip dengan bangunan khas Thailand. O ya di masa orde baru semua kelenteng diharuskan berganti nama jadi Vihara, padahal jelas-jelas itu keduanya adalah tempat ibadah buat agama yang berbeda. Vihara untuk umat Budha, sementara Kelenteng tempat ibadah umat Kong Hu Chu. Kalo mau lebih jelas perbedaannya bisa baca disini.

Bangunan kelenteng Hiap Tian Kiong terbagi menjadi beberapa ruangan. Di setiap ruangan terdapat altar tempat disimpannya patung-parung para dewa. Ada juga tempat khusus diletakannya lilin-lilin merah yang tingginya sekitar 2 meter. Di setiap ruangan terlihat banyak orang sedang melakukan ritual sembahyang. Gw merasakan aura mistis, selain karena banyaknya patung-patung yang dipuja-puja, ruangan-ruangan itupun dipenuhi asap dupa yang menyesakkan.
Gw dan teman-teman tidak berlama-lama di Kelenteng itu, karena bermaksud melanjutkan safari Malam Tahun Baru Imlek itu ke Vihara Dharma Ramsi, yang terletak di Jl. Luna, Bandung.

Di perjalanan sewaktu Gunadi  menyetir, dia menerima telepon dari temannya, Teja (dia teman gw main badminton juga). Teja mengundang kami untuk mampir ke rumahnya. Kami pun mampir sebentar ke rumahnya. Di sana kami diperkenalkan kepada isterinya Teja yang bernama Cindy, dan ibu mertuanya. Di rumah Teja kami disuguhi aneka makanan, termasuk kue onde-onde tanpa isi (salah satu makanan khas Tahun Baru Imlek).

Ternyata mertua Teja adalah ahli Kwa Mia (cenayang versi budaya China). Tapi kok feeling gw ga yakin ya dengan kemampuannya? he he he... coz pertama ketemu aja udah salah nebak. Dia ngomong: “kalian yang berpacaran teh ya?” sambil menunjuk ke ara gw dan Yuni. Padahal jelas-jelas di situ ada Gunadi yang merupakan pacarnya Yuni he he he... Kesan pertama aja udah salah nebak, mana bisa gw percaya? wkwkwk....

Cindy adalah seorang perempuan berbody jumbo wkwkwk... maksudnya super bongsor alias genduuuut he he he... Dia perempuan berumur 30 tahun yang bersifat sangat supel dan ceria, hingga kami mudah akrab dengannya.  Dia bercerita kalo keahlian ibunya meramal diwariskan dari leluhurnya secara turun-temurun. Dia juga dengan bangganya bilang kalo kelak dia yang akan meneruskan keahlian ibunya itu. Tak lupa dibumbui dengan membanggakan kalo klien ibunya itu banyak orang-orang terkenal, mulai dari artis sampai menteri (sambil menyebutkan beberapa nama orang-orang terkenal yang pernah jadi kliennya itu). Gw jadi otomatis menilai kalo orang ini kayanya ga bisa jaga privacy kliennya dech. Makanya gw ga tertarik untuk berurusan dengan keluarga paranormal bocor ini. Kalo Vania sih keliatan tertarik tapi masih keliatan gengsi.

Setelah dari rumah Teja kami melanjutkan perjalanan ke Vihara Dharma Ramsi. Ternyata di Kelenteng itu suasananya jauh lebih ramai. Disana gw sempet motret beberapa bagian dari Kelenteng itu dengan menggunakan kamera HP. Beda dengan di Vihara Satya Budhi/Kelenteng Hiap Tian Kiong yang dilarang memotret. Di Vihara Dharma Ramsi, pengunjung diperbolehkan mengabadikan gambar dengan kamera. Jadi ga mengherankan kalo disana banyak fotografer berseliweran dengan kamera SLR-nya.

Gambar diambil dari homotography.blogspot.com

Malam Valentine’s day, Gunadi dan Yuni ngajakin gw untuk berkaraoke di salah satu mall di Bandung. Mereka menjemput gw, lalu di perjalanan Gunadi dan Yuni bilang kalo mereka juga mau jemput Teja dan Cindy untuk diajak karaoke. Buat gw sih ga masalah, coz lebih banyakan yang ikut akan lebih seru. Jadilah malam itu kami karaoke berlima: gw, Gunadi, Yuni, Teja, dan Cindy.

Sepanjang perjalanan pergi maupun pulang, Cindy ngoceh terus. Dia bilang kalo gw itu cocok sama Vania dan bla bla bla... padahal gw udah bilang dengan cukup jelas dan lugas kalo Vania itu bukan type gw. Mulutnya yang nyinyir ngomong, gw mau nunggu apa lagi? umur sudah lebih dari cukup tapi masih sendiri aja dan lain sebagainya. Gw hanya senyum-senyum aja coz nganggap itu hanya sebagai candaan aja. Tapi anehnya makin lama Cindy bukannya berhenti ngomong, tapi malah makin gencar menyerang gw dengan mempromosikan Vania itu gini gitu gini gitu... Sotoy bener ni orang, baru juga kenal udah ngomong soal bibit bebet bobot, tau gw jg kagak!!! Gw sudah hadapin dia mulai dengan ngomong halus, sampai nada bicara gw sedikit meninggi tapi dia tetap nyerocos terus seperti petasan banting. Dia makin semangat mengolok-olok gw,  karena teman-teman gw pada ketawa-ketawa. Dia seakan-akan ga ada ada energi tambahan untuk melecehkan gw dengan modus menjodohkan gw dan Vania. Akhirnya gw diemin aja. Gw malam itu pulang dengan sedikit kesal.

Jumat malam, tanggal 22 Februari 2013, sepulang dari badminton gw, Gunadi, Yuni, dan Axel mengisi perut di kedai Nasi Kuning di daerah Pasirkoja. Kami hampir selesai makan waktu ada sebuah sepeda motor parkir di dekat tempat duduk kami. Eh ternyata penumpangnya adalah pasangan suami isteri Teja dan Cindy. Jadilah mereka gabung ke meja kami.
Dan lagi-lagi si gembrot bermulut nyinyir mulai menggoda-goda gw, dengan sok menjodoh-jodohkan gw dan Vania.

"Nyari yang kaya gimana lagi sih loe?” kata Cindy.
“Ya, nyari yang cocoklah sama selera gw.” jawab gw.
“Padahal dia pendidikannya bagus, dari keluarga baik-baik, karier bagus, punya rumah dan mobil...” sambungnya.
“Itu saja ga cukup, kan kudu ada chemistry dan rasa cinta...” sahut gw.
"Ah cinta mah bisa tumbuh nanti juga!!” kata Cindy
“Tapi gw maunya cintanya bukan nanti, tapi harus sekarang sebagai landasan pernikahan.” Kata gw, jelas.
“Emang apa alasannya loe ga suka sama si Vania?” tanya Cindy.
“Tidak cantik, gendut, dan umurnya lebih tua dari gw.” jawab gw asal.
“Soal mau cantik mah kan bisa dipoles, soal gendut bisa diet dan olahraga........”
“Tapi kalo umur lebih tua ga bisa dirubah kan???” gw memotong pembicaraan.
“Sekarang umur berapapun bisa hamil dan melahirkan dengan aman. Jadi ga ada masalah dong?” Cindy berargumen.
“Tapi gw maunya sama yang lebih muda dari gw. paham??” jawab gw lugas.
“Malah makin mesra lho kalo sama-sama cinta di usia senja!!! ha ha ha” kata-kata Cindy tajam menusuk, diakhiri dengan tawanya yang menyebalkan.
“Gw tantang, berani tarohan ga? menurut ramalan gw loe bakal jadi sama si Vania” tantang Cindy.
“Siapa takut?!!! gw yakin banget 1000% bakal menang!!!” jawab gw mantap (ya iyalah gw kan homo, mana bisa ramalan murahan gitu bisa menggoyahkan ke-gay-an gw he he he...).
Ingin rasanya gw menyumpal mulut si Cindy dengan kaos kaki gw, untuk menghentikan bacotnya, tapi gw masih bisa menguasai diri.
“Aalaaah... kalo loe sudah disodorin si Vania dalam keadaan telanjang mah, pasti bakal nafsu juga!!! ha ha ha....“ kata-katanya makin menyebalkan. Dia merasa diatas angin dan jadi pusat perhatian diantara kami. Dia seakan-akan tidak ada puas-puasnya mengolok-olok gw. Sementara teman-teman gw yang lain kebanyakan hanya diam dan sesekali tertawa.
“Gw ga akan horny liat cewek gembrot telanjang!!! Mana bisa gw nafsu kalo liat bentuknya aja kaya babi panggang ngangkang!!!" Gw sudah tidak bisa menahan emosi lagi. Sebenarnya Vania tidak terlalu gendut, dan kalimat itu aslinya ditujukan buat si gembrot Cindy. Mendengar kata-kata gw itu, dia tertegun. Mungkin dia shock dan tersindir. Teman-teman yang lain pun jadi terdiam...

Gw sudah males meladeni bacot si gembrot. Gw sangat tersinggung, karena status gw yang tidak menikah dijadikan bahan olok-olokan dan tertawaan. Apa haknya dia mencampuri urusan pribadi gw?? Baru juga kenal, sudah berani macam-macam.

Keesokan siangnya ada pesan masuk via whatsapp, ternyata dari Cindy (semua asli tanpa editan, kecuali memperjelas kata-kata yang disingkat).

Cindy:
“Farrel, jangan marah ya soal semalam. Gw kan cuma becanda doang soal jodoh-jodohan loe sama si Vania.”

Farrel:
“Mau ga marah gimana? Gw udah dijadikan bahan olok-olokan  kaya gitu sama loe. Buat loe lucu, buat gw najis.

Loe juga ga suka kan kalo kekurangan diri loe dijadiin becandaan sama orang lain? Kalo gw omongin sama si Vania tentang kejadian kemaren malam, gw yakin dia juga bakal tersinggung.”


Cindy:
“Gw juga begitu karena gw ikut-ikutan si Yuni aja, tar gw bilangin si Yuni juga dech supaya jangan main gitu-gituan”.

Farrel:
 “Ga juga, si Yuni ga pernah kaya gitu. Dia ngomong 1 kata, loe nyerocos ratusan kata.”


Cindy:
“Yee, gw dibalakin dia beberapa hari yang lalu bahas si Vania, tapi gw bermaksud serius dia sama loe. Kayanya dia juga ga suka sama loe tuh.”

Farrel:
 “Kalo orang sudah bilang ga suka, ya sudah tutup mulut. Gw jg ga ngerasa ke-geer-an. Mau suka atau kagak, ga ngaruh buat gw mah."

Cindy:
“Si Vania juga gitu kali...”

Farrel:
 “Iya, the point is: Jangan turut campur!!”

Cindy:
 “Yee, kemaren kan becandaan aja... kok nyolot sih?!!”

Farrel:
 “Gw ga suka cara becandaan loe. Makanya gw nyolot!!”

Cindy:
 “Baru dech gw punya temen yang seperti loe, loe jahat omongannya sama orang lain, tapi loe ga mau dibecandain. Pantesan aja temen loe terbatas. Dan begini dech ternyata, Sorry ya gw delete loe, karena gw juga ga suka sama loe!!!” Jadi sampai kapan pun loe mah bakalan sendiri!!!

Farrel:
 “Sudah salah ga nyadar-nyadar juga!!! Dasar Gembrot!!!”

Dan gw langsung memblokir dia dari Whatsapp.

Mungkin dia merasa ga puas, dia yang bilang mau ngehapus pertemanan, tapi keduluan diblock sama gw. Lalu dia kirim sms.

Cindy:
 “Loe jaga dech hidup loe!!! Jangan bisanya cuma berani di whatsapp. Datang kesini!!! Mau main pengacara?

Farrel:
“MALES!!!”

Cindy:
 “Makanya jadi laki jaga tuh!!! Jangan begitu, pantesan aja loe ga kawin-kawin dan temenan loe terbatas, jahatin orang pake mulut loe jago. Tapi ga tau becandaan!!! Aneh Loe.”

Farrel:
“Sia teu ngarasa aneh???  Tau loe apa yang  pernah si Teja bilang sama si Yuni?? Tanya aja sama si Yuni, gw mah cukup tau aja.

Udah ya, gw ga mau balas sms loe lagi.”

*Catatan 1: Sia teu ngarasa aneh = Loe ga ngerasa aneh??? ‘sia’ = kamu (B. Sunda kasar).
*Catatan 2: Teja pernah curhat sama Yuni, kalo dia sering masturbasi gara-gara kurang nafsu sama isterinya dan mau cari selingkuhan.

Dan setelah sms terakhir itu, Cindy menyerang gw dengan sms terus-menerus tapi gw cuekin. Gw udah males ngadepin orang kurang waras kaya gitu.

Cindy:
 “Loe bilang gw gembrot, gpp. Gw gembrot tapi udah kawin dan punya anak. Gw udah laku. Trus loe??”


Cindy:
 “Ya udah kalo ga suka, datang aja kesini, loe tau kan rumah gw? Atau mau main pengacara??? Tar gw kirim si Pak Priatna ke rumah loe.”

Cindy:
 “Loe siapa? Pake bilang sia segala?? Loe ga sekolah ya???”

Cindy:
 “Introspeksi dirilah!!!! Loe kan lebih tua dari kita semua, tapi sifat loe lebih kekanak-kanakan dari kita semua!!!!"
*Catatan: yang sebenarnya paling tua itu Vania, dia 2,5 tahun lebih tua dari gw.

Cindy:
 “Sorry ya, gw ga  mau punya temen yang ngomong pake sia!!! Kasar dan tidak makan sekolahan!!! Jangan balas sms ini lagi, gw ngeri punya kenalan tapi tidak berpendidikan dan tidak menyenangkan seperti loe!!!"

Hadoh, apa ga kebalik ya kata-kata itu sebenarnya lebih tepat kalo ditujukan buat dirinya sendiri? Kenal aja baru 2 minggu. Ketemunya juga baru 3 kali. Tau apa dia soal teman-teman gw?? pake bilang gw cuma punya teman dengan pergaulan terbatas. Tau apa dia soal pendidikan gw??? halloooo.... dan gw berani diadu kepintaran sama otaknya yang penuh lemak itu wkwkwk... Soal gw disumpahin ga bakal kawin-kawin? Kagak usah disumpahin juga gw mah emang ga akan kawin-kawin sama cewek. Puas??? wkwkwkwk....
Main pengacara?? Kagak perlulah, gw cukup punya nyali buat ngadepin seorang diri orang yang kaya gini mah!!!

Tapi gw tetap konsisten dengan omongan gw, kalo gw ga akan balas sms dia lagi. males ya menghadapi orang stress kaya gitu.  Biarkan anjing buduk menggonggong, selebritis tetap melenggang ha ha ha....

O ya, selagi gw menghadapi teror sms itu, gw juga sambil whatsapp-an jg sama Yuni. Yuni  mengirimkan foto-foto semua percakapan BBM dia dengan si Cindy. Disitu terlihat jelas si Cindy memang biang kerok. Sama Yuni menjelek-jelekkan gw dan Vania. Sementara sama gw, dia memfitnah Yuni yang ngomporin dia buat ngolok-ngolok gw.

Ngerasa ga akan enak hubungan pertemanan gw dengan Teja. Gw mengirim sms kepada Teja.

Farrel:
“Sorry ya, gw jadi ribut sama isteri loe gara-gara masalah kemaren malam. Dia sms terus-terusan menghina-hina gw. Tapi gw cuekin. Orangnya keras kepala ya. Emosi gw jadi terpancing. Sekali lagi sorry ya, kalo masalah ini bikin ga nyaman hubungan pertemanan kita. Gw yakin loe bisa lebih bijak melihat masalah ini.”

Teja:
“Istri gw emang sableng. Maklum ga punya bapak. Ga usah diladenin.”

Farrel:
“Ok thank’s ya.”

Teja:
“Tapi ga usah dibilangin, omongan gw ini sama Yuni, tar bisa diterusin sama isteri gw.”

Farrel:
“Siiiip...”

Wah, gw baru tau.  Ternyata si Teja termasuk golongan suami-suami takut isteri alias susis he he he...

Sore harinya sekitar pukul 16.00 WIB ada telepon masuk dari nomornya Teja. Waktu gw angkat, terdengar suara histeris di hp gw. Teriak-teriak tapi suaranya sedikit kurang jelas. Mungkin hp nya sengaja diloudspeaker. Tapi gw hafal, itu suara Cindy.

Cindy: “Ngapain loe lapor-lapor sama suami gw? Yang bermasalah kan loe sama gw!!!”

Farrel: “Biar loe diajarin etika sama suami loe!!!”

Cindy: “Kurang ajar!!! Sini loe kalo berani!!!”

Farrel: “Ogah!!! Loe yang bikin masalah. Gw yang kudu kesitu?? Males banget!!! Emang siapa loe???”

Cindy: “Bilang aja loe ga berani!!! Dasar banci loe!!!!”

Farrel: “Kalo gw banci, loe apaan dong??? Karung beras?!!??”

Dan hp pun terdengar dimatikan he he he....

Malam harinya gw, Yuni, Gunadi, Vania, dan Axel ngumpul di salah satu food market. Disana kami membahas tentang kejadian tadi siang. Dan ternyata Yuni sudah dihapus dari teman BBM oleh Cindy, gara-gara dianggap memihak gw (Yuni di-delete contact BBM Cindy dan Teja). Gunadi yang ga ada hubungannya dengan masalah ini pun turut kena delcon weeeksss... Kita-kita jadi penasaran dan nyuruh buka list contact BBM di BB-nyaVania. Dan ternyata dia juga sudah di delcon wkwkwkwk... Ada-ada saja ya.

Gw sengaja ga menghapus history chatting Whatsapp dan sms dari Cindy. Buat jaga-jaga aja, siapa tau kasus ini jadi panjang. Tapi feeling gw sih, dia cuma gertak sambal doang alias omong kosong.

Gw sampai terbawa emosi lho menuliskan kisah ini. Gw dapat hikmahnya dari kejadian ini: yaitu gw harus bisa lebih menguasai diri gw, jangan mudah terpancing.
Kalo bisa hindari berteman dengan orang biang cekcok dan stress kaya gitu lagi. Ya, intinya pilih-pilih teman itu wajib hukumnya he he he...

Conclusion:
Menjadi gay dan memilih untuk hidup sendiri memang harus punya energi ekstra. Karena di luar sana masih banyak orang yang berpikiran picik, dan tidak bisa menghargai pilihan hidup orang lain.

17 komentar:

  1. Sayangnya orang2 seperti Cindy akan selalu ada dan akan selalu rese dimanapun kita berada dan apapun yg kita lakukan, bahkan jika kita bukan mereka akan tetap rese.

    Setuju dgn hikmah yg diambil mas Farrel. Mendingan cuekin dan masa bodo dgn omongan mereka dari awal sebelum benar2 memanas.

    Nice writing anyway :)

    BalasHapus
  2. Farrel....take it easy bro, tomorrow would be fine...anggab hari sial kamu hehe
    .stevan

    BalasHapus
  3. @Findarto Elensar: Kamu betul bro, jangankan kita bikin ulah. Kita diam pun orang" kaya gitu mah tetep aja bikin masalah.
    Thx buat apresiasinya, bro :)

    @Anonim/Stevan Stevanovic: Thx ya, Stevan buat dukungannya. Semoga semuanya berjalan dengan baik. Amiiiiin.

    BalasHapus
  4. waduuuhhhh seruu tuchh,, kadang Qta juga sebenernya males kalo harus berurusan sama orang kaya gitu.. tapi juga kadang nich mulut juga suka gatel pengen bales tuch orang..intinya rasa sakit yg Qta rasa'in dia juga harus rasa'in hahhahhahhaa ( nasehat yg salah hehehhe )

    Nyantai aja ko.. Ambil hikmahnya aja..

    BalasHapus
  5. @Cameo: Bener banget tuh. Orang kaya gitu mah kalo kita sabar makin berani. kalo dibiarin makin ngelunjak. Ya sudah,mendingan menjauh dan ga berhubungan sama sekali.
    Siiip... berdiam dan berpikir jernih jauh lebih baik dalam menyelesaikan masalah :)

    BalasHapus
  6. aku juga pernah tuh py teman kayak cyndy...

    bikin bete dan makan ati banget..

    semangat yah, kak farrel...

    BalasHapus
  7. Kesian Teja nya yah... wkwkwkwk

    Bagus mas, gak usah diladenin yg kyk gitu mah...

    Btw payah cenayang2, masa gak tau mas farel gay ahahaha pyuuuukkk

    BalasHapus
  8. Dear Mr. Farrel.

    hehehe... I've been through this brother. there are a lot of "Cindy" out there. annoying...? banget....

    kadang pengen nimpuk aje pake pot bunga, tapi sayang potnya... halaah..

    kalo gw mah sekrng lebih memilih menjauh. bukan kalah, tapi lebih ke "menjaga hati". supaya gak keceplosan mnghujat balik. gatel pengen bombardir tuh org... hehehe

    seperti biasa. gw suka tulisan lo.
    jadi pengen ngasih oleh2 dr Bali.... ^_^ heheh....

    cheers

    BalasHapus
  9. @novi rahantan: iya sista, kita harus tetap semangat sekalipun harus menghadapi manusia'beracun'kaya dia he he he....

    @Anonim: bener banget, kayanya si Teja makan ati punya isteri menyebalkan kaya gt :) Iya sih, menjauh tentu lebih baik, daripada tetap bergaul tapi mendatangkan masalah.
    Cenayang kalah dong sama gaydar kita" ha ha ha...

    @dj: setuju bro, mengalah bukan berarti kalah, menghindar bukan berati ga punya nyali.
    Kalo dihadapi tar kita cape sendiri, baik fisik maupun bathin.
    satu hikmah lagi yang aku dapet. dengan pernah menghadapi orang kaya cindy, berarti aku bisa lebih siap menghadapi 'cindy-cindy lain' yang ada di luar sana.
    thx ya, udah suka tulisan aku...
    wah asyiiik neh... ada yang mau kirim oleh-oleh dari Bali :)

    BalasHapus
  10. Yaolo Farrel, nasipmu itu lho, kok bisa-bisanya ketemu orang culas macam Cindy! Pyuh ceritanya lebih seru daripada sinetron Tersanjung Lima...

    Sabar ya Farrel ya... Btw aku terlkikik-kikik waktu kamu bilang... Babi panggang ngangkang, hihi...

    BalasHapus
  11. @Bedjo: betapa malangnya nasibkuuuhh... wkwkwk... gpp, bro anggap aja ini salah satu pembelajaran hidup... #cieee sok bijak neh :P kalo di sinetron pasti udah ada adegan tampar menampar ya :) Aduh, makslum orang Jerman. Sinetron tersanjung kan udah almarhum lebih dari 10 tahun yang lalu wkwkwk... sekarang mah sinetronn favoritnya 'tukang bubur naik haji' he he he....
    Karena kamu tinggal di Jerman, kmamu pasti tau dong; bentuk, warna, dan ekspresi(ada ya? he he he...) babi panggang yang lagi ngangkang ha ha ha... pasti cetarrrrrr.... wkwkwk...

    BalasHapus
  12. aduuuuuuhhh baca ini put jadi emosiiiiiii
    pengen ngempesin perutnya cindy aaaaahhhh #tonjok-tonjok bantal

    BalasHapus
  13. @put naki: baru baca doang udah emosi ya, apalagi aku yang ngalamin sendiri :)
    kok kamu yang jadi naik pitam ya? wkwkwkwk #cup cup cup....
    btw, jumat kemaren ternyata suaminya cindy masih datang ke lapang badminton. sikapnya sama aku keliatan agak canggung sih (mungkin malu sama kelakuan isterinya), tapi aku mencoba bersikap wajar, kaya ga pernah terjadi apa-apa.

    BalasHapus
  14. Jangan diseriusin rel...... Waste of time menurut gw. Dulunya gw jg emosi kalo ada kejadian kayak gini, lama2 jadi bahan ketawaan, wakaka.

    BalasHapus
  15. @odit: iya jg sih, mungkin kemaren" tensi aku lagi naik kali ha ha ha... padahal mah ga punya hipertensi juga. amit-amit dah!!
    mendingan mentertawakan diri sendiri daripada ditertawakan orang lain :)

    BalasHapus
  16. jadi emosi banget baca ini, cindynya keterlaluan... :|

    BalasHapus
  17. @Milz: Aku juga kadang masih suka emosi lagi kalo inget apa yang sudah dia perbuat sama aku. O ya, tapi suaminya sih masih suka main badminton bareng aku, dan ga ada masalah.

    BalasHapus