Jumat, 20 Agustus 2010

Ivan

Ivan adalah seorang anak yang istimewa, dia hadir membawa keceriaan di dalam keluarga kecil yang sedang mengalami carut marut kemiskinan. Dia terlahir dari rahim seorang ibu yang sedang kurang sehat badannya, hingga sepanjang hidupnya Ivan ga pernah merasakan nikmatnya air susu dari ibu yang melahirkannya. Ivan terpaksa lahir sebelum waktunya karena ibunya terjatuh sewaktu mengandungnya dan mengalami pendarahan. Tapi untunglah nyawa ibu dan anak ini tertolong.

Ivan tumbuh tidak seperti balita pada umumnya. Dia sering sakit-sakitan, mungkin karena tidak mendapatkan ASI dan asupan gizinya yang kurang memadai.
Namun demikian Ivan tetaplah anak yang manis, tiap orang yang melihatnya pasti jatuh hati, ingin menggendong dan mencium pipinya.

Ibunya sangat menyayangi Ivan, karena sebelumnya ia telah kehilangan 2 puteri kembarnya yang meninggal karena sakit. Waktu itu anaknya hanya tinggal si sulung Max dan Ivan.

Kedekatan sang bunda dengan Ivan begitu dalam, Ibunya sangat menyayangi dia walau dalam keterbatasan ekonomi. Perhatian ibunya sepenuhnya tercurah buat anak kesayangannya, Ivan. Hanya sesekali Ivan ditinggal dan diasuh oleh tantenya, itu pun kalo keadaan sangat memaksa.

Suatu hari ivan menangis sangat keras, tidak seperti biasanya dia rewel dan susah dihentikan tangisnya. Berbagai cara telah dilakukan oleh ibunya, namun tak jua membuatnya berhenti menangis. Setelah hampir satu jam Ivan rewel akhirnya dia tertidur pulas, mungkin karena kecapean. Tak lama kemudian dia terbangun lagi karena buang air besar. Diiringi tangis, namun kini tangisnya tidak sekeras sebelumnya. Ketika ibunya mencebok dan mempersihkan pantatnya di kamar mandi, Ivan terdiam dan tubuhnya melunglai. Ivan meregang nyawa dalam pelukan bunda tersayang. Di umurnya yang baru 1 tahun 7 bulan Ivan meninggalkan orang-orang yang sangat menyayanginya. Jerit histeris dan tangisan pilu membahana di rumah keluarga kecil itu.

Akhirnya Ivan pun dimakamkan, berderet dengan makam kakak perempuan kembarnya. Sebelum dimakamkan, nenek tiri Ivan melakukan ritual memberi satu tanda noktah hitam di jasad Ivan.

Sepeninggal Ivan, sang ibu menjadi pemurung. Dia dilanda kesedihan yang berkepanjangan. Berbulan-bulan sang ibu menangisi kepergian putera kesayangannya. Sang ibu seperti kehilangan sebagian nyawa hidupnya, semangat hidupnya seperti terenggut oleh kematian putera kecilnya itu.

Beberapa tahun kemudian dia melahirkan anak perempuan, disusul 4 tahun kemudian lahirlah seorang anak laki-laki, yang diberi nama Farrel, itulah gw. Menurut mama, papa dan keluarga lainnya wajah gw mirip banget dengan Ivan. Hanya satu yang membedakannya, di tubuh gw ada anda lahir yang letaknya sama persis dengan noktah hitam yang yang dibubuhkan di jasad Ivan sebelum dia dimakamkan. Rupanya inilah maksud dari ritual nenek tiri gw itu, dia seperti memanggil kembali Ivan, yang menjelma di tubuh gw. Entahlah percaya atau tidak, tapi ini benar-benar terjadi dan gw mengalaminya sendiri.

Kelahiran gw, berangsur-angsur menyembuhkan luka mama atas meninggalkan Ivan. Luka bathin mama seperti terobati mendapatkan bayi yang wajahnya mirip dengan putera kesayangannya. Tak heran dari dulu sampai sekarang, mama memberikan perhatian lebih kepada gw. Gw jadi anak kesayangannya. Mungkin karena gw dan Ivan memiliki banyak kesamaan. Mama dan papa sering menceritakan kisah tentang Ivan kepada gw, tak heran gw merasa mempunyai kedekatan secara roh dengan Ivan.

Bulan Januari 1999, gw ikut tour ke Bali. Waktu di Tanah Lot, seorang perempuan setengah baya menghampiri gw. Perempuan chinese itu masih satu rombongan dengan gw. Setelah ngobrol ngalor ngidul, barulah gw tau ternyata dia adalah seorang Kwa Mia, ahli ramal tradisional china (sejenis paranormal). Paranormal itu, sebut saja namanya Tante Lisa. Lalu dia bicara dengan spontan.
“Kamu bukan anak ibu dan bapak kamu.” kata Tante Lisa.
”Maksud Tante?” Tanya gw penasaran.
”Secara fisik, kamu memang darah daging mereka, tapi kamu bukan anak mereka.” sahutnya.
Gw hanya bengong, ga ngerti apa yang dia bicarakan.
“Kamu berasal dari roh yang dipaksa untuk terlahir kembali untuk menggantikan kakak kamu. Dan tanda lahir itu buktinya.” Lanjutnya, sambil menunjuk tanda lahir gw.
Gw takjub, dan sulit mengeluarkan kata-kata. Dia mengetahui sejarah hidup gw, padahal gw ga pernah bercerita tentang hal ini sama orang lain. Apalagi sama Tante Lisa yang baru gw kenal dalam rombongan tour ini.
“Jangan takut, semuanya akan baik-baik saja kok.” Sahut Tante Lisa.
“Terus apa yag harus saya lakukan, tante?” Tanya gw, meminta saran.
“Jalani saja hidup, sesuai panggilan jiwa kamu...” Jawab Tante Lisa sambil tersenyum menyimpan misteri.
“Farrel, Tante melihat kamu punya gift, semacam anugerah untuk melihat kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa depan.” Sambung Tante Lisa.
“Hmmmhh maksudnya bisa meramal, Tante?” tanya gw.
“Iya, kamu sering punya firasat tentang sesuatu yang akan terjadi kan? itulah bakat kamu. tapi kemampuan itu harus diasah, agar menemukan ketajamannya.” Tante Lisa menjelaskan.
“Kalo mau tau lebih banyak datang saja ke tempat tante.” Kemudian Tante Lisa memberikan selembar kartu nama.
Kartu nama itu masih gw, simpan. Tapi sampai sekarang gw ga pernah menemui Tante Lisa. Gw sendiri merasa takut, karena menurut agama yang gw anut: ramal adalah dosa besar, bahkan dosa itu mengikat sampai keturunan ke tujuh.

Meskipun gw ga peduli, namun gift meramal itu ga hilang begitu saja dari diri gw. Gw berkali-kali meramal teman-teman gw tentang yang bakal terjadi di hidupnya, dan semuanya tepat! Seringkali gw jg kaget dengan apa yang telah gw lakukan.

Suatu kali gw berkenalan dengan seorang perempuan, sebut saja namanya Merry. di mobil kami ngobrol basa-basi. Sampai ke titik dia bercerita tentang keluarganya.
“Sekarang gw hanya tinggal sama Mami dan Papi, kakak gw yang paling gede udah nikah dan tinggal di Jakarta....”
“Robert?” gw memotong pembicaraan Merry. Wajah Merry memancarkan keheranan.
“Tau dari mana kakak paling gede gw namanya Robert?” tanyanya.
“Ga ngerti, gw iseng aja asal sebut he he he...” Kata gw sambil tersenyum.
“Ah loe bohong, pasti loe bisa baca pikiran gw. kita kan baru kenal?” Merry penasaran.
“Hmmhhmm... coba siapa nama kakak gw yang kedua?” Merry bertanya.
“Siapa ya?... Huruf awalnya ‘J’....” jawab gw. Mata Merry terbelalak.
“Truuuusss...?" Merry minta gw melanjutkan kaliamat gw yang menggantung.
“Huruf akhirnya ‘Y’.” Lanjut gw.
“Ayo dong lanjutin, jawab yang komplit.” Merry makin excited.
“Jeffry!!!” jawab gw mantap.
“Gila!!! Kok tepat banget sih?” Merry terhenyak.

Gw sendiri sering merasa takjub dengan apa yang telah gw ucapkan, semuanya bener-bener diluar kendali otak gw. Namun satu hal yang pasti, gw ga bisa dipaksakan untuk meramal, semuanya harus terjadi begitu saja (semacam menunggu ilham yang melintas). Mungkin karena gw tidak serius melatih ketajamannya. Jadi semuanya harus terjadi secara natural.

Gw pernah mencoba belajar sendiri seni meramal dengan kartu tarot. Gw sengaja membeli buku-buku tarot sebagai referensi, dan tentu saja gw juga memiliki beberapa set kartu tarot. Tapi bagaimanapun juga gw merasa kalo melalui kartu tarot ramalannya masih terasa samar-samar, beda kalo gw meramal dengan berdasarkan ilham yang melintas. Semuanya lebih terang dan jelas. Dulu, kalo mood meramal gw lagi bagus, gw kadang-kadang suka iseng chatting di MIRC, dengan nickname bdg-fortune-teller, untuk meramal binan yang lagi chatting he he he...

Gw seringkali bisa ngeramalin nasib orang lain, tapi anehnya gw ga bisa membaca nasib gw sendiri. Gw ga bisa tau apa yang akan terjadi di kehidupan gw, huh menyebalkan he he he... Tapi gw malah menikmatinya, karena setiap hari adalah misteri buat gw.

Sampai saat ini gw masih ga ngerti adanya keterkaitan antara gw, Ivan dan bakat meramal gw. Tapi yang terpenting, gw mensyukuri kehadiran gw di dunia ini yang pernah menjadi penyembuh luka bathin mama gw tersayang. I love you Mom... I love you Ivan...

Conclusions:
Kita harus belajar mensyukuri keadaan diri kita apa adanya. Karena dengan bersyukur artinya kita telah belajar ikhlas menerima takdir pemberian Yang Maha Kuasa.

12 komentar:

  1. jagan ramal aku, aku gak suka diramal.

    BalasHapus
  2. Huehehehe, kok sama kayak Tobi ea :D bedanya Tobi kalo ngeliat masa depan buat Tobi, Tobi malah ga bisa menghindarinya, cenderung pasrah buat ngejalaninya, tapi keuntungannya, sdh tau, jd udah antisipasi gmn rasanya :D

    BalasHapus
  3. wachh kalo d asah bisa jd pengganti MaMa Laurent nichh hehehheheh...

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Errr.....gw baru baca di kamus internal handphone gw, fortune-teller *dikasih strip....artinya kok tukang tenung? Kalo ga pake strip artinya tukang ramal. Jadi? Hahahaha......hmm....ga usah dijawab, biar BaS ramal jawabannya.....hehehe....kidding!

    Nice post ,om. Like this deh!

    BalasHapus
  6. blogwalking... :)
    salam kenal, salam kenal....

    BalasHapus
  7. @fai: Jadi ketahuan dech loe tuh parno sama dunia mistis, seru neh buat dikerjain he he he...
    @B: Wah ternyata gw ada temen neh, senangnya...
    @Laroekoe: Ga segitunya ah, ga mau terlalu jauh takut tar ga tau jalan pulang (lho kok? hihihi...).
    @BaS: ya namanya jg nickname di MIRC kan ga boleh ada spasi (halah dijawab pula wkwkwk...). mungkin awalnya jd fotune teller level berikutnya jd fortune-teller (hati-hati lho jangan sembarang ngomong he he he...)
    @ferdivolutions: iya salam kenal juga, thx udah mampir. selamat menjelajah keping demi keping mozaik hidup gw... dan loe akan tahu seperti apakah diri gw seutuhnya.

    BalasHapus
  8. awalnya sedih, tengahnya sereem mpe merinding, akhirnya seruu.. jadi pengen diramal lagiii..
    *aq pernah diramal lewat baca garis tangan*
    penasaran isi ramalannya sama gak kalo farrel yg lamar.. eh, ramal.. :P

    BalasHapus
  9. @andro_danish: masa sih bikin serem? he he he... boleh kok, tar kpn" docoba aja.

    BalasHapus
  10. Dear Mr. Farrel
    gw harus baca ulang postingan lu kali ini. gw sempat baca dan kali ini gw baca lagi. Coba lu asah lagi deh firasat lu itu. jangan di ignore. trust me. gw tau apa yang lu rasain.

    BalasHapus
  11. @Dj: Wah thx buat supportnya. i'll try bro. aku sekarang cuma membiarkannya 'ngalir' aja. menghambat tidak, mempertajam juga tidak. lagian aku ga tau cara mempertajamnya gimana he he he...

    BalasHapus